Denmark

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Denmark Kristian Jensen di Kantor Wapres Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2015.

Dalam kunjungannya, Jensen mengutarakan keinginan Denmark untuk memperkuat kerjasama yang selama ini telah terjalin. Indonesia, bagi Denmark, merupakan salah satu negara yang menarik dan terpenting di kawasan Asia, karena selain memiliki populasi besar juga berpengaruh penting dalam pergaulan di ASEAN.

Pemerintah Indonesia, ungkap Wapres, mempertimbangkan untuk melanjutkan kerjasama melaui dialog dengan Uni Eropa dan ASEAN. Saat ini, melalui Menteri Perdagangan tengah dipersiapkan proposal baru untuk menjadwalkan apa yang telah disepakati bersama, menuangkan dalam MoU dan kemudian menandatanganinya.

Jensen menyambut baik perkembangan kerjasama yang telah diupayakan oleh pemerintah saat ini. Namun, Jensen mengutarakan bahwa dalam praktik masih ditemui beberapa kesulitan dalam birokrasi dan regulasi.

“Kadang, masalah dapat menciptakan solusi” ujar Wapres.

Pengaruh kesulitan ekonomi dunia saat ini membuat Indonesia berupaya untuk menyempurnakan peraturan dan paket kebijakan di bidang ekonomi, sehingga sistem birokrasi semakin baik. Pemerintah telah berupaya menyempurnakan peraturan yang berpihak pada kemudahan berinvestasi seperti izin investasi, kemudahan pajak, ekspor impor, termasuk logistik. “Indonesia bersiap untuk menjadi pusat logistik” kata Wapres.

Lebih lanjut, Denmark ingin kerjasama pemerintah dengan pemerintah makin ditingkatkan, terutama di bidang pendidikan dan pertanian. Selain itu, Denmark juga kagum dengan kemampuan Indonesia dalam menangani berbagai isu seperti radikalisme hingga terorisme sehingga Denmark ingin belajar dari Indonesia tentang bagaimana kehidupan antar umat beragama di Indonesia dan penanganan terorisme.

“Indonesia sangat toleran meskipun 88% beragama Islam, namun komposisi anggota di kabinet terdiri dari beragam agama” ungkap Wapres.

Hal ini juga dilatarbelakangi dari sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang dibawa oleh pedagang sehingga lebih bersifat kompromi, tidak ada paksaan atau kekerasan.

Ketika ditanya mengenai terorisme dan radikalisme Wapres menjelaskan bahwa akar dari semua permasalahan itu timbul dari ketidakadilan. “Oleh karena itu, perlu mencegah terorisme dengan cara memberikan rasa adil kepada masyarakat”, tandas Wapres.

Menlu Denmark berkunjung ke Indonesia bersama dengan rombongan Ratu Margrethe II dan Pangeran Consort. Dalam kunjungannya ke kantor Wapres, Jensen didampingi oleh Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge, Duta Besar RI untuk Denmark Bomer Pasaribu, Sekretaris Tetap Kemenlu Denmark Uric Vestergaard Kaufman, Staf Kemenlu Denmark Anders Kaldan Halstead, Eric Laursen dan Dorte Bryde Mikkelson. (Meilani Saeciria)

Bookmark and Share