Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Dewan Pengurus Siemens Lisa Davis di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Selasa, (12/1/2105). Mewakili Siemens, kedatangan Lisa untuk mendukung program pemerintah Indonesia menyediakan listrik sebesar 35.000 Megawatt (MW) dalam jangka watu 5 tahun (2014-2019).

Davis mengatakan, Siemens telah membangun industri yeng bergerak di bidang energi di Indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja. Sektor energi yang dikembangkan antara lain pembangkit listrik, jaringan transmisi, dan distribusi. Kebutuhan energi yang sangat tinggi di negara ini, membuat Indonesia sangat potensial untuk dijadikan tempat berinvestasi di sektor energi baru dan terbarukan.

Menurut Davis, dengan teknologi yang ramah lingkungan dan harga yang terjangkau, Siemens sangat siap untuk memulai kerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Kami sangat antusias untuk mengembangkan kemampuan teknologi kuat yang kami miliki di Siemens untuk mendukung pembangunan Indonesia. Kami memiliki sejumlah fasilitas manufaktur di sini, dimana kami benar-benar fokus menghasilkan dan menjalankan bisnis kami dengan menggunakan muatan lokal, menciptakan lapangan kerja, serta keahlian. Kami ingin menumbuhkan aspek kehadiran kami di sini demi kepentingan Indonesia,” ujar Davis bersemangat.

Wapres mengatakan kebutuhan energi yang sangat tinggi di Indonesia mendorong pemerintah untuk dapat menyediakan listrik secara cepat. Proyek 35.000 MW ditargetkan akan selesai dalam waktu 5 tahun, maka diperlukan 7000 MW setiap tahunnya. Agar proyek ini dapat berjalan lancar dan menarik banyak investor, ada 2 skema kerjasama yang ditawarkan, yaitu Independent Power Producer (IPP) dan Public-Private Partnership (PPP). Untuk IPP proyek dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan swasta dan harus melalui proses tender. Sementara PPP merupakan kolaborasi antara pemerintah dengan swasta dimana harga dan jangka waktu pelaksanaan telah ditentukan, sehingga tidak perlu melalui tender.

Energi, lanjut Wapres, menjadi sektor yang memberikan peluang besar bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa, karena banyak investor melirik investasi di Pulau Jawa sehingga persaingan sangat ketat. “Untuk itu, lebih baik berinvestasi di luar Pulau Jawa, karena tidak banyak saingan di sana,” ucap Wapres.

Hadir mendampingi Davis Duta Besar Jerman untuk Indonesia George Witschel, CEO Siemens Indonesia Josef Winter, CEO Siemens Thailand Markus Lorenzini, dan Direktur Urusan Pemerintah Siemens Richard Reisig. (Siti)