Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Musafir Pababbari M.Si., di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Jakarta, Rabu, (24/2/2016).

Wapres menyampaikan bahwa Universitas Islam selalu diharapkan memberikan sumbangan yang besar dalam bentuk pendidikan yang baik khususnya berbasis agama kepada generasi muda. “Oleh karena itu pembinaan sangat penting,” ujar Wapres.

Selain itu, menurut Wapres, UIN juga harus menjaga kualitas keilmuan kampus dengan melihat sekaligus mengevaluasi efektivitas yang tercermin dari alumni-alumni yang dilahirkan dari universitas itu. “Tingkat keilmuan dapat dinilai dari pertanyaan yang dilontarkan para mahasiswanya, karena pertanyaan merupakan salah satu cara berpikir dengan logika. Kalau bertanya saja sudah tidak teratur atau tidak memakai logika, perlu dipertanyakan sebenarnya apa saja yang mereka pelajari di kampus. Kampus jangan hanya dikenal sebagai tempat membuat kegaduhan,” jelas Wapres.

Dalam kesempatan itu Rektor Musafir menyampaikan rencana pendirian Fakultas Kedokteran di UIN Alauddin Makassar yang pada saat ini sedang menunggu diterbitkannya Surat Keputusan (SK) oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti). Musafir mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan dan telah melalui semua proses serta memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan, mulai dari visitasi dan sebagainya.

Selain itu Musafir meminta dukungan Wapres untuk pembangunan infrastruktur di kampus UIN melalui skema Islamic Developmen Bank (IDB) Project Tahap Kedua. Sebelumnya, UIN Alauddin IDB Project berakhir pada tahun 2010. “Keberhasilan IDB Tahap Pertama melahirkan tantangan baru bagi UIN Alauddin Makassar karena ternyata terjadi lonjakan yang cukup signifikan sehingga kampus kekurangan infrastruktur,” papar Musafir.

Adapun proyek UIN yang rencananya akan dibiayai dari IDB ini adalah program Pascasarjana, Pusat Sains dan Teknologi, Fakultas kedokteran dan Fakultas Tarbiyah.

Wapres mendukung pembangunan fisik yang direncanakan oleh UIN Alauddin Makassar, namun Wapres berpesan agar kampus membuat perencanaan yang baik ke depan pengembangannya akan seperti apa, tidak asal membangun karena dikhawatirkan ada ketidaksinkronan antara infrastruktur dengan jumlah mahasiswa serta kebutuhan kampus.

“Akan lebih baik bila dibuat prioritas, pengembangannya seperti apa ke depannya. Harus ada fokus apa yang mau diunggulkan, jangan semua mau dicapai. Tetapi juga harus tetap mempertahankan ciri khas kampus, misalnya Universitas Negeri Makassar untuk mencetak guru, sedangkan UIN Makassar akan mencetak lulusan seperti apa?” ujar Wapres.

Wapres juga mengingatkan untuk tidak semata-mata mengejar kuantitas mahasiswa yang diterima di kampus UIN tetapi juga tetap memperhatikan bagaimana kualitas mahasiswanya. Selain itu, lanjut Wapres, suatu universitas juga harus dapat membuat perencanaan kurikulum untuk 10-20 tahun ke depan, untuk menciptakan lulusan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia yang nantinya seperti apa, misalnya masyarakat industri, pertanian modern dan sebagainya.

UIN perlu untuk tetap menjaga ciri khas sebagai kampus yang islami, yang tetap menjaga kerukunan, moderasi, pluralisme, yang dapat menjadi contoh lahirnya pemikiran-pemikiran yang dapat membangun peradaban dan akhlak. “Agama pada dasarnya adalah peradaban dan akhlak. Suatu peradaban itu dapat terwujud apabila agama maju dan sekaligus negaranya juga maju,” tegas Wapres.

IAIN atau UIN juga diharapkan dapat mencetak mahasiswa atau cendekia-cendekia yang mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan Islam yang saat ini sudah tidak dapat lagi mengambil contoh dari negara-negara Timur Tengah atau Arab.

“90% buku-buku agama saat ini masih merupakan terjemahan dari bahasa asing. Sehingga tugas UIN dan lulusannya untuk menuangkan pemikiran-pemikiran dalam bentuk tulisan-tulisan atau buku-buku yang bermanfaat bagi perkembangan dunia Islam,” pungkas Wapres.

UIN Alauddin Makassar merupakan salah satu dari 11 UIN di Indonesia dari total 55 IAIN yang ada di Indonesia. Menurut Dirjen Pendidikan Kementerian Agama Dr. Kamaludin, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, IDB Project Tahap Kedua diusulkan UIN Makassar karena IDB Tahap Pertama telah berhasil melakukan transformasi di perguruan tinggi agama Islam di seluruh Indonesia dan UIN Alauddin Makassar mengusulkan IDB tahap kedua dapat diberikan lagi kepada UIN Makassar.

Dalam pertemuan itu Musafir didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Mardan, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Kepegawaian Prof. Dr. Sultan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama Luar Negeri Prof. Dr. Hj. Aisyah Kara, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri Prof. Dr. Hamdan, Dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Dr. dr. Armin Nurdin, dan Kepala Biro Administrasi Umum, Kepegawaian dan Perencanaan Dr. Muchlis Latif. (Meilani)