Ponorogo, wapresri.go.id – Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya keanekaragaman genetik pisang. Sebagaimana laporan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, terdapat potensi besar pada komoditas pisang, dimana tahun 2020 produksi pisang mencapai lebih dari 8 juta ton. Sementara, volume ekspor pisang mencapai 5.500 ton per Mei 2021. Untuk itu, melihat besarnya potensi ini, produksi dan kualitas pisang harus ditingkatkan.
“Besarnya pangsa ekspor buah-buahan dunia khususnya komoditas pisang ini menjadi peluang bagi Indonesia. Untuk itu, kita perlu terus meningkatkan produksi, baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun juga kualitas,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada Acara Panen Pisang Cavendish dalam Rangka Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor di Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (30/03/2022).
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, seiring dengan gerakan diversifikasi pangan yang digencarkan oleh pemerintah, pangsa pasar pisang dalam negeri juga semakin potensial. Sehingga, selain untuk ekspor, pendistribusian komoditas pisang dapat digencarkan secara nasional, karena kuantitasnya pun tersebar banyak di wilayah Indonesia.
“Indonesia itu pisang saja punya banyak sekali. Saya menemukan di Papua Barat saja, di satu provinsi ada 125 jenis pisang. Artinya, kalau se-Indonesia itu bisa ribuan jenis pisang. Ini kekayaan alam kita Indonesia,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Wapres menyambut baik upaya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang menginisiasi Program Pengembangan Hortikultura untuk Peningkatan Ekspor dan Ekonomi Daerah. Khususnya, melalui program ini, kesejahteraan petani juga dapat ikut meningkat.
“Program ini bisa berhasil berkat dukungan mitra usaha tani. Kehadiran mitra terbukti meningkatkan penghasilan petani. Sebagai contoh, tadi disebut oleh Pak Sekretaris Menteri, di Kabupaten Tanggamus program ini telah meningkatkan pendapatan petani pisang hingga 4,1 juta per hektar per program,” kata Wapres optimis.
Menutup sambutannya, Wapres berharap, program pengembangan hortikultura ini dapat meminimalisir urbanisasi masyarakat ke kota-kota, sehingga desa juga dapat terus terbangun dan kesejahteraan masyarakatnya pun ikut meningkat.
“Menjadi program pemerintah sekaligus juga untuk menghindarkan terjadinya perpindahan masyarakat urbanisasi ke kota-kota, menghindari urbanisasi. Tetapi memang desa juga harus menarik. Istilah yang sering diucapkan orang, tinggal di desa, rezekinya rezeki kota, kemudian bisnisnya bisnis mendunia. Nah, ini sekarang juga melalui pisang cavendish. Dia tinggal di desa, tapi rezekinya rezeki kota, dia berjualan sampai ke Singapura, ke Timur Tengah, ke Cina, dan lain sebagainya,” ujar Wapres.
“Ini saya kira pemberdayaan masyarakat desa, ini menjadi suatu prioritas untuk menyejahterakan masyarakat kita,” pungkasnya.
Sebelumnya Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, sektor pertanian terbukti mampu secara konsisten menunjukkan pertumbuhan yang positif, dan menjadi bantalan ekonomi nasional. Sebagai contoh, sub sektor Hortikultura menunjukkan kinerja yang sangat baik, dimana pada kuartal 4 2021, Hortikultura mampu tumbuh sebesar 3.80 persen (year on year), tertinggi jika dibandingkan dengan tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan jasa pertanian.
Sementara, terkait potensi ekspor, pada saat awal pandemi 2020, ekspor Hortikultura juga meningkat 37.53 persen dibandingkan 2019, peningkatan tertinggi selama kurun waktu lima tahun terakhir, dan kontribusi tertinggi berasal dari komoditas buah dan biofarmaka. Oleh karena itu, pemerintah akan terus melakukan pengembangan dalam sektor ini.
“Sejalan dengan upaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional, pemerintah terus berupaya untuk melakukan pengembangan ekspor, terutama ekspor produk yang berdaya saing tinggi dan memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Salah satunya adalah produk dari sektor pertanian, khususnya Hortikultura,” lapor Susiwijono.
Hadir pula dalam acara tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal A. Halim Iskandar, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, dan Ketua BAZNAS Noor Achmad.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah dan Robikin Emhas, Tim Ahli Wapres Johan Tedja Surya, serta Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Sekretariat Wapres M. Zulkarnain. (NN, SK– BPMI, Setwapres)