Jakarta, wapresri.go.id – Kebutuhan akan energi terus meningkat sehingga diperlukan alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu Pemerintah terus memacu kebijakan energi baru terbarukan (EBT) untuk kurangi konsumsi energi fosil.

“Negara-negara kemudian mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi. Ini yang disebut security energy. Sekarang, kepedulian terhadap lingkungan meningkat maka muncullah kebijakan renewable energy atau energi baru terbarukan (EBT),” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan keynote speech pada acara Mini Seminar Geopolitik Transformasi Energi di Lobby Lounge Graha Bimasena Dharmawangsa, Jakarta, Rabu, (31/7/2019).

Wapres menilai investasi energi fosil adalah yang paling murah, namun memerlukan biaya operasional tinggi. Berbanding terbalik dengan EBT dan EBT tidak terpengaruh oleh geopolitik.

“Biaya produksi KwH listrik berbasis batubara berkisar 5,5 sen, dan untuk EBT lainnya di kisaran 6-10 sen. Namun untuk masalah lingkungan yang ditimbulkan memerlukan biaya yang jauh lebih besar untuk penanganannya. EBT memang memerlukan investasi yang mahal, namun murah operasionalnya, ” terang Wapres.

Oleh karena itu, pemerintah memiliki kebijakan pemanfaatan energi untuk mengurangi konsumsi energi fosil. Adapun target bauran energi nasional pada tahun 2025 adalah batubara 54,4%, gas bumi 22,2%, BBM 0,4%, dan EBT sebesar 23%. Saat ini, pemanfaatan batubara sebesar 58,64%, gas bumi 22,48%, BBM 6,18%, dan EBT sebesar 8,55%.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan EBT asalkan lingkungan hidup tetap terjaga kondisinya. Indonesia dapat mengembangkan industri teknologi EBT untuk memenuhi kebutuhan teknologi pembangkit EBT di dalam negeri. Selain itu, dapat menjadikan berbagai teknologi ini sebagai komoditas ke sejumlah negara menggantikan ekspor bahan mentah dan sumber energi fosil seperti batubara,” urainya lagi.

Mini Seminar yang bertemakan “A New World: The Geopolitics of the Energy Transformation” merupakan acara yang diselenggarakan atas kerja sama Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Service Reform (ISSR).

Sebagaimana dijelaskan di awal acara oleh ChairmanICEF Kuntoro Mangkusubroto bahwa ini merupakan penyelenggaraan mini seminar kali kedua.

Turut mendampingi Wapres pada acara ini Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi, Infrastruktur, dan Kemaritiman Guntur Iman Nefianto, serta Tim Ahli Wapres Mohamad Ikhsan. (RMS/AF-KIP, Setwapres)