Kantor Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) Akio Mimura di Kantor Wakil Presiden, Senin pagi 2 Februari 2015. Dalam pertemuan itu, Mimura yang terpilih memimpin JCCI sejak 2013 mengatakan bahwa dirinya tidak ragu menunjuk Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjunginya. “Indonesia menjadi tujuan utama karena anggota JCCI sangat tertarik dengan Indonesia,” ucap Mimura.

Mimura menjelaskan bahwa hingga saat ini, tidak kurang dari 1500 perusahaan Jepang telah berinvestasi di Indonesia. Indonesia, kata Mimura, adalah negara yang sangat penting. Para pengusaha yang tergabung dalam JCCI ini juga telah mengetahui visi pemerintahan saat ini adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim, pengembangan wilayah, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur. “Apa yang dapat kami lakukan agar pemerintah dapat mewujudkan visinya?” tanya Mimura.

Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN, tentunya akan memainkan peranan penting dalam integrasi ekonomi ASEAN. Perusahan-perusahaan di Indonesa, lanjut Mimura, harus siap menjadi bagian dari supply chain dunia. “Untuk mendukung hal tersebut perlu industri pendukungnya, dan kami siap membantu,” ucap Mimura.

Selama ini, perusahan-perusahaan Jepang di Indonesia tidak hanya membuka lapangan kerja saja, tetapi juga mentrasfer ilmu pengetahuan kepada tenaga kerja Indonesia. “Kami ingin kemampuan tenaga kerja Indonesia meningkat di berbagai bidang,” ucap Mimura.

Wapres menyampaikan apresiasi kepada JCCI, terutama kepada perusahaan Jepang yang telah berinvestasi dan turut serta membangun Indonesia. “Dalam pembangunan ke depan, pemerintah ingin meningkatkan pendapatan negara, membuka lapangan kerja dan mewujudkan swasembaga pangan,” ujar Wapres.

Untuk itu, pemerintah akan menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur, industri manufaktur dan pertanian. Di bidang infrastruktur misalnya, pemerintah akan membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 35.000 MW. “Pertumbuhan kebutuhan listrik ini sebesar 15 persen setiap tahunnya. Pembangunan pembangkit listrik ini untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dan industri di Indonesia,” ucap[ Wapres.

Selama ini, kata Wapres, telah banyak perusahaan Jepang yang turut serta dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Untuk itu Wapres mengundang kembali perusahan-perusahaan dari Jepang bekerjasama membangun jalan, pelabuhan, kereta api dan proyek infrastruktur lainnya.

Di bidang industri manufaktur, Indonesia selalu terbuka untuk investasi baru. Dikatakan Wapres, dengan sumber daya alam yang melimpah, jumlah tenaga kerja yang besar, pasar yang luas maka peluang investasi di Indonesia cukup menjanjikan. “Dengan integrasi ekonomi ASEAN, maka jumlah pasar meluas hingga 600 juta orang,” ucap Wapres.

Perusahaan Jepang yang sudah tidak asing lagi dengan kondisi di Indonesia, kata Wapres, tetap dapat berkembang dengan baik. “Apalagi masalah perijinan telah diperbaiki dan dipermudah. Bahkan waktu pemrosesan menjadi lebih singkat. Perbaikan pelayanan ini tidak hanya di pusat saja, tapi di daerah pun akan ditingkatkan pelayanannya,” ucap Wapres.

Di akhir pertemuan Wapres menyakinkan delegasi JCCI bahwa berinvestasi di Indonesia akan menguntungkan. “Indonesia adalah negara di ASEAN yang memiliki kondisi ekonomi dan politik paling stabil,” ucap Wapres. Tampak hadir dalam pertemuan itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki.

****