Jakartawapresri.go.id Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Rabu, (19/10/2016). Kedatangan Klynge untuk membahas kerjasama kedua negara, salah satunya di bidang energi.

Mengawali pertemuan, Klynge mengungkapkan bahwa Denmark telah melakukan investasi energi di Jeneponto, Sulawesi Selatan, sebesar 60-70 MW, yang dilakukan oleh Independent Power Producer (IPP) atau pihak swasta.

Menurut Klynge, kerjasama tersebut masih tergolong kecil. Untuk itu ia mengharapkan akan ada proyek yang lebih besar lagi yang dapat dilakukan kedua negara, tidak hanya oleh pihak swasta tetapi juga dengan skema Public Private Partnership.

“Kami juga ingin mengembangkan kerjasama, khususnya transfer teknologi di bidang energi tenaga angin,” ucap Klynge.

Menurut Klynge, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor energi dengan menggunakan tenaga angin. Ia pun menunjukkan peta beberapa lokasi di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dijadikan sumber energi, seperti Sumatera, NTT, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Sudah ada beberapa investor Denmark yang berminat untuk berinvestasi di bidang ini,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Wapres mengatakan, Indonesia terbuka untuk investasi dan juga transfer teknologi di sektor energi. Menurut Wapres, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber energi yang lengkap, seperti geothermal, hydro, dan juga angin. Beberapa perusahaan juga telah tertarik membangun pembangkit listrik tenaga angin di Sidrap, di daerah pegunungan.

“Dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa, kebutuhan energi di Indonesia masih sangat tinggi, minimal 5000 MW per tahun,” tutur Wapres.

Di Indonesia, Wapres menuturkan, energi digunakan dengan kombinasi 50% batubara, 25% gas, dan 25% energi terbarukan. Dengan adanya teknologi maka penggunaan energi terbarukan dapat meningkat.

“Kami terbuka untuk investasi teknologi energi, baik swasta maupun pemerintah dengan swasta,” ucap Wapres.

Klynge mengklaim, teknologi sektor energi yang ditawarkan Denmark kepada Indonesia sangat murah. Dengan banyaknya energi yang dibutuhkan Indonesia, teknologi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi di negara ini.

“Kami ingin teknologi ini menjadi katalisator di Indonesia yang akan mengundang lebih banyak investor untuk berinvestasi di sektor ini,” kata Klynge.

Wapres pun menyarankan Klynge untuk meneruskan rencana ini kepada PLN.

“PLN telah menentukan skema dan harganya,” ucap Wapres.

Selain energi, dalam pertemuan tersebut dibahas pula kerjasama dibidang maritim. Menurut Klynge, sekitar 40 investor yang berminat di sektor ini.

Dalam kesempatan tersebut, Klynge juga menyampaikan apresiasinya terhadap Indonesia terkait toleransi beragama. Untuk itu, tahun depan Pemerintah Denmark ingin mengundang Indonesia untuk datang dan berbicara tentang perdamaian dan toleransi agama.

“Indonesia memiliki Islam yang moderate, dan negara ini menjadi contoh nyata kehidupan toleransi beragama,” ujar Wapres.

Di akhir pertemuan, Klynge mengatakan, pemerintah Denmark mendukung penuh Indonesia yang mencalonkan diri sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.

Hadir mendampingi Dubes Denmark, Wakil dubes Elsebeth Krone, Penasihat Energi Soren Mensal Kristensen, dan Kepala Perdagangan Dorthea Damkjaer. Sementara Wapres didampingi Kasetwapres Mohamad Oemar dan Tim Ahli Wapres Sintha Kamdani. (KIP, Setwapres)