Jakarta, wapresri.go.id – Hasil survei beberapa tahun lalu yang di muat majalah Times menunjukkan bahwa banyak hal yang menjadi indikator kebahagian, namun indikator yang menempati urutan pertama dalam survei tersebut adalah bertemu dengan teman dan keluarga. Begitu juga halnya dengan mudik, karena tujuan utama melakukan mudik adalah bertemu keluarga dan teman-teman, yang berarti mudik adalah kebahagian.

Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan keynote speech pada Seminar Transportation Review di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 8/5.

“Karena itulah maka kalau kita mengartikan itu mudik, ya untuk bertemu dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Karena itulah kebahagiaan yang paling tertinggi mudik,” ujarnya.

Di seminar yang bertajuk “Indonesia Jelang Mudik 2018” itu Wapres mengungkapkan tradisi mudik bukan hanya dimiliki oleh Indonesia, tetapi hampir di semua belahan dunia hanya saja pola dan waktunya yang berbeda-beda. Seperti mudik di China, Amerika, Eropa dan India.

“Semua orang punya mudik. Dan semua negara punya mudik bukan kita saja,” terangnya.

Lebih lanjut Wapres memaparkan bahwa mudik merupakan pola yang terus berubah bergantung pada kenaikan pendapatan dan kemampuan ekonomi. “Karena itu akan mempengaruhi jenis moda transportasi yang dipilih,” imbuhnya.

Saat mudik, kata Wapres, kemacetan selalu terjadi di Pantura dan jalur menuju Jawa Tengah, berbeda dengan di Jawa Timur dan di luar Jawa tidak terjadi kemacetan. Karena banyaknya para pekerja yang bekerja di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten yang merupakan daerah industry,sambung Wapres.

Kepadatan transportasi pada waktu mudik, menurut Wapres, dipengaruhi pula oleh budaya masing-masing daerah, dimana daerah lain mempunyai waktu mudik yang berbeda.

“Mudik juga bisa mengindikasikan kemajuan ekonomi suatu wilayah, sehingga menjadi pekerjaan rumah pemerintah perlunya pemerataan ekonom,” paparnya.

Menyinggung mengenai pemberian cuti bersama/libur lebaran, Wapres mengatakan bahwa waktu yang harus ditempuh untuk perjalanan mudik menjadi salah satu pertimbangan pemberian cuti. Terkait dengan penurunan ekonomi, seharusnya itu tidak terjadi karena ekonomi di daerah tujuan mudik justru akan terus bergerak dan naik dengan banyaknya orang yang melakukan mudik.

Menjadi kewajiban pemerintah dalam memfasilitasi mudik agar menjadi lebih baik setiap tahunnya. Oleh karena itu perbaikan sarana dan prasarana transportasi sesuai dengan pola perubahan dan kebutuhan masyarakat terus di lakukan untuk memberikan kenyaman dan keamanan.

“Jadi pada hakekatnya mudik adalah kebahagian, dan bukan masalah,” pungkas Wapres.

Sebelumnya Deputy Chairman Media Grup, RR Lestari Moerdijat dalam sambutannya mengatakan, acara yang diselenggarakan kerjasama Metro TV, MetroTVNews.com, Media Indonesia dan iD.M akan mengupas berbagai langkah strategis yang telah disiapkan pemerintah melalui beberapa kementerian dan Polri.

Hadir pada acara tersebut diantaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa, anggota Legislatif, Komunitas/pengamat transportasi, dan Akademisi, serta Mahasiswa. Sementara Wapres di damping oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar.(MC/RN, KIP Setwapres).