Jakarta, wapresri.go.id – Idul Adha memiliki makna yang dalam. Bukan hanya sekadar ritual menyembelih hewan kurban, namun Idul Adha menandai peristiwa besar di mana terdapat tauladan yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail, dalam mematuhi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di mana di dalamnya, terdapat nilai-nilai kepatuhan, pengorbanan, dan ujian Allah kepada umatnya.

“Peristiwa ini adalah merupakan contoh yang diteladankan seorang nabi. [Untuk terus mengamalkan tauladan tersebut], peristiwa ini kemudian menjadi tradisi sunah yang kemudian dilakukan umat Islam setiap tahun untuk melakukan kurban,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin dalam Khotbah Idul Adha di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (31/07/2020).

Lebin lanjut Wapres mengungkapkan, terdapat tiga pembelajaran yang dapat diambil dalam memaknai Idul Adha. Pertama, adalah kepatuhan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Ucapan orang itu kalau dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan [perintahNYA], tidak ada ucapan lain kecuali satu, sami’na wa atho’na, kami mendengar dan kami taat. Melaksanakan apa yang diperintahkan dan mereka itu adalah orang-orang yang berbahagia,” terang Wapres.

Kedua, tambahnya, adalah adanya tuntutan untuk berkurban. Wapres menjelaskan, berkurban tidak hanya ditandai secara simbolis dengan menyembelih hewan kurban. Namun, berkurban yang lebih penting adalah berbagi dan menolong kepada sesama, terutama di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini dimana banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam yang berbunyi “Siapa yang telah memiliki kelebihan bekalnya, maka hendaknya diberikan kepada mereka yang membutuhkan”.

“Tapi justru yang paling penting untuk berbagi, terutama untuk menolong orang-orang yang miskin. Apalagi pada masa pandemi ini banyak orang-orang yang hidupnya kemudian menjadi miskin dan kehilangan pekerjaan. Pemerintah [juga] memberikan bantuan, bantuan sosial, untuk menolong mereka,” ungkap Wapres.

Ketiga, Idul Adha memiliki makna bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan senantiasa menguji hambanya dengan memberikan cobaan-cobaan dalam hidup. Sebagai contoh, terang Wapres, salah satu cobaan besar yang sedang diberikan Allah kepada umat manusia saat ini adalah dengan adanya pandemi Covid-19. Dimana seluruh negara di dunia mengalaminya dan berdampak besar pada berbagai sektor kehidupan baik sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Hal ini terjadi untuk meningkatkan ketakwaan setiap umat beragama kepada sang pencipta.

“Allah menyatakan “Pasti akan uji kalian semua dengan suatu ketakutan, dengan rasa takut, dengan kelaparan”. Akan kita coba untuk menguji kesabaran. Karena dalam situasi biasa-biasa saja, tentu orang tidak pernah kelihatan. Tapi akan kelihatan kalau mengalami ujian atau cobaan. Ketabahan-ketabahannya, kepanikannya di situ akan terlihat,” ungkap Wapres.

Oleh karena itu, dalam memperingati Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah ini, Wapres mengajak seluruh umat Islam untuk memaknai tiga pembelajaran tersebut agar dapat meningkatkan ketakwaan setiap umat manusia kepada penciptanya. Ia juga berharap agar seluruh umat dapat melewati cobaan yang sedang dialami dengan baik dan penuh ketabahan.

“Mudah-mudahan dengan Idul kurban, [makna] cobaan-cobaan, pentingnya pengorbanan, kepatuhan kepada Allah ini menjadi pelajaran berharga buat kita. Untuk dijadikan contoh dalam kita mengarungi hidup kita. Mudah-mudahan kita menjadi hamba yang patuh Kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” pungkas Wapres. (NN, KIP-Setwapres)