Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015

Jakarta. Pembangunan kota ke depan, yang berorientasi pada kenyamanan, keamanan, kesejahteraan dan kesehatan bagi masayarakat menjadi harapan dan dambaan bersama. “Ada penghijauan, ada angkutan umum, rumah bertingkat, lingkungan yang bersahabat, dan sebagainya. Bagi kita semua, itulah cita-cita yang harus kita laksanakan,” tutur Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 di Cendrawasih Room, Jakarta Convention Center, Selasa 24 Maret 2015.

Wapres mengapresiasi inisiatif dan kerjasama sinergis yang dibangun antara Kompas Gramedia, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam mewujudkan kota-kota cerdas di Indonesia.

Kota, lanjut Wapres, selalu memiliki daya tarik bagi masyarakat untuk ditinggali, karena faktor perekonomian seperti industri, jasa dan perdagangan, yang bergulir dinamis di perkotaan. Itulah yang menyebabkan urbanisasi masyarakat dari perdesaan ke perkotaan. “Bahwa kota harus berfungsi secara ekonomi dan memberikan dampak ekonomi yang kuat bagi masyarakat,” ujar Wapres.

Pembangunan kota yang cerdas, ungkap Wapres, dibutuhkan dukungan dua hal, yakni kepemimpinan yang kuat dan kedisiplinan warganya. Wapres kemudian mencontohkan bagaimana mendiang PM Singapura Lee Kuan Yeuw dalam memimpin negara kota seperti Singapura, yang saat ini begitu maju dan disegani di dunia. “Belajar dari Singapura, lebih banyak kata “Tidak” daripada kata “Ya”. Lebih disiplin dan tegas,” ujar Wapres.

Kemudian Wapres berpesan kepada para walikota yang hadir di acara tersebut, untuk mengikuti pengalaman Lee Kuan Yeuw dalam memimpin Singapura, agar menerapkan aturan dan disiplin dengan tegas dalam membangun kota. seperti tidak lagi mengubah lahan terbuka menjadi mall.

Dalam kesempatan ini, Wapres juga mengingatkan pentingnya pelibatan aktif warga masyarakat dalam mewujudkan kota, terutama aspek kesehatan. Warga, kata Wapres, diharapkan dapat bergotong royong secara berkala membersihkan kotanya. “Berikan saja sekop sejuta kepada warga kota di Jakarta ini. Kemudian semua orang wajib untuk membersihkan selokan di depan rumah, atau depan kantornya,” pesan Wapres.

Wapres juga mencermati minimnya ruang terbuka untuk aktivitas olahraga di kota-kota besar sekarang ini, sehingga prestasi olahraga pun tak kunjung diraih. “Rumah vertikal di kota-kota besar, agar ada halaman dan lapangan yang luas, ada penghijauan, ada tempat untuk berlari,” ujar Wapres.

Sementara itu, sebelumnya CEO Kompas Gramedi Agung Adiprasetyo melaporkan bahwa Kompas menginisiasi untuk mengukur indeks dan perkembangan sebuah kota dalam memanfaatkan teknologi agar tercipta keamanan, kenyamanan sekaligus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi bagi kehidupan masyarakat. “Diharapkan akan ada lebih banyak kota di Indonesia, yang menjadi tempat hidup yang membahagiakan,” ujar Agung.

Saat ini sudah ada 67 kota di Indonesia yang menyambut baik dan menyatakan ikut berpartisipasi dalam pembangunan indeks kota cerdas.

Selain itu, Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengungkapkan konsep kota cerdas melibatkan tiga komponen utama, yakni teknologi, proses tata kelola dan dukungan manusia atau masyarakat. ITB dalam program ini membuka forum open innovation sebagai wadah bagi akademisi, pemerintah, masyarakat dan industri untuk bersama-sama meneliti dan mewujudkan kota cerdas.

Turut hadir dalam acara kali ini, Meneg PPN/Kepala Bappenas Adrinof Chaniago, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Dirut PGN Hendi Prio Santoso. (Taufik Abdullah)

****