Lima, Peru-wapresri.go.id Mengawali rangkaian kegiatan hari kedua APEC Economic Leaders Meeting (AELM), Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menghadiri sesi Retreat I, di Lima Convention Center, Lima, Peru, Minggu (20/11/2016).

Dalam sesi yang mengambil tema “Challenges to Free Trade and Investment in The Current Global Context” ini, Wapres mengangkat tiga isu utama.

Pertama, perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka berarti integrasi ekonomi yang lebih dalam dan kompleks yang membutuhkan konsultasi dan koordinasi berkelanjutan antara legislator, pejabat, dan masyarakat di tingkat daerah dan nasional, serta berbagai lembaga, yang berbeda dari segi kapasitas dan lingkungannya.

Kedua, adanya ketidakpastian pertumbuhan bisnis dan masyarakat terkait ketebukaan, baik yang membawa peluang yang sama, maupun persaingan sehat.

“Dalam kasus sistem politik di Indonesia, kami perlu mengembangkan dukungan dan kesepakatan masyarakat yang lebih besar lagi dengan memastikan bahwa kami sepakat untuk memperoleh hak yang sama,” ungkap Wapres.

Yang ketiga, pemangku kepentingan dalam skala kecil seperti pelaku UMKM, petani, nelayan, pekerja non-skill, dan usaha-usaha di daerah harus menjadi bagian dari proses dan keuntungan dari perdagangan dan investasi bebas dan terbuka, yang berarti harus inklusif.

Namun, meskipun APEC telah memperluas pembahasan isu terhadap perdagangan dan investasi sejak dihasilkannya Bogor Goals 22 tahun lalu, yakni tepatnya tahun 1994, Wapres menilai, APEC belum menjangkau kepentingan masyarakat kurang beruntung yang berada di kawasan Asia Pasifik.

Wapres mengungkapkan, sekitar 1 miliar penduduk hidup di daerah pedesaan di kawasan ekonomi berkembang APEC, dengan 70-90% hidup miskin di dalamnya. Padahal, perdagangan dan investasi merupakan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Untuk itu APEC perlu memiliki strategi yang menyeluruh, komprehensif, dan berorientasi pada aksi dalam menangani pembangunan di desa dan pengentasan kemiskinan.

Wapres menegaskan, pembangunan desa memiliki potensi untuk mengakselerasi tingkat pertumbuhan di seluruh kawasan sekaligus memperkuat kualitas pertumbuhan.

“Oleh karena itu, kita perlu melakukan lebih banyak lagi untuk mempromosikan barang-barang dan produk-produk yang berkontribusi pada pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan,” saran Wapres.

“Untuk itu, dalam mencapai Area Perdagangan Bebas Asia Pasifik, Indonesia akan terus mencari mitra untuk mempromosikan serangkain prinsip yang kita sebut dengan RICE, Resilient, Inclusive and Innovative, Connected, and Equitable,” pungkas Wapres.

Hadir mendampingi Wapres, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, serta Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir. (KIP, Setwapres)