Guanxi Zhuang

Istana Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Gubernur Daerah Otonomi Guangxi Zhuang Chen Wu, di Istana Wakil Presiden, Kamis, 7 Mei 2015. Mengawali pertemuan, Wu menyampaikan apreasiasi kepada pemerintah Indonesia yang telah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 April lalu, dengan sukses. “Melalui media, kami melihat kehadiran Presiden Xi Jinping di KAA membuat hubungan Indonesia dan Tiongkok sangat bagus,” ujar Wu.

Kedatangan Wu dan rombongannya juga untuk memperkuat kerjasama antara Indonesia dengan Tiongkok khususnya di Daerah Otonomi Guagxi Zhuan. Menurut Wu, daerah ini berada di wilayah yang sangat unik, karena berada di paling Selatan Tiongkok dan berbatasan langsung dengan beberapa negara ASEAN, seperti Vietnam dan Laos. “Selama 10 tahun, pemerintah Tiongkok menganggap wilayah ini sebagai pintu gerbang Tiongkok dalam menghadapi negara-negara ASEAN,” ungkap Wu.

Indonesia, kata Wu, adalah mitra ASEAN nomor dua terbesar di Guangxi. Banyak kerjasama yang telah dibangun oleh keduanya. Dalam hal investasi, perusahaan-perusahaan Guangxi saat ini banyak berinvestasi di kawasan terpadu di Indonesia. Begitupun sebaliknya, banyak investasi Indonesia di Guangxi. “Bahkan perusahaan grup Sinarmas telah berada di Guangxi sejak 20 tahun lalu,” jelas Wu.

Untuk meningkatkan investasi di Asia, pemerintah Guangxi setiap tahunnya menyelenggarakan China-ASEAN Expo (CAEXPO). Acara tersebut diselenggarakan di Nanning, ibukota Guangxi dan telah berjalan selama 11 tahun. Dengan adanya dukungan pemerintah Guangxi, perusahaan-perusahaan yang ikut dalam pameran ini biasanya akan memperoleh kesuksesan. Tahun ini CAEXPO akan dilaksanakan bulan September di Nanning, dan Wu berharap Wapres dapat menghadiri acara ini. “Kehadiran Yang Mulia, akan mendorong menguatnya kerjasama di berbagai bidang dan juga meningkatkan hubungan Guangxi dan Indonesia,” harap Wu.

Selain itu, Pemerintah Guangxi juga menyelenggarakan China-ASEAN Expo Indonesian Exhibition. Tahun ini acara tersebut diselenggarakan pada 8 – 10 Mei di JIExpo. “Kedatangan kami ke pameran ini untuk menjalin komunikasi antara pengusaha-pengusaha Guanxi dan Indonesia, sehingga mereka bisa maju bersama,” jelas Wu.

Di bidang infrastruktur, Wu ingin mendorong kerjasama Guangxi dan Indonesia dalam satu jalan, yaitu jalan sutra maritim abad 21 dan jalur ekonomi sutra, dengan membangun pelabuhan-pelabuhan dan juga industri terpadu.

Di bidang pariwisata, Wu berpendapat, Indonesia dan Guangxi memiliki sumber pariwisata yang sangat potensial. Seperti Bali, Guangxi juga memiliki Guilin sebagai pusat wisata di provinsi ini. Sementara di bidang pendidikan dan budaya, Wu menyampaikan kerjasama kedua belah pihak mengalami peningkatan, jumlah siswa Indonesia yang belajar di Guangxi ada 600 orang begitupun sebaliknya. “Beberapa universitas di Guangxi bahkan telah melakukan kerjasama langsung dengan universitas-universitas di Indonesia,” kata Wu.

Dengan pesatnya kemajuan yang dicapai di berbagai bidang, Wu mengusulkan agar pemerintah Indonesia membangun Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di provinsi yang menjadi daerah otonomi sejak 1958 ini. Dengan adanya KJRI akan memudahkan pemerintah Guangxi mendapatkan informasi dan panduan tentang Indonesia. “Kadatangan kami ke sini juga tak lepas dari bantuan KJRI Guangzhou,” ucap Wu.

Sejalan dengan Wu, Wapres mendukung usulan didirikannya KJRI di provinsi Guangxi. Bukan hanya memberikan informasi tentang perdagangan tetapi juga tentang wisata di Indonesia. Wapres mencatat wisatawan Cina di Indonesia mengalami peningkatan. “Kedepan diharapkan ada penerbangan langsung sehingga masyarakat Guangxi dapat melakukan perjalanan ke Bali secara langsung,” harap Wapres.

Begitu juga halnya di bidang pendidikan dan budaya. Saat ini, kata Wapres, minat siswa Indonesia belajar bahasa Mandarin sangat tinggi karena bahasa ini digunakan juga untuk perdagangan dunia.

Seperti diketahui, tahun ini sudah dimulai Masyarakat Ekonomi ASEAN sehingga perdagangan di wilayah ini akan lebih terbuka. Menurut Wapres, posisi Guangxi sebagai wilayah pintu gerbang yang berbatasan dengan negara-negara ASEAN menjadi sangat penting bagi Indonesia. Hubungan yang baik dewasa ini, kata Wapres, adalah dalam hal ekonomi dan investasi karena bersifat jangka panjang dan saling membutuhkan. “Indonesia yang penduduknya sangat besar di ASEAN juga membutuhkan kerjasama dengan Guangxi. Tentu ini merupakan hubungan yang timbal balik,” ujar Wapres.

Terkait undangan untuk menghadiri CAEXPO Wapres akan berusaha mencari waktu yang tepat agar dapat menghadiri acara tersebut. Pada kesempatan itu Wapres juga mengapresiasi kehadiran Presiden Xi Jinpin di KAA. Wapres menilai kehadiran Presiden Jinpin yang mengikuti keseluruhan acara, meningkatkan pengaruh negara-negara di Asia Afrika. Kedatangan Jinpin juga untuk memperkuat komitmen Indonesia-China strategic partnership terutama dalam perdagangan dan investasi. “Tentunya nilai investasi yang tinggi berasal dari Guangxi,” pungkas Wapres.

Hadir mendampingi Chen Wu, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng, Sekretaris Jenderal Pemerintah Rakyat Daerah Otonomi Guangxi Zhuang Mo Gongming, Direktur Jenderal Kantor Luar Negeri Giangxi, Direktur Jenderal Departemen Keuangan Guangxi Huang Weijing, Direktur Jenderal Komisi Pengembangan Wisata Guangxi Chen Jianjun, Walikota Guilin City Zhou Joabin, Wakil Ketua Sinarmas Franky Widjaja. (Siti Khodijah)

****