Berkolaborasi dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baiturrahman, Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), Biro SDM dan Biro Humas, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengadakan kajian Islami bertemakan “Menghindari Fitnah & Gibah, Kunci Keberkahan Hidup” pada Senin (02/12/2024). Acara yang digelar di masjid Baiturrahman Setwapres ini menghadirkan ustadzah fenomenal Dedeh Rosidah, atau yang lebih akrab dengan sapaan Mamah Dedeh.

Dalam ceramahnya, Mamah Dedeh menyebutkan beberapa kunci yang dapat membuat hidup menjadi lebih berkah, dalam kaitannya dengan menjauhi fitnah dan gibah. Adapun kunci yang pertama adalah tidak saling mengolok, karena sejatinya manusia diciptakan oleh Allah untuk saling mengenal, dan bukan saling mengejek.

“Jangan mengejek, jangan menghina. Boleh jadi yang diejek, yang dihina lebih baik daripada kita yang menghina,” tegasnya.

Kemudian, kunci kedua menuju hidup penuh berkah adalah menjauhi perilaku menggunjing (ghibah). Mamah Dedeh menyebutkan bahwa terdapat larangan menggunjing, terkhusus untuk kaum perempuan, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat al-Hujurat ayat 11. Hal ini dikarenakan perilaku menggunjing lebih banyak dilakukan oleh perempuan.

“Ketiga, jangan kalian menghina diri sendiri. ‘Saya yang paling jelek wajah saya dalam keluarga’, jangan, karena (itu) pemberian Allah,” sebutnya.

Adapun yang keempat yaitu tidak memanggil orang lain dengan sebutan yang tidak baik, terlebih dalam kaitannya dengan fisik seseorang. Mamah Dedeh pun mengimbau siapa pun yang pernah melakukan hal yang demikian untuk bertaubat.

“‘Hey gendut’, ‘hey jenong’, hey caplang’, jangan, jenong karena Allah, kuping caplang karena Allah. Kalau ada orang bilang seperti itu, kata Allah, dia tidak termasuk golongan orang yang beriman,” ucapnya sembari mencontohkan.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa manusia diciptakan dengan dua tujuan, yaitu hablum minallah (ikatan dengan Allah) dan hablum minannaas (ikatan dengan manusia). Selain mengutamakan hubungan dengan Allah, manusia juga diwajibkan untuk menjalin hubungan baik dengan sesama manusia.

“Dan ternyata, hablum minallah dan hablum minannas harus seimbang,” jelasnya.

“Contoh, suatu saat seorang sahabat (Nabi) bertanya, ‘ya Rasulullah, saya punya tetangga ibadahanya hebat luar biasa, yang wajib, yang sunnah dikerjakan, cuma mulutnya rombeng [menyebabkan] banyak orang sakit hati, dihina, diejek sama dia, diolok-olok. Yang saya tanyakan, tempatnya di mana?’, dengan tegas mengatakan Rasul, ‘tempatnya neraka Jahannam’,” imbuhnya sembari mengisahkan

Selanjutnya, kunci keberkahan yang kelima adalah menghindari perilaku suudhzon. Sementara yang keenam, menghindari mencampuri urusan orang lain.

“Ya Allah jauhkanlah [kami] dari fitnah dunia, fitnah akhirat, fitnah kematian, fitnah datangnya dajjal. Na’udzubillahi min dzalik,” pungkasnya.

Jakarta, 2 Desember 2024
Biro Pers, Media, dan Informasi
Sekretariat Wakil Presiden