Anne Richard

Kantor Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat urusan Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Anne C Richard di Kantor Wakil Presiden, Rabu 3 Juni 2015. Richard datang ke Indonesia untuk membahas pengungsi Rohingya yang berada di Aceh. “Saya sampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia dan juga Pemerintah serta Masyarakat Aceh yang telah memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingnya,” kata Richard.

Sebelum bertemu Wapres, Richard telah mengunjungi para pengungsi Rohingnya di Aceh. Amerika Serikat, kata Richard, berharap dapat terus berkonsultasi dengan pemerintah di kawasan ASEAN, untuk membantu kebutuhan pengungsi dan mencari solusi terbaik yang dapat dilakukan Amerika Serikat kepada mereka.

Wapres menjelaskan bahwa menolong para pengungsi Rohingnya sudah menjadi komitmen Indonesia. Seperti saat terjadi bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004, banyak negara membantu kami. Lebih jauh Wapres menjelaskan bahwa bukan kali ini saja Indonesia menolong pengungsi dari negara lain. “Anda ingat dengan pengungsi dari Vietnam? Kami menampungnya hingga 20 tahun di Pulau Galang,” ujar Wapres.

Richard memuji perlakuan yang diberikan pihak Indonesia kepada para pengungsi. “Indonesia memperlakukan para pengungsi dengan sangat manusiawi, berbeda dengan penanganan di negara lain,” ucap Richard.

Wapres menjelaskan bahwa Indonesia siap menampung pengungsi Rohingnya selama setahun. Tapi, jika lebih dari satu tahun, kami akan diprotes masyarakat kami sendiri. “Mereka akan bertanya, kenapa pengungsi dibantu sangat lama. Sementara, masih banyak warga miskin di negara kami yang juga harus dibantu,” ucap Wapres.

Wapres menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, Indonesia tidak dapat bekerja sendirian, tetapi harus bekerjasama dengan lembaga internasional seperti UNHCR dan juga berbicara dengan pemerintah negara lain.

Richard berjanji akan membantu Indonesia dalam mengatasi pengungsi Rohinginya. Biasanya, kata Richard, kami memerlukan waktu 18 hingga 24 bulan untuk mengatasi masalah pengungsi ini. “Tapi saya diminta oleh atasan saya untuk bekerja lebih cepat lagi,” ucap Richard.

Turut hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar dan Deputi bidang Dukungan Kebijakan Pemerintah Dewi Fortuna Anwar.

Dalam siaran pers Kedutaan Besar Amerika Serikat disebutkan bahwa dalam pertemuan di Bangkok pada 29 Mei 2015, Amerika Serikat berencana memberikan sumbangan sebesar USD 3 juta kepada International Organization for Migration (IOM) guna mendukung usaha mengatasi krisis irregular migrants di wilayah perairan. Bantuan bagi para imigran yang rentan ini melengkapi bantuan kemanusiaan senilai hampir USD 109 juta dari Pemerintah Amerika Serikat untuk masyarakat Myanmar yang rentan, termasuk Rohingnya di Myanmar dan kawasan ini sejak tahun 2014.

****