Surabaya. Usai menghadiri Pengukuhan Guru Besar Dr. M. Hatta Ali, S.H., M.H, Wapres menyempatkan diri untuk melakukan peninjauan proyek pembangunan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) bersubsidi Puncak Central Business District (CBD) di Kelurahan Jajar Tunggal, Wiyung, Surabaya, Sabtu siang 31 Januari 2015.
Proyek yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung) ini adalah untuk mendukung program pemerintahan Jokowi-JK. “Semangat pemeritah baru melalui program pembangunan perumahan Nasional sebanyak satu juta unit pertahun untuk menyelesaikan kekurangan rumah bagi masyarakat, merupakan spirit yang harus kita dukung bersama,” kata Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) TKB (WIKA) Bintang Perbowo.
Dalam peninjauan ini Wapres meminta pengembang untuk menyelesaikan pembangunan dengan cepat. “Kita akan membangun 1 juta unit rumah per tahun untuk di perkotaan dan daerah-daerah semua itu harus bertingkat. Jadi rusunami itu rumah susun milik, ada juga yang lebih kecil lagi Rusunawa rumah susun sewa. Karena itulah contoh di sini harus kita kembangkan semuanya, harus cepat,” seru Wapres.
Untuk mendorong masyarakat berpenghasilan rendah membeli unit ini, Wapres mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan kemudahan. “Pemerintah akan mensubsidi uang mukanya sekaligus bunganya. Harga dari pemerintah itu 140 juta rupiah per unit dan dapat dicicil antara 10-15 tahun. Rentang pendapatan tidak boleh lebih dari 30 persen untuk cicilan dari gajinya perbulan. Bunga 11-12 persen yang dijamin oleh pemerintah hanya 5 persen, jadi lainnya subsidi. Konsumen itu hanya bayar 5 persen saja,” terang Wapres.
Wapres pun optimis bahwa Rusunami ini akan tepat sasaran, “Tidak ada orang mampu yang mau tinggal di rumah yang hanya 21 meter. Kalau ada makelar tanggung jawab Walikota Surabaya untuk mengecek ktp-nya cocok apa tidak,” ujar Wapres.
Hadir dalam peninjauan ini, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua DPRD Surabaya Armuji, Direktur Utama WIKA Gedung Ridwan Abdul Mutholib serta direksi lainnya. (Siti Khodijah)
****