Nusa Dua, Bali, wapresri.go.id – Untuk mewujudkan visi Indonesia Maju dan Sejahtera, pemerintah telah menyusun program-program pembangunan, salah satunya di bidang infrastruktur. Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, peran para insinyur sangat diperlukan guna mewujudkan cita-cita ini.
“Tahun 2021 saja, Pemerintah melalui Permenko Perekonomian telah menetapkan pembangunan 208 Proyek dan 10 Program Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai Rp5.600 triliun,” tutur Wakil Presiden (Wapres) pada pembukaan Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) ke-22 di Nusa Dua, Bali, (17/12/2021).
Dalam forum yang bertajuk ” Penguatan Insinyur Profesional Menuju Kepemimpinan Indonesia di Panggung Dunia” ini, lebih lanjut Wapres memaparkan lima hal yang menjadi peran PII ke depan.
“Pertama, dalam rangka Presidensi Indonesia di G20, PII dapat merumuskan rekomendasi kebijakan dan rencana aksi, khususnya terkait tiga fokus yang disampaikan Bapak Presiden. Banyak peluang, kesempatan, dan kekuatan dalam negeri yang dapat dikolaborasikan dengan negara-negara lain untuk mendukung pembangunan nasional,” urai Wapres.
Kedua, tambah Wapres, dengan pengalaman organisasi selama 70 tahun sejak didirikan dan banyaknya anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, PII harus dapat menjadi sarana komunikasi dan kerja sama untuk menghasilkan karya terbaik anak bangsa.
“Saya harapkan, ke depan PII menjadi wadah komunikasi dan sinergi para insinyur Indonesia yang lebih efektif dan menghasilkan karya-karya yang lebih besar lagi,” imbau Wapres.
Ketiga, PII perlu memperkuat inisiasi dalam melakukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, terutama untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi.
“Insinyur profesional memainkan peranan penting dalam menciptakan inovasi dan rekayasa teknologi yang akan mempercepat pembangunan,” tegas Wapres.
Keempat, lanjutnya, PII diharapkan dapat terus mengembangkan kompetensi para anggotanya dan memaksimalkan potensi insinyur profesional untuk dikontribusikan di berbagai bidang.
“Sejarah mencatat, dari tujuh Presiden yang pernah memimpin Indonesia, tiga di antaranya adalah insinyur, yaitu Presiden Soekarno, Presiden Habibie, dan Presiden kita sekarang, Bapak Joko Widodo,” imbuh Wapres.
“Saya berharap akan muncul lebih banyak lagi sosok-sosok insinyur sebagai pemimpin nasional, sehingga memberikan kontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara ini,” urainya.
Kelima, Wapres pun mendorong percepatan penambahan jumlah insinyur profesional agar sejajar dengan negara-negara maju, antara lain melalui sertifikasi profesi.
“Data Kemendikbud mencatat ada sekitar 2.600 insinyur per 1 juta penduduk di Indonesia. Angka ini masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan Vietnam 9.000 insinyur, dan Korea Selatan 25.000 insinyur per 1 juta penduduknya,” pungkasnya. (RN, BPMI – Setwapres)