Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Umum Koordinasi Nasional (Kornas) Forum Keluarga Alumni (FOKAL) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Armyn Gultom di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Senin (27/6/2016).
Armyn menyampaikan bahwa Fokal IMM akan melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada tanggal 25 sampai dengan 27 Agustus 2016 yang akan datang, di Jakarta, dengan tema “Indonesia Plan: Konstruksi Etos Kebangsaan dalam Nalar Proklamasi”, yang akan dihadiri oleh seluruh pengurus.
Dalam kesempatan itu, Armyn juga mengungkapkan kekhawatiran pengurus FOKAL IMM terhadap situasi yang terjadi khususnya terhadap generasi muda ke depan. Saat ini, komitmen kebangsaan dan cinta bangsa pada generasi baru semakin rentan. Selain itu, semangat kewirausahaan yang lemah di antara umat muslim di Indonesia, padahal hampir seluruh sahabat Nabi Muhammad SAW adalah pengusaha, dan Islam masuk ke Indonesia juga melalui saudagar. Namun, sampai sekarang semangat kewirausahaan itu nyaris hilang di tengah-tengah umat.
“Kiranya Bapak Wapres berkenan nantinya untuk hadir, memberikan arahan dan bimbingan kepada kami sehingga langkah konkrit dalam dunia entrepreneur itu bisa menjadi keniscayaan di masa mendatang, sekaligus dapat menutup acara Rakernas dimaksud,” pinta Armyn.
Wapres bersedia menghadiri acara tersebut selama tidak berbarengan dengan tugas kenegaraan. Wapres menyatakan saat ini keadaan sudah berbeda dengan zaman dahulu, dimana informasi sekarang instan sehingga tidak perlu lagi ada indoktrinasi. Yang paling penting sekarang adalah Islam yang membawa kemajuan, bagaimana menerjemahkan fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan).
“Saya selalu mendorong semuanya baik NU dan Muhammadiyah untuk berlomba-lomba karena dari sisi keumatan itulah [entrpeneurship] yang ketinggalan. Tapi dari sisi pendidikan, guru, koperasi, dakwah, Alhamdulillah kita yang terbaik di dunia sebagai umat Islam. Kita aman-aman saja dan menghargai sesama,” Ujar Wapres.
Menurut Wapres, yang tertinggal adalah kegiatan di bidang ekonomi, hal ini dapat dilihat dari penguasaan aset nasional pengusaha muslim yamg masih minim. Inilah yang harus didorong.
“Muhammadiyah besar karena kemampuan pengorganisasiannya. Muhammadiyah lebih taat kepada organisasi sehingga ada kultur organisasi, ada kultur manajerial. Nah sekarang bagaimana kultur itu didorong ke arah entrepreneurship,” tegas Wapres.
Selain itu, lanjut Wapres, bagi Muhammadiyah, yang kaya adalah organisasinya, bukan orangnya. Muhammadiyah punya sekolah dan rumah sakit. Semua yayasan besar adalah milik Muhammadiyah. Hal yang perlu ditingkatkan tinggal entrepreneur-nya, karena organisasinya sudah mapan.
“Muhammadiyah tinggal didorong saja tapi jangan membawa organisasi berusaha. Jadi betul-betul social enterprise. Jangan bawa Muhammadiyah menjadi birokratis,” pesan Wapres.
FOKAL IMM merupakan wadah berhimpun, berkomunikasi, dan bersilaturahim bagi alumni IMM untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan kompetensi diri mereka dalam berbagai bidang kehidupan untuk menjalankan Islam. Forum ini telah berdiri sejak 25 September 1999.
Hadir mendampingi Ketua Umum Kornas Fokal IMM, Wakil Ketua Andi Nurpati, Sekretaris Jenderal Azrul Tanjung, Sekretaris Dewan Tinggi Hazuarli Halim, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Makmun Murod, dan Sekretaris Bidang Ketenagakerjaan Ferawati.
Sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Staf Khusus Wakil Presiden Syahrul Udjud. (KIP, Setwapres)