Penutupan Forum Bisnis Indonesia – Inggris

Jakarta. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi Indonesia untuk meningkatkan konektivitas, untuk menghubungkan pulau-pulau, dan juga konektivitas untuk dapat mendukung pasokan energi yang dibutuhkan. “Dulu, laut adalah pemisah pulau-pulau, tapi kini laut adalah penghubung sekaligus pemersatu pulau-pulau itu,” ucap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam sambutannya pada UK-Indonesia Business Forum, Selasa, 28 Juli 2015, di Shangri-La Hotel, Jakarta.

Untuk menghadapi tantangan konektivitas ini, pemerintah akan membangun lebih banyak bandara, pelabuhan, dan pembangkit listrik, terutama di bagian timur Indonesia. “Untuk menambah pasokan energi, pemerintah Indonesia akan membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt. 10.000 MW akan diproduksi oleh PLN dan 25.000 MW oleh investor swasta. Pemerintah berharap bahwa 25% dari pasokan energi nasional berasal dari sumber daya terbarukan,” ucap Wapres.

Di awal sambutannya, Wapres menjelaskan bahwa Indonesia dan Inggris memiliki hubungan yang erat sejak tahun 1949. Pada kunjungan Perdana Menteri (PM) David Cameron di tahun 2012, hubungan tersebut semakin kuat karena kedua negara membentuk Joint Statement On Closer Cooperation Between The Republic of Indonesia and The United Kingdom dan juga peluncuran kembali Indonesia–UK Partnership Forum. “Dalam statement tersebut, kita sepakat bahwa perdagangan dan investasi merupakan elemen penting bagi Strategic Partnership,” kata Wapres.

Inggris, kata Wapres, merupakan mitra terbesar keempat perdagangan Uni Eropa di Indonesia, dan investor terbesar kelima di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut. Indonesia, kata Wapres, menjadi negara non-Eropa yang pertama kali dikunjungi, setelah Cameroon terpilih kembali menjadi PM untuk kedua kalinya. “Tentunya hal ini membanggakan kami,” ungkap Wapres.

Menurut Wapres, Indonesia negara yang tepat untuk berinvestasi, mengingat dalam empat tahun terakhir, Indonesia mampu menjaga tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 5% yang membuatnya menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi lebih cepat di ASEAN. Namun, di tahun 2014 sampai 2015, perdagangan ekspor Indonesia mengalami stagnasi, hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi dunia yang sangat lambat.

Oleh karena itu, ungkap Wapres, pemerintah berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut dengan memprioritaskan pembangunan di lima sektor, yaitu pertanian, perikanan dan kelautan, energi, industri, dan pariwisata. “Pertanian menciptakan banyak pekerjaan, penting bagi produktivitas masyarakat,” ujar Wapres.

Oleh karena itu, Wapres mengajak para investor yang hadir untuk mengambil peluang ini. Wapres mengungkapkan, untuk kemudahan melakukan bisnis, pemerintah telah meluncurkan one stop service untuk penerbitan izin investasi, yang merupakan Quickwin Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga menyampaikan apresiasi kepada para investor Inggris yang telah berinvestasi di Indonesia. “Kami apresiasi investasi dari pebisnis Inggris, seperti sektor energi. BP (British Petroleum) di Tangguh merupakan projek yang besar di Indonesia, di Papua. Banyak perusahaan di sektor tambang dan energi. Salah satu perusahaan terbesar Indonesia, Astra, mayoritas dimiliki oleh perusahaan Inggris,” ujar Wapres.

Melalui UK-Indonesia Business Forum ini, Wapres mengajak investor Inggris juga turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Saya berharap, dengan keterlibatan investor Inggris ini, tidak hanya secara signifikan meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua negara kita, tetapi juga memperkuat Strategic Partnerhsip kita secara keseluruhan,” ungkap Wapres.

Indonesia Miliki Potensi Besar

Sejalan dengan Wapres, PM David Cameroon juga mendukung peningkatan investasi dan perdagangan di Indonesia. “Ketika saya berbicara tentang Indonesia, itu berarti bisnis,” tegas Cameroon.

Menurut Cameroon, Indonesia memiliki potensi yang besar. Dengan jumlah penduduk 250 jiwa, 70 ribu pulau, munculnya kelas menengah, populasi anak muda, dapat memberikan peluang untuk berinvestasi, termasuk pembangunan infrastruktur yang besar. Cameroon yang membawa 30 delegasi dari perusahaan ternama di Inggris, juga meyakini, Indonesia yang telah menjadi negara ke-16 dengan ekonomi terbesar di dunia, pada tahun 2030 akan menjadi 10 terbesar di dunia. “Kami ingin menjadi bagian dari pertumbuhan itu, kami ingin berbagi dalam kesuksesan ini,” ucap Cameroon.

United Kingdom (UK) – Indonesia Business Forum merupakan pertemuan delegasi pebisnis Inggris dan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, terutama perdagangan dan investasi. Hadir dalam forum tersebut, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said serta para pengusaha yang tergabung dalam KADIN. (Siti Khodijah)