Jim Yong Kim

Kantor Wakil Presiden. Setelah diterima oleh Presiden Jokowi, Presiden World Bank Jim Yong Kim melakukan pertemuan singkat dengan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Rabu, 20 Mei 2015. Kedatangan Kim ke Indonesia khususnya membahas komitmen World Bank untuk tetap membantu dalam pembangunan di Indonesia.

Kim yang datang pertama kali ke Indonesia sangat terkesan dengan potensi Indonesia dan juga agenda reformasi yang tengah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Dengan potensi yang ada saat ini, Kim menilai Indonesia akan terus tumbuh dan menjadi negara besar. Selain itu, kekayaan alam yang dimiliki negara ini akan dapat menarik wisatawan datang. Untuk itu, World Bank akan membantu Indonesia dalam mengeksplor potensi yang dimiliki. “Kami akan turut membantu dalam bidang pendidikan, pembangunan lingkungan usaha, serta pariwisata,” ujar Kim.

Wapres sangat mengapresiasi komitmen World Bank untuk terus membantu Indonesia. Menurut catatan Wapres, pembangunan yang terjadi di Indonesia, tak lepas dari dukungan World Bank. Namun, Wapres mengakui, masih banyak agenda yang masih memerlukan perhatian besar, diantaranya infrastruktur, perumahan, dan juga perbaikan sistem.

Lebih jauh Wapres menjelaskan ketiga sektor tersebut. Menurut Wapres, kemacetan yang terjadi saat ini merupakan imbas dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Ini berarti, masyarakat Indonesia memiliki kemampuan untuk membeli kendaraan. Namun, kemacetan ini harus dicarikan solusi. “Untuk itu, perlu disediakan infrastruktur yang memadai,” ucap Wapres.

Sementara, untuk perumahan, menurut Wapres, masyarakat Indonesia menghabiskan biaya sebesar 20% untuk transportasi, mengingat kediaman mereka sangat jauh dari tempat mereka bekerja. Hanya orang-orang kaya yang memiliki rumah di area bisnis, sementara yang lainnya tinggal di luar kota. “Oleh karena itu, kami perlu membangun lebih banyak perumahan di sekitar tempat bekerja,” ungkap Wapres.

Untuk perbaikan sistem, Wapres berharap World Bank dapat membantu bagaimana meningkatkan kapasitas di tingkat daerah. Wapres bercerita, dulu pembangunan berpusat di pusat, namun sejak otonomi dilaksanakan, pembangunan diserahkan kepada pimpinan-pimpinan daerah. “Untuk itu harus ada koordinasi dan sistem yang baik dari kabupaten ke kota hinga ke provinsi,” saran Wapres.

Pemerintah, kata Wapres, ingin membuat kebijakan pembangunan tidak hanya untuk menjaga kestabilan tetapi juga meningkatkan pertumbuhan. Oleh karena itu, kata Wapres, perlunya pembangunan industri dan manufaktur tidak hanya fokus di Pulau Jawa saja tetapi juga juga daerah-daerah lainnya. “Kami ingin pembangunan merata di seluruh Indonesia,” tegas Wapres.

Dalam pertemuan tersebut, Wapres juga menyinggung masalah sistem kesehatan nasional di Indonesia. Saat ini pemerintah menekankan pelayanan kesehatan harus diberikan secara merata. Kalau dulu masyarakat yang kurang mampu hanya dapat berobat di Puskesmas, saat ini mereka bisa berobat di rumah sakit besar. Semua mendapat pelayanan yang sama sehingga masyarakat lebih memilih untuk berobat di rumah sakit. “Kami butuh banyak rumah sakit, dokter, dan fasilitas kesehatan lainnya,” kata Wapres.

Terkait hal tersebut, Kim berpendapat, pembangunan banyak rumah sakit tidak akan membantu. Ia mencontohkan, di Cina sekitar 8000 rumah sakit dibangun namun tidak berjalan. Oleh karena itu Kim menyarankan akan membangun komunitas program-program kesehatan yang lebih memberikan nilai daripada hanya sekedar membangun.

Wakil Presiden World Bank untuk wilayah Asia Timur-Pasifik Axel van Trotsenburg menyampaikan, World Bank telah memberikan banyak dukungan untuk pembangunan di Indonesia, terutama di daearah-daerah pedesaan, namun pelaksanaannya sangat lambat. Ia berharap pemerintah pusat dapat memberikan solusi agar pelaksanaan pembangunan dapat diselesaikan dengan cepat.

Wapres mengakui, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam hal implementasi, antara lain pembebasan lahan, birokrasi, dan kebijakan. Untuk itu, Wapres berjanji akan berkoordinasi dengan menteri-menteri terkait untuk mengevalusi proyek-proyek World Bank yang perlu mendapatkan dorongan cepat. “Dalam waktu satu minggu atau satu bulan, semua proyek-proyek World Bank akan kita evaluasi,” tegas Wapres.

Selain Trotsenburg, hadir mendampingi Kim, Country Director untuk Indonesia Rodrigo Chaves, Manajer International Finance Corporation untuk Indonesia Sarvesh Suri, Manajer Operasi dan Portofolio Josephine Bassinette, dan Penasihat Komunikasi John Donnelly. (Siti Khodijah)

****