Jakarta, wapresri.go.id – Menjadi anggota G-20 menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu, Indonesia perlu mengubah paradigma diplomasinya, dari negara yang sering menerima bantuan menjadi negara yang memberi bantuan.
“Pembentukan lembaga Indo-AID adalah sesuatu yang penting pada masa ini. Sudah waktunya kita ini [menjalankan] diplomasi ‘Tangan di Atas’,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika meluncurkan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional atau disebut juga Indonesia-AID, di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), di hari terakhir masa kerjanya, Jumat (18/10/2019).
Menurut Wapres, sebagai anggota G-20, sudah menjadi kewajaran apabila Indonesia dapat memberikan bantuan dan melakukan kerja sama untuk mendorong pembangunan negara-negara lain. Kerja sama yang dilakukan itu pada dasarnya merupakan perwujudan amanat konstitusi.
“Indonesia yang kondisi ekonominya sudah baik, perlu bekerja sama ekonomi dengan negara lain, sesuai dengan tujuan konstitusi lebih meningkatkan perdamaian dunia,” jelasnya.
Indo-Aid ini dibentuk untuk mengefektifkan upaya kerja sama ekonomi serta mendukung politik luar negeri Indonesia di kancah internasional. Untuk itu, Wapres berharap para duta besar dapat melibatkan lembaga tersebut dalam upaya membangun hubungan kerja sama dengan pihak luar negeri, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat setempat serta bagi diplomasi Indonesia.
“Nanti para duta besar di luar negeri dapat melibatkan lembaga itu sehingga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” harapnya.
Wapres pun mengimbau, meskipun Indonesia sudah sering melakukan kerja sama dan memberikan bantuan kepada negara lain, diharapkan melalui lembaga ini Indonesia dapat melakukan kerja sama dengan lebih terprogram.
“Melalui lembaga ini kita mengefektifkan kerja sama ekonomi kita dengan negara-negara lain untuk membangun masyarakat dunia yang lebih baik lagi,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, di hari terakhir masa kerja Wapres Jusuf Kalla, dapat dipersembahkan lagi satu hal yang sangat strategis bagi pelaksanaan politik luar negeri. Lembaga ini akan menjadi perangkat Indonesia sebagai upaya mengukuhkan peran Indonesia di kancah internasional.
“Indonesia-AID ini adalah perangkat diplomasi yang dapat memperkuat kontribusi dan peran Indonesia di dunia internasional,” ujar Retno.
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga hadir dalam acara tersebut, turut menyampaikan rasa syukur atas peluncuran lembaga ini. Ia juga mengharapkan lembaga ini dapat mendukung diplomasi Indonesia.
“Lembaga ini kita harapkan akan mampu terus menunjang politik luar negeri, dalam rangka mendudukkan Indonesia sebagai negara besar dunia,” harap Sri Mulyani.
Indonesia-AID merupakan sebuah lembaga yang dibentuk untuk mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan bantuan Indonesia ke luar negeri. Lembaga yang pembentukannnya sudah ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak ini diharapkan akan berperan mengefektifkan bantuan pembangunan yang selama ini dijalankan secara ad hoc dan tersebar di berbagai kementerian.
Selain Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan, hadir pula Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Sementara Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden-Mohamad Oemar, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Keuangan-Wijayanto Samirin, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi-Husain Abdullah, serta Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi dan M. Ikhsan. (AK/SK, KIP-Setwapres)