Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan Ketua Parlemen Georgia David Usupashvili, di Kantor Wapres, Jl. Medan Merdeka Utara, Rabu, 2 Desember 2015.

Di awal pertemuan, Usupashvili mengatakan Georgia ingin meningkatkan hubungan kerjasama dengan Indonesia, khususnya bidang parlemen dan demokrasi. Sebagai negara yang sedang dalam proses membangun institusi demokrasi, Georgia ingin belajar dari pengalaman Indonesia yang telah lebih dulu dikenal sebagai negara besar yang berdemokrasi dengan keragaman suku, budaya, agama dan bahasa dari populasi yang sangat besar.

“Georgia merupakan negara kecil dengan jumlah penduduk hanya 5 juta jiwa. Kami adalah negara demokrasi baru yang ingin belajar dari pengalaman negara-negara besar seperti Indonesia yang demokrasinya tumbuh dari sistem kepartaian dan berbagi pengalaman tentang sistem pemilu yang juga penting bagi kami sebagai negara yang baru saja merdeka dari Uni Sovyet” ujar Usupashvili.

Wapres menyambut baik keinginan Georgia untuk mengambil pengalaman dari praktik demokrasi di Indonesia. Wapres menjelaskan toleransi merupakan filosofi pendiri bangsa yang telah diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam berdemokrasi.

“Indonesia merupakan negara yang sangat toleran baik dalam kehidupan berdemokrasi, dan beragama. Parlemen kami terdiri dari multi partai dan agama yang berbeda, begitu juga kabinet kami terdiri dari berbagai suku dan agama yang berbeda, dan meskipun terdapat partai dengan mayoritas agama tertentu, namun kami memperlakukan semua dengan demokrasi dan toleransi” ujar Wapres.

Dalam bidang ekonomi, Wapres berharap hubungan perdagangan dengan Georgia dapat ditingkatkan karena Wapres melihat potensi kedua negara yang dapat lebih dikembangkan. Sedangkan dalam bidang politik, Wapres menjelaskan meski Indonesia telah dianggap menjadi negara demokrasi yang berhasil, namun hal tersebut merupakan proses perjuangan panjang lebih dari 15 tahun setelah reformasi, dan sampai saat ini masih berada dalam tahap transisi menuju negara demokrasi yang lebih baik.

Lebih lanjut Wapres menjelaskan tentang pengalaman Indonesia dalam menjaga perdamaian di dalam negeri, khususnya dalam mencegah dan mengatasi radikalisme dan terorimse yang menurut Wapres merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun sebuah negara demokrasi.

“Perdamaian sangat penting di belahan dunia manapun, karena tidak hanya terkait masalah politik saja tetapi juga akan berpengaruh pada ekonomi suatu negara, terkait masalah energi dan sebagainya” tegas Wapres.

Di akhir pertemuan, Usupashvili juga menyampaikan Georgia sangat terbuka bagi kunjungan wisatawan, bisnis dan investasi serta pertukaran pemuda dari Indonesia dan negara lain. Selain telah menjalin hubungan diplomatik dan membuka kantor kedutaan besar di Indonesia pada 2012, Georgia juga akan membuka beberapa kedutaan dan kantor perwakilan di negara-negara Asia lainnya.

Kunjungan kehormatan parlemen Georgia ini dilakukan setelah sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke beberapa lembaga tinggi negara dan melakukan pertemuan dengan para pimpinan MPR dan DPR.

Turut serta dalam delegasi parlemen Georgia antara lain Chairman of the Faction of “The Georgian Dream” Giorgi Volski, Parliamentary Minority Leader David Bakradze, Member of the Helthcare and Social Issues Committee David Onoprishvilli, Deputy Chief of the Cabinet of the Chairman of the Parliament Maia Gogidze, dan Head of the Department for the International Relations Tamar Kolbaia, serta didampingi oleh Sekretaris Jenderal MPR RI Eddie siregar dan Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachri. (Meilani Saeciria)