Jakarta-Wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla mengikuti upacara peringatan Detik-detik Proklamasi yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo. Upacara peringatan tersebut dilaksanakan di halaman Istana Merdeka, Rabu (17/8/2016).

Suasana peringatan kemerdekaan Indonesia tahun ini sangatlah berbeda. Jika pada tahun sebelumnya bendera pusaka hanya diletakkan di meja mimbar kehormatan selama prosesi berlangsung, tahun ini Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat merasakan dan menghormati simbol negara Indonesia. Dengan menggunakan kereta Kencana Ki Jaga Raksa, parade bendera pusaka diarak dari Monumen Nasional (Monas) menuju ke Istana Negara. Tidak hanya itu, marching band oleh Paspampres, barisan pelajar, dan pasukan berkuda, ikut serta memeriahkan parade ini.

Tepat pukul 09:40 WIB, bunyi terompet pertama sebagai tanda upacara Peringatan Detik–detik Proklamasi dimulai. Disusul oleh tiupan terompet kedua yang menandakan pasukan upacara untuk memasuki lapangan Istana Negara. Selanjutnya, laporan dari Kolonel Inf. Putra Widiastawa selaku komandan upacara kepada Inspektur Upacara yakni Presiden Joko Widodo yang diiringi dengan 17 kali tembakan meriam,  menjadi tanda dimulainya Peringatan Detik-detik Proklamasi.

Pengibaran bendera dipimpin oleh Komandan Paskibraka AKP Lalu Hedwin Hanggara,  dan Nilam Sukma Pawening yang mewakili Provinsi DKI Jakarta bertugas untuk menerima bendera merah putih yang diserahkan oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu, tiga orang terpilih yang bertugas untuk mengibarkan bendera merah putih ialah Rahmat Duhe yang mewakili Provinsi Gorontalo, Muhammad Akbar sebagai pembentang bendera yang mewakili Provinsi Kalimantan Barat, serta Muhammad Aditya Ersyah Lubis sebagai pengerek bendera yang mewakili Provinsi Banten.

Peringatan Detik–detik Proklamasi kali ini juga berbeda, karena Presiden mengundang sejumlah tamu khusus. Mereka adalah sosok-sosok inspirator pembangunan di masyarakat, para juara olimpiade matematika dan sains, serta para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan taman kanak-kanak.

Pada kesempatan ini, Presiden juga mengundang ribuan masyarakat umum yang lebih besar dari tahun sebelumnya untuk menghadiri peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 di Istana Merdeka. Sekitar 2.210 masyarakat umum diundang untuk dapat hadir di upacara pengibaran dan penurunan bendera Merah Putih. Masyarakat yang mengikuti Upacara ini berasal dari banyak daerah diantaranya Jabodetabek, Karawang, Serang, Bandung, Medan, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Untuk pertama kalinya juga, peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini disiarkan secara langsung dengan menggunakan teknologi video 360 derajat. Melalui teknologi tersebut, penonton yang terhubung dengan koneksi internet akan disuguhkan tampilan video dengan sudut pandang yang menyerupai ketika berada langsung di lokasi.

Rangkaian peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada hari ini diakhiri dengan upacara penurunan Sang Merah Putih. Presiden Joko Widodo memimpin langsung upacara tersebut di halaman Istana Merdeka pada Rabu sore 17 Agustus 2016. Laporan Komandan Upacara Kolonel Benny Arfan kepada Presiden Joko Widodo memulai rangkaian upacara penurunan bendera. Upacara penurunan dimulai sekitar pukul 17.00 WIB. Kapten Inf. Amirul Husin dalam kesempatan tersebut mengemban amanah untuk memimpin Tim Bima Paskibraka.

Selanjutnya yang diamanahkan sebagai pembawa bendera yang diserahkan kembali kepada Presiden Joko Widodo selaku Inspektur Upacara yakni Cut Aura Maghfirah Putri yang berasal dari Provinsi Aceh. Sementara itu, Kelompok 8 yang bertugas menurunkan bendera terdiri atas Ilham Massaid dari Provinsi Bengkulu, Alldi Padlyma Allamurochman sebagai pembentang bendera yang mewakili Provinsi Jawa Barat, serta Amarik Fakhri Marliansyah sebagai pengerek bendera dari Provinsi DKI Jakarta.

Upacara penurunan bendera sebagai penutup peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara ini juga disuguhkan dengan persembahan lagu-lagu perjuangan dan beragam kesenian daerah yaitu Musik Bambu asal Toli toli Sulawesi Tengah, Musik Degung Jasa Marga, Tari Krida Kusumaning Bangsa dari Tulung Agung, dan aksi marching band Polisi Kecil dari Papua Barat. Tidak hanya itu, Grup Musik Nidji pun diundang yang berkolaborasi dengan penyanyi Opie Andaresta untuk turut memeriahkan suasana. (KIP, Setwapres)