Gowa, Sulawesi Selatan-wapresri.go.id. Pengalaman berbagai acara lingkungan telah dilakukan melalui proyek demi proyek, seperti reboisasi, penghijauan, dan lainnya, tetapi tetap saja lingkungan tidak menjadi baik, bahkan banyak proyek lingkungan ini diselewengkan. Untuk itu, pola pelestarian lingkungan harus diubah, yaitu pelestarian lingkungan yang dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri kemudian dipelihara dan bermanfaat untuk mereka sendiri.

“Kita sebagai manusia tentu makin sadar akan arti lingkungan, bahwa untuk kualitas hidup yang baik maka lingkungan harus baik, sehingga dibuatlah semua upaya untuk melibatkan juga seluruh masyarakat dan menjadikannya bermanfaat untuk masyarakat, apabila itu tercapai barulah lingkungan itu akan sustainable,” ungkap Wapres dalam acara Penanaman 100 Juta Bibit Bambu secara Nasional di Desa Lanna, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu, (10/9/2016).

Wapres menjelaskan, bahwa pola kombinasi diterapkan dengan melibatkan pemerintah dengan masyarakat dengan cara masyarakat membuat bibit, pemerintah membeli kemudian ditanam dan dipelihara rakyat, diawasi oleh kodim, kapolsek, dan sebagainya, kemudian manfaatnya dirasakan semuanya. Program penanaman bambu ini memang terinspirasi oleh Gerakan Revitalisasi Lahan dan Hutan (GERHAN) yang dilakukan beberapa tahun yang lalu.

“Saya bilang ukuran keberhasilan penghijauan adalah sungai. Kalau sungai kembali biru, itu berhasil. Kalau itu sungai keruh itu berarti di DAS [Daerah Aliran Sungai]-nya masih ada terjadi penggusuran kebawah, itu ukurannya, tak usah pakai statistik, lihat saja warna sungai,” jelas Wapres.

Lebih lanjut Wapres menyatakan bahwa di setiap sungai pasti ada proyek talud. Talud ini lama-lama akan pecah dan menyebabkan longsor, yang artinya akan ada penggantian dan menghabiskan dana milyaran, tetapi lingkungan tetap gersang. Hal inilah yang kemudian memicu pemikiran untuk menanam pohon, dan pohon yang efektif dan berguna untuk masyarakat serta cepat dan juga tahan iklim di lerang-lereng serta dimanapun ialah bambu, karena bambu mempunyai manfaat mulai dari akar sampai daun. Ditambah lagi Indonesia salah satu negeri yang mempunyai jenis-jenis bambu yang baik.

“Jangan lupa bambu itu melambangkan apa saja, tapi yang paling diingat bahwa kepahlawanan itu ada di bambu, bambu runcing. Tidak pernah orang berbicara revolusi tanpa menyebut bambu runcing. Dalam perjuangan tidak pernah mengatakan pake M16, selalu mengatakan perjuangan bambu runcing, karena disitulah berbagai simbolik ada di bambu dan itu artinya ada berbagai manfaat bambu,” seru wapres.

Wapres mengatakan bahwa alur di dunia ini berputar. Masyrakat makmur, hijau karena air, air ada karena hutan, hutan ada karena hujan, hujan karena uap, uap karena air. Tetapi begitu rantai ini ada yang hilang maka yang ada hanya banjir dan kekeringan yang terjadi. Sementara apabila ada hutan yang baik dan pohon yang baik maka kehidupan akan berputar dengan baik.

“Itulah harapan kita semua, bahwa lingkungan itu bukan hanya untuk dibaca tapi untuk bermanfaat kepada masayarakat,” tutup Wapres.

Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo melaporkan, bahwa di Kabupaten Gowa dulu memiliki pabrik kertas yang bahannya berasal dari bambu dan kemudian tutup. Oleh karena itu Gubernur mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Wakil Presiden dalam memberikan perintah menjaga lingkungan seperti penanaman bibit bambu ini. Semua pihak merasa yakin ini program ini akan bermanfaat dalam berbagai hal.

Hadir dalam acara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, anggota DPR Komisi IV dapil Sulsel, pemangku utama forum komunikasi daerah, Panglima Kodam 7 Wirabuana, Kapolda Sulawesi Selatan, para Bupati/Walikota se-Sulawesi Selatan, dan seluruh jajaran Muspida Gowa.

Sementara Wakil Presiden didampimgi oleh adalah Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemeratan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Alwi Hamu, Staf khusus Wapres bidang Infrastruktur dan Investasi M. Abduh, serta Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husein Abdullah. (KIP, Setwapres)