Jakarta. Tugas Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan upaya kemanusiaan yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat ketika dalam keadaan darurat. Oleh karena itu, jika menengok sejarah, PMI didirikan ketika dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk penyelamatan nyawa manusia seperti halnya dalam keadaan perang, yakni untuk memberikan penyelamatan atau pun pengobatan kepada korban-korban perang. Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum PMI ketika memberikan sambutan dalam acara Penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PMI Bidang Kesehatan dan Sosial di Hotel Milenium, Jakarta, 10 Juni 2015.
Lebih jauh Wapres menyampaikan bahwa kehadiran PMI merupakan suatu reaksi akibat adanya bencana, yang kemudian berkembang menjadi suatu sistem yang bersifat Internasional, sebagai upaya untuk memperbaiki dan menjaga tentang berbagai hal yang sulit dilakukan secara kemanusiaan. “Bencana atau pun hal-hal yang mempunyai aspek-aspek kemanusiaan harus kita laksanakan. Dan saya berterima kasih kepada Anda-anda semua yang telah bekerja tentang itu dengan sebaik-baiknya,” kata Wapres.
Menurut Wapres tugas dan pekerjaan PMI selalu berkaitan dengan keadaan darurat, karena yang dilakukan PMI tidak ada yang dilaksanakan dalam keadaan senang, seperti saat terjadi bencana dan perang. “Sehingga orang membutuhkan donor darah untuk ditransfusikan, ataupun didonorkan kepada orang-orang yang sulit dan susah, yang semuanya itu dalam keadaan emergency,” jelas Wapres.
Namun dengan berjalannya waktu, tugas PMI mengikuti perubahan-perubahan, karena banyak institusi lain yang melaksanakan tugas-tugas seperti penanganan bencana ataupun penanganan kesehatan, sehingga PMI tidak lagi bekerja sendiri, namun dapat bekerja sama dengan institusi terkait lainnya. Seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanggulangan bencana dan BASARNAS untuk penanganan musibah.
Sementara untuk pelayanan kesehatan, kata Wapres, dewasa ini dilakukan di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan yang sudah berjalan dengan baik di seluruh Indonesia, walaupun dengan segala macam fasilitas yang gratis, namun semuanya memerlukan layanan yang baik.
Wapres meminta PMI untuk terus berpikir ke depan agar dapat melaksanakan tugas dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan lebih baik. Kita, kata Wapres, pada akhirnya harus dapat mengarahkan kegiatan, kemampuan dan juga modal. “Kita itu relawan untuk preventif pendidikan tentang kesehatan, walaupun kita sudah mempunyai rumah sakit di Bogor dan juga di tempat lain,” ucap Wapres.
Di samping itu, Wapres juga meminta agar seluruh jajaran PMI dan masyarakat dapat mendukung rencana pembangunan rumah sakit PMI di Bandung, karena rumah sakit tersebut selain akan bermanfaat untuk kepentingan yang bersifat darurat, juga akan lebih menekankan unsur sosial dan kemanusiaan yang tidak bersifat komersial dalam mengupayakan kesehatan bagi masyarakat.
Wapres juga berharap agar masyarakat selalu menjalankan hidup sehat, tidak semata-mata harus selalu pergi ke rumah sakit, melainkan ada sejumlah langkah yang perlu diperhatikan, seperti bergerak aktif dan tidak diam, menjaga pola makan yang sehat serta pola tidur yang baik dan teratur, serta selalu berfikir positif, dan ketiga berupaya untuk tidak mengalami stres. “Oleh karena itu agar tidak stres, jika ada pekerjaan agar tidak menunda-nunda untuk diselesaikan,” kata Wapres.
Selanjutnya Wapres juga berpesan agar para relawan PMI senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan dan bergerak untuk kemanusiaan. “Apabila relawan tidak bergerak, tentu sifat Kepalangmerahannya akan memudar, kalau tidak ada kegiatan-kegiatan seperti itu,” tutur Wapres.
Sementara itu Menteri Kesehatan Dr. dr. Nila Farid Moeloek, dalam sambutannya juga mengapresiasi PMI yang telah bekerja sama dengan berbagai elemen dan lembaga termasuk Pemerintah untuk selalu bergotong royong dalam memberikan perhatian terhadap kesehatan dan sisi kemanusiaan sebagaimana tema yang diangkat dalam Rakernas tersebut.
Rakernas yang mengambil tema “Bersama Kita Mandiri, Berkualitas dan Akuntabel” tersebut yang diikuti oleh sejumlah pengurus pusat dan daerah PMI di seluruh Indonesia. (Supriyanto)
***