Jakarta, wapresri.go.id – Teknologi dan media sosial adalah sebuah alat penyampaian informasi yang dapat menjangkau perhatian khalayak luas. Kebaikan atau keburukan yang terjadi akibat unggahan di media sosial sepenuhnya tergantung pada niat dan tujuan dari penggunanya. Oleh karena itu, pemanfaatan media sosial harus dilakukan sebaik-baiknya agar membawa kemaslahatan bagi banyak orang.
“Semua alat dapat membawa manfaat atau mudarat, tergantung kepada penggunanya. Sama halnya dengan media sosial. Akan menjadi berkah apabila dijadikan kendaraan untuk mengantarkan pada tujuan yang mulia yaitu melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan menjaga ketertiban dunia. Sebaliknya media sosial akan menjadi bencana jika digunakan untuk menyebarkan hoax, disinformasi, ujaran kebencian penipuan perundungan dan juga lain-lain sebagainya. Jadi ini bisa mudharat bisa maslahat,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka secara resmi Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional Komisi Informasi Dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia di Istana Wapres Jl. Merdeka Selatan Jakarta, Jumat pagi (16/9/2022).
Lebih jauh Wapres menyampaikan, selain menjaga keutuhan bangsa, pemanfaatan media sosial dengan baik juga dapat dilakukan sebagai penjaga demokrasi di dunia modern ini. Demokrasi yang dulu diperjuangkan dan dijaga hanya di dunia nyata, kini juga harus dijaga di dunia digital.
“Dimana setiap orang harus mampu menjaga kebebasan dan mengeluarkan pendapat di media sosial agar jangan sampai kebablasan sehingga menimbulkan permusuhan antar saudara sebangsa,” tegas Wapres.
Bagi umat Islam, tambahnya, kehadiran media sosial juga harus dioptimalkan sebagai sarana menguatkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam berbangsa), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia).
“Jangan sebaliknya justru dunia digital membuat umat di dunia nyata terpolarisasi dan terpecah belah. Ini penting,” pesannya Wapres.
Menutup sambutannya, Wapres menekankan kepada para Mujahid digital untuk meneguhkan 6 platform interaksi digital Qurani dengan sungguh-sungguh. Ke-enam platform tersebut antara lain Qawlan sadîdá, yaitu perkataan yang benar dan lurus; Qawlan ma’rûfá yaitu berkata dengan memilih idiom yang tepat dan mengandung kebaikan; Qawlan balîghá yaitu perkataan yang berkesan, membekas pada jiwa; Qawlan karîmá yaitu perkataan yang mulia; Qawlan maysûrá yaitu perkataan yang mudah dipahami; serta Qawlan Layyinâ, yaitu berkata dengan kalimat yang santun, mengajak yang lain dengan kelembutan, kesederhanaan, dan kasih sayang.
“Berkata benar dengan menyampaikan fakta yang sebenarnya, tidak mengarang cerita atau membohongi publik,” imbau Wapres.
“Perkataan yang berkesan membekas pada jiwa seseorang. Berkata untuk mengundang simpati dan mendorong yang lain untuk untuk melakukan kebaikan,” pungkasnya. (RN, BPMI – Setwapres)