Jakarta-wapresri.go.id. Corporate Social Responsibilty (CSR) merupakan jembatan bagi terbangunnya hubungan yang baik antara perusahaan dan masyarakat. Melalui jembatan ini, hadir keuntungan bagi perusahaan karena tercipta kemakmuran masyarakat dan kecintaan masyarakat kepada perusahaan. Demikian catatan penting Wakil Presiden Jusuf Kalla di depan para pimpinan perusahaan yang tergabung di dalam Leader Forum for Sustainability Development serta pemenang award TOP CSR 2017 di Kantor Wakil Presiden, Senin (15/05/2017).

“Itulah makna kenapa CSR dibutuhkan bukan hanya untuk kepentingan masyarakat tapi perusahaan (yang pada akhirnya) terjadi suatu hubungan yang baik antara perusahaan dan masyarakat,” kata Jusuf Kalla.

Makna tersebut dari pengalaman pribadi Jusuf Kalla ketika masih aktif di Kamar Dagang Indonesia di Makassar melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

“Saya sendiri secara pribadi punya pengalaman banyak, walaupun pada saat itu belum dikatakan sebagai CSR. Saya lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman di Kadin membina masyarakat lewat (upaya) peningkatan hasil masyarakat seperti cengkeh, kopi, coklat, udang agar maju. Padahal perusahaan saya bisnis utamanya adalah mobil,” ujar Jusuf Kalla.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan bahwa upaya perusahaan memberdayakan masyarakat dengan CSR akan menghidari terciptanya masalah sosial di lingkungan sekitar perusahaan yang akan menghambat kegiatan berusaha.

“Banyak pengalaman, perusahaan maju tapi daerah sekelilingnya masih tetap miskin. Sehingga menimbulkan ketidakseimbangan daerah tersebut. Untuk itulah perusahaan turut serta memberikan kemakmuran (masyarakat) agar perusahaan itu baik. Jika perusahaan besar tapi berada di daerah yang terbelakang, bisa menimbulkan masalah sosial,” jelasnya.
Ia juga menceritakan bagaimana kemakmuran tercipta di masyarakat dan perusahaan dengan program CSR peningkatan hasil perkebunan rakyat. Padahal, sebagai pengusaha ia bergerak di bidang penjualan mobil.

“(Kenapa) saya harus lebih banyak keluar untuk membantu masyarakat karena hanya masyarakat yang maju (usaha) udangnya maju, coklatnya maju, kopinya maju didorong oleh perusahaan, maka masyarakat akan punya uang untuk beli mobil. Jadi kalau masyarakat terbelakang, itu siapa yang mau beli mobil? Maka untuk menjual mobil lebih banyak maka (salah satunya) majukan usaha udang rakyat,” ujarnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengingatkan perlunya CSR agar perusahaan tidak dikucilkan masyarakat serta terbangun kepercayaan.

“Sebenernya CSR membangun trust dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkembang sehingga perusahaan juga berkembang. Karena kita (perusahaan) hidup dari masyarakat dan perusahaan tidak terpencil dari masyarakat,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Penyelenggara TOP CSR 2017, Moh. Lutfi Handayani, dalam laporannya menyampaikan tujuan kegiatan dan bagaimana proses penilaian pemenang award TOP CSR 2017.

“Kegiatan untuk memberikan apresiasi kepada perusahaan yang telah menjalankan program CSR secara efektif dan berkualitas (didasarkan) dengan tiga kriteria yaitu ISO 26000 Social Responsibility, program CSR yang selaras dengan strategi bisnis, dan bagaimana GCD (Good Corporate Governance) diterapkan dalam CSR,” jelasnya.

Selanjutnya, Ketua Dewan Juri TOP CSR 2917, Mas Achmad Daniri menyampaikan makna utama yang dapat diambil dari proses penjurian dan perlunya perusahaan memiliki CSR.

“Pemenang award bukan berarti pelaksanaan CSR-nya telah sempurna. Namun, yang paling utama adalah menanamkan semangat untuk melakukan CSR yang baik untuk semua kepentingan merujuk pada ISO 26000. Perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak lepas dari adanya kemungkinan memberikan dampak negatif. Apabila tidak perduli dengan hal ini maka kegiatannya akan tidak langgeng ,” jelasnya.

Ajang TOP CSR 2017 ini diikuti oleh 117 perusahaan baik perusahaan dalam negeri BUMN dan swasta juga perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Dalam even ini diluncurkan Leader Forum for Sustainability Development yang merupakan wadah pimpinan perusahaan (direktur, corporate secretary, komisaris dan pimpinan unit CSR) untuk mendiskusikan nilai strategis dan pemanfaatan CSR untuk mendukung strategi bisnis perusahaan.

Pada acara ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin (KIP- Setwapres)