Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memberikan pengarahan pada Rapat Kerja (Raker) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2015.
Dalam pengarahannya Wapres menyampaikan sejumlah pandangan bahwa tugas Kementerian Ketenagakerjaan tidak hanya melindungi tenaga kerja yang sudah bekerja, melainkan juga melindungi tenaga kerja yang belum bekerja. Oleh karena itu perlunya Kementerian Ketenagakerjaan berupaya secara optimal untuk membuka dan menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya untuk menyerap tenaga kerja yang setiap tahun terus bertambah dan mengurangi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.
Tenaga kerja adalah asset yang sangat penting dan strategis, karena ukuran keberhasilan ekonomi Indonesia ini sesungguhnya bukan semata-mata diukur dari naik/turunnya kurs rupiah, atau juga naik/turunnya indek saham di bursa effek, melainkan berapa jumlah tenaga kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan yang tersedia, oleh karena tujuan kita adalah untuk kesejahteraan. “Jadi seluruh tenaga kerja dapat terserap dalam lapangan kerja, itu namanya ekonomi kita berhasil,” kata Wapres.
Untuk itu lanjut Wapres, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi kurs rupiah yang naik ataupun turun terhadap mata uang asing, karena itu hanya berpengaruh terhadap naik atau turunnya harga barang yang bersifat sementara saja. “Namun jika Anda menganggur pasti masalah ekonomi, sehingga tidak terjadi jual-beli yang akhirnya ekonomi dapat terhenti,” ungkap Wapres. Begitu juga harga saham yang tidak perlu dikhawatirkan, karena naik/turunnya harga saham juga tergantung pada berita baik atau buruk yang mempengaruhi. Jika berita baik, maka harga saham akan naik, tapi jika berita buruk, maka harga saham juga akan turun, jelas Wapres.
Wapres memandang bahwa tenaga kerja di Indonesia saat ini masih didominasi pada bidang pertanian, kemudian perdagangan, dan industri. Jika dilihat dari tahun ke tahun, sebagian luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga mempengaruhi produktivitasnya, begitu juga perkebunan yang juga mengalami penurunan, sehingga berakibat pada terjadinya urbanisasi yang membutuhkan lapangan kerja.
Oleh karena itu, kementerian ini tugasnya melatih agar kualitas tenaga kerja baik dan mendorong lapangan kerja terbuka sehingga tenaga kerja bisa tersalur, juga pengawasan tingkat kesejahteraan dan keselamatan serta perlindungan buruh. “Jadi tugas pertama, kita harus meningkatkan kualitas lapangan kerja dengan perspektif ke depan,” tegas Wapres.
Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan melaporkan yang terkait dengan tugas dan fungsi, serta menjelaskan struktur organisasi yang baru. Di samping itu, Menteri Ketenagakerjaan juga menyampaikan tentang pelayanan ketenagakerjaan yang akan dilakukan jajarannya secara one stop service di lantai dasar gedung Kementerian Ketenagakerjaan.
Acara tersebut selain dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, juga dihadiri oleh para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan, serta unsur BPJS Ketenagakerjaan. Sementara Wapres Jusuf Kalla didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Kepala Setwapres Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husein Abdullah, dan Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi. (Supriyanto).
***