Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Hendrisman Rahim, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Kamis, (6/10/2016).

Mengawali pertemuan, Hendrisman menyampaikan bahwa asuransi adalah bisnis kepercayaan yang perlu dijaga.

“Yang kita jual ini adalah “angin” artinya yang dijual itu adalah kepercayaan,” ujar Hendrisman.

Jika kepercayaan masyarakat tinggi, lanjutnya, maka asuransi ini akan menjadi industri yang besar. Oleh karena itu, harus dikelola dengan baik, agar perusahaan-perusahaan asuransi ini dapat menjalankan kewajibannya dan bisa langgeng hidupnya.

Hasil Survey Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 menurut Hendrisman, menunjukkan bahwa 17,84 persen, atau sekitar 18 dari setiap 100 penduduk di Indonesia sudah mengerti mengenai manfaat asuransi dengan baik (well literate). Namun baru 11,81% yang menggunakan produk dan jasa perasuransian.

“Jadi bisa kita bayangkan sebenarnya begitu banyak di Indonesia ini yang bisa menjadi marketable,” ucap Hendrisman.

Dalam kesempatan tersebut, Hendrisman juga menyampaikan undangan kepada Wapres untuk menghadiri Insurance Day, yang ditetapkan oleh 12 negara Asia, tepatnya tanggal 18 Oktober. Namun penyelenggaraannya direncanakan tanggal 11 November 2016.

Menurut Hendrisman, Hari Asuransi digunakan oleh negara-negara Asia ini untuk menjelaskan industri asuransi kepada masyarakat.

“Untuk tahun ini kita mengharapkan Bapak Wakil Presiden juga ikut mendukung acara Insurance Day, sehingga kita bisa lebih baik lagi kepada masyarakat Indonesia. Target kita untuk tahun ini adalah kita mengedukasi tentang asuransi di masyarakat menengah, termasuk di UMKM micro insurance. Sehingga peran pemerintah, dalam hal ini Bapak Wakil Presiden, dalam mengembangkan asuransi ini sangat sangat besar. Untuk menjadikan kita ini berasuransi itu intinya,” jelas Hendrisman.

Menanggapi hal tersebut, Wapres mengatakan bahwa ia telah membahas dengan Presiden Joko Widodo tentang hari-hari peringatan nasional di Indonesia yang sudah sangat banyak, sehingga sulit untuk dihadiri semua.

“Kemarin saya berdiskusi dengan Presiden bahwa di Indonesia ada 152 hari-hari peringatan nasional, Hari Koperasi, Hari Transmigrasi macam-macam, Hari Listrik, sekarang nambah lagi satu, Hari Asuransi. Jadi 153, yang pakai Perpres 42. Belum lagi hari-hari ormas-ormas besar, hari profesi seperti Hari buruh dan lain-lain, jadi tidak bisa dihadiri semua. Sekarang, hanya sekali dalam dua tahun untuk perayaan besar dan terbuka. Untuk perayaan HUT TNI, kali ini tidak ada perayaan, tidak ada pesawat terbangnya, karena terlalu mahal, begitu juga hari-hari lainnya,” jelas Wapres.

Namun Wapres menuturkan, semua peringatan hari-hari tersebut tetap penting karena untuk promosi. Wapres melihat minat masyarakat Indonesia terhadap asuransi masih kecil, meskipun sekarang banyak perusahaan asuransi.

“Saya katakan salesman yang paling hebat itu salesman asuransi, karena dia menjual ”angin”, menjual kesulitan orang untuk menjadi keuntungan, dari musibah menjadi untung,” tutur Wapres.

Wapres mengisahkan pengalamannya ketika melakukan kampanye di Papua bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada seorang salesman, yang memberikan surat tawaran asuransi.

“Wah luar biasa, di tengah ribuan orang mengejar saya ternyata hanya menyerahkan surat asuransi. Ini adalah agen asuransi yang terhebat. Ini kejadiannya di Jayapura. Akhirnya saya panggil dia datang ke Jakarta,” kisah Wapres.

Namun Wapres menyesalkan, banyak perusahaan asuransi yang berbelit-belit memberikan alasan ketika nasabah mengajukan klaim.

Wapres mencontohkan, bahwa ia pernah melakukan complaint melalui media karena sulitnya mendapatkan klaim asuransi. Hal ini terjadi ketika Kapal Tampomas tenggelam dan ada 200 mobil dari perusahaannya yang ikut tenggelam. Namun, pihak asuransi berbelit-belit dan malah memberikan alasan menunggu putusan pengadilan. Akhirnya pihak asuransi pun dipanggil dan diminta untuk menyelesaikan dalam waktu 1 minggu, karena kalau tidak akan dilakukan konferensi pers, dan klaimpun dibayarkan 3 hari kemudian.

“Kembali kepada promosi trust [kepercayaan] harus dijaga. Sehebat apapun promosi tetapi kalau hilang trust, bagaimana?” ucap Wapres.

Wapres pun mengarahkan agar perusahaan asuransi kreatif dalam berinvestasi, karena besarnya perusahaan asuransi adalah hasil dari investasi yang dikembangkan.

Ketua Panitia Insurance Day 2016, Srikandi Utami, mengungkapkan, kontribusi asuransi dari tahun ke tahun dilakukan edukasi ke masyarakat secara terus menerus. Diharapkan dari tahun ke tahun Asurasi ini semakin di kenal di masyarakat. DAI pun sudah melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurut Srikandi, sebenarnya asuransi ini secara keuangan di bawah perbankan, karena market sharenya masih sangat kecil.

“Sekarang kami sudah mengembangkan asuransi mikro untuk melayani masyarakat menengah ke bawah seperti nelayan dan petani, yang besarnya 50.000 rupiah. Untuk itu panitia Insurance Day pada kesempatan ini ingin mengajak masyarakat untuk berasuransi, maka tema kali ini adalah, “Indonesia Berasuransi”,” ucap Srikandi.

Inisiatif penyelenggaraan “Insurance Day” pertama kali dideklarasikan pada konferensi anggota-anggota East Asian Insurance Congress (EAIC) pertengahan tahun 2006 di Brunei Darussalam, dimana ke-11 kota anggota EAIC menyepakati tanggal 18 Oktober sebagai sebuah “Hari Asuransi” untuk diperingati oleh segenap anggota.

Di Indonesia, panitia Insurance Day terdiri dari perwakilan ke-6 asosiasi anggota biasa Dewan Asuransi Indonesia yaitu: Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi dan Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI), Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi (APPARINDO) dan Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI).

Selain Srikandi Utami, hadir mendampingi Hendrisman Rahim, Direktur eksekutif DAI Togar Pasaribu, dan Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor.

Sementara, Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Setwapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi, Infrastruktur, dan Kemaritiman Tirta Hidayat, serta Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husein Abdullah. (KIP, Setwapres)