Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Selamat pagi.

Yang saya hormati Ibu Megawati Soekarno Putri Presiden kita yang ke-5,
Yang saya hormati Bapak Ketua MPR RI dan Para Pimpinan MPR,
Yang saya hormati Para Menteri,
Yang saya hormati Para Pimpinan Kepolisian Republik Indonesia,
Dan teman-teman semuanya, hadirin-hadirat para peserta pertemuan ini.

Pagi ini kita hadir di sini, tentu mempunyai perasaan yang sama yaitu perasaan keprihatinan. Apa yang akan terjadi di sekeliling kita, di dunia ini dan juga apa akibatnya, dan bagaimana cara menghindari hal-hal yang buruk dari kemungkinan yang ada. Itulah persamaan kita semua yang hadir di sini.

Tentu kita mengharap bahwa konferensi ini menghasilkan langkah-langkah yang positif untuk tidak terjadinya hal-hal yang menjadi beban ataupun peristiwa-peristiwa yang akan kita hindari akibat ISIS dan gerakan-gerakan teroris lainnya. Suatu ideologi yang kemudian menjadi gerakan dengan cara yang menakutkan adalah sesuatu yang harus dihindari dan harus dicegah.

Apabila kita berbicara ISIS, di pikiran masyarakat dunia tentu tidak banyak yang mungkin mengetahui atau tidak mengetahui, tidak perlu mengetahui kepanjangannya. Tetapi selalu yang terbetik di pikiran masing-masing adalah suatu ideologi, suatu gerakan yang ekstrim, radikal Islam yang fundamentalis, yang bertindak secara brutal dan berbahaya. Tentu itulah di pikiran semua orang dan banyak kenyataan yang timbul dari situ.

Namun suatu tindakan tidaklah semuanya lengkap apabila hanya berdasarkan ideologi saja. Semua mempunyai masalah-masalah yang menimbulkan masalah itu menjadi sangat berbahaya. Ideologi apabila dijalankan secara baik tentu hak semua orang untuk menjalankan ideologi itu, tetapi kenapa itu terjadi dan apa akibatnya, tentu di sinilah yang kita harus bicarakan dan bagaimana mencegahnya.

Pada dasarnya sejarah telah berulang kembali. Tidaklah mungkin apabila kita ingin membahas ISIS dan juga masalah-masalah lainnya. ISIS adalah sesuatu gerakan yang paling cepat, barangkali yang terjadi yang sekaligus paling menakutkan. Hanya berkembang secara formal hanya dalam waktu 3-4 tahun dan malah tahun lalu menjadi bagian berkembang menjadi Islamic State atau bahasa Arabnya “Ad-Daulah al-Islamiyah fi al-Iraq wa asy-Syam”, tentu itulah bagian daripada keinginan kembali masa lalu. Keinginan kembali pada saat-saat awal-awal Islam. Apalagi kita kenal Irak dan Syam, adalah negara atau negeri yang mempunyai sejarah, dalam suatu sejarah Islam yang sangat kuat.

Siapa yang tidak mengenal Syam, tempat dimana Rasulullah menjadi tempatnya selama 7 tahun berdagang. Siapa yang tidak mengenal Baghdad yang pada waktu menjadi pusat kebudayaan Islam yang sangat besar pada waktu itu. Tentu juga ini merupakan suatu masa lalu yang ingin dikembalikan, sehingga berpikiran-pikiran suatu gerakan khalifah-khalifah yang tanpa batas negara, negara tanpa batas Indonesia, tetapi dasar pemikiran-pemikiran itu, saya katakan sejarah telah kembali, sejarah telah berulang.

Apabila 20 tahun yang lalu, 10 tahun yang lalu, kita menjadi tempat sama dengan Al-Qaeda. Hal ini telah berulang kembali dan mungkin sangat lebih brutal daripada Al-Qaeda, sebagaimana apa yang terjadi. Tetapi kalau kita lihat kebangkitan sejarah pada hari ini bukanlah suatu sebab, tetapi banyak sebab dan akhirnya banyak pihak yang harus bertanggung jawab, kenapa hal ini terjadi.

Kalau kita kembali kepada sejarah Al-Qaeda dapat kita katakan, bahwa itu tumbuh dengan niat baik. Niat baik, mudah-mudahan dengan menjadi mujahidin yang ingin bebaskan Afganistan dari pengaruh komunis dan kependudukan Rusia.

Karena itulah maka mujahidin di dukung oleh banyak pihak, termasuk negara-negara barat, termasuk negara-negara lainnya, membelikan senjata, kemampuan-kemampuan dan latihan-latihan. Namun kita tahu semua, setelah selesai ideologi masuk dan menjadikannya mujahidin, berubah menjadi suatu ideologi yang menakutkan juga bagi seluruh dunia. Termasuk menakutkan pada orang, atau negara yang bantu sebelumnya. Inilah yang terjadi dan menakutkan kita semuanya, dan menyebar di seluruh dunia hal tersebut.

ISIS juga terjadi persis seperti itu. Kita tahu semua, bahwa apa yang terjadi sebelumnya adalah bagaimana negara-negara Arab 10 tahun yang lalu, atau 15 tahun yang lalu, 5 tahun yang lalu, yang kita kenal dengan Arab Spring. Itu adalah revolusi di negara-negara Arab, akibat masalah ekonomi dan sebagainya, dan juga otoriter, dan masalah-masalah ekonomi yang terjadi, serta tindakan-tindakan yang melanggar HAM yang menginginkan demokrasi.

Revolusi di negara-negara Arab yang kita kenal dengan Arab Spring. Kemudian revolusi ini berlanjut di Syria, yang kita tahu semuanya dalam revolusi perang saudara yang berlanjut di Syria, akibat persaingan besar Bashar Al-Assad, yang bertindak, yang melaksanakan sejarah otoriter dengan bangsa-bangsa itu. Akibat itu maka banyak negara kembali membantu para mujahid, atau siapapun yang tentu menolak kepemimpinan Syria pada waktu itu dengan relawan-relawan dari banyak negara, bantuan materiil, dan apapun.

Kita tahu semuanya akibatnya Syria terpecah dan menjadi negara yang berkeping-keping dan mempunyai masalah yang luas revolusi itu. Kemudian berubah datang ideologi yang memasuki orang-orang yang berperang di Irak, yang tentu banyak didukung dan timbullah kemudian yang kita hari ini bicarakan, ISIS.

Dengan hal tersebut dapatlah kita jalani, bahwa masalah ISIS bukan hanya masalah ideologis, bukan hanya masalah itu saja, tetapi juga gabungan masalah dengan politik dan sekaligus ekonomi. Karena tanpa politik dan juga merupakan bagian daripada tindakan-tindakan sebelumnya menyebabkan ini. Kita harus belajar dari sejarah.

Kenapa ini timbul di Irak dan di Syria? Karena perang Teluk II telah melumpuhkan Irak. Suka atau tidak suka dengan jatuhnya Saddam Husein, menyebabkan seluruh struktur di Irak berubah dan hancur. Akibat hancurnya pemerintahan, tentara dan sebagainya.

Suka atau tidak suka, sehingga gerakan-gerakan apapun mudah timbul di Irak dengan senjata begitu banyak, sehingga aliran-aliran yang kemudian menjadi ISIS adalah buah daripada kelemahan suatu negara. Buah daripada melemahkan suatu pemerintah, suka atau tidak sistem tersebut maka terjadilah seperti ini.

Akibatnya sama yang terjadi, kenapa terjadi munculnya Afganistan pada Al-Qaeda? Akibat melemahnya suatu negara yang mudah terjadi seperti itu. Artinya adalah ideologi sama dengan suatu virus, dia hanya berakibat kepada badan manusia apabila badan itu lemah. Apabila badan lemah maka virus dapat masuk dengan gampang.

Karena itulah maka, kenapa ISIS ini hanya sekarang, bukan hanya, menjadi besar di negara-negara yang lemah. ISIS sekarang tentu di samping Irak, ada di Syria yang lemah, ada di Lybia yang lemah, ada juga di Nigeria yang ada Boko Haram. Itu semua menimbulkan bahaya internasional akibat melemahkan suatu pemerintahan yang sah pada waktu itu.

Setuju atau tidak setuju apa yang dilakukan pemimpin negeri itu seperti Saddam, Bashar Al-Assad, akibatnya adalah kemudian kelemahan itu menyebabkan tidak terkendalinya negeri ini, dan kemudian ideologi mudah masuk akibat itu dan terjadilah seperti sekarang ini. Suatu bahaya yang menyebabkan ketakutan internasional akan bahaya-bahaya itu.

Dari hal tersebut dapatlah kita simpulkan, bahwa gerakan ISIS tentu gerakan yang tentunya berdasarkan suatu keinginan untuk kembali kepada masa lalu, kekhalifahan dalam Islam yang tidak mengenal suatu kompromi. Padahal Islam mengajarkan kemajuan dan harus menyesuaikan dengan jaman-nya, sehingga kita semua sebagai umat Islam yang berdiri di sini, tentu tidak sepaham dengan ajaran tersebut, tidak sepaham dengan ideologi tersebut. Apalagi tindakan-tindakan yang sangat brutal yang mengganggu masalah ini.

Namun semua teroris seperti itu. Teroris adalah memang sangat menakutkan dari semua tindakan yang menakutkan dan memang tidak bisa diduga. Itu maksud dari teroris seperti itu.

Apa yang dikejar oleh ideologis seperti itu? Apa yang mempersatukan mereka untuk ideologis itu? Secara mudah saya katakan, yang dikejar adalah jannah, surga, paradise, yang dengan murah dijual oleh siapapun pemimpinnya. Karena apabila mereka mengejar tentang harta, tentu mereka tidak ingin bunuh diri. Apabila ingin mengejar kedudukan mereka juga tidak ingin bunuh diri, tetapi kenapa ingin begini, dia ingin menjalankan jannah, dia ingin mengejar surga yang dengan mudah diberikan oleh para pemimpinnya. Artinya adalah membunuh siapapun yang berpahlawan adalah jihad dan jihad adalah yang dekat dengan surga. Hanya itu yang dijualnya.

Pengalaman saya waktu menyelesaikan Poso dan Ambon atas perintah Ibu Megawati pada waktu itu sederhana sekali. Kedua belah pihak mempermainkan surga dan begitu saya katakan anda semua akan masuk neraka, karena semua itu tidak benar, maka akhirnya semua akan selesai.

Sering saya katakan, dalam ajaran Islam semua mempunyai hukum termasuk hukum perang. Islam mengajarkan kepada kita, bahwa apabila berperang membunuh perempuan, membunuh anak, menebang pohon saja itu haram. Apalagi membunuh orang, kita salah tentunya. Jadi, semua adalah perbuatan haram yang dibuat, tetapi atas nama jihad. Karena surgalah yang selalu dibayang-bayangi oleh mereka semua.

Memang sangat mencengangkan apabila ISIS yang mempunyai pasukan yang cukup besar. Di Irak dan Iran itu, yang menurut perkiraan setidak-tidaknya mempunyai 20 ribu pasukan dan mempunyai pasukan yang terlatih, yang datang dari 80 negara, luar biasa, melebihi anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) 80 negara dari manapun, termasuk negara-negara barat tentu mempunyai daya tarik yang luar biasa. Dan daya tarik itu seperti saya katakan, jannah, surga. Permainan-permainan itulah yang dilakukan.

Karena kalau tidak, tentu orang tidak datang ke negeri yang panas ataupun super dingin berjuang di padang pasir. Untuk apa? Bukan untuk kehidupan yang lebih baik, tetapi suatu kehidupan yang lebih baik pada masa datang dengan kampanye luar biasa. Itulah yang mendasari yang saya selalu bawa hal-hal tersebut sebelum kita berbicara ISIS. Kita harus pahami apa yang terjadi, kenapa itu terjadi.

Jadi bukan hanya masalah ideologi, tetapi kesalahan bersama kepada dunia ini menyebabkan timbulnya seperti itu. Tanpa suka atau tidak kepada pemerintahan yang otoriter di Timur Tengah akibat lumpuhnya pemerintahan, saya katakan tadi menimbulkan mudahnya virus itu masuk.

Akibat ekonomi yang rusak di banyak negara, semua ingin mengatakan, bahwa itu keliru. Artinya adalah masalah ISIS itu bukan hanya masalah ideologis, memang awalnya ideologis. Tetapi disebabkan oleh suatu kemelut politik yang melemahnya pemerintahan, kemudian juga masalah ekonomi. Kenapa masalah ekonomi? Ini ISIS tentu tidak mudah terjadi di negara lain, tetapi karena di Irak ada sumber ekonomi yang kuat, energi yang diperebutkan oleh banyak orang, banyak negara, banyak bangsa.

Menurut informasi tentu yang kita baca bahwa, tidak ada organisasi teroris atau organisasi apapun yang sekaya ISIS itu. Mereka mempunyai kemampuan untuk membayar banyak hal. Kenapa orang tertarik membeli senjata yang bermacam-macam, karena dia mempunyai kemampuan setidak-tidaknya USD 2 millar dalam bentuk kekayaan mereka. Dari mana? Dari kekayaan minyak, dari kekayaan merampok dari bank-bank yang ada, di Mossul dan sebagainya.

Karena itulah maka kelemahan suatu bangsa bisa menimbulkan bermacam ideologi yang masuk. Apa yang Indonesia dan kita semua mempelajari suatu peristiwa seperti itu? Pertama tentu kita harus bersatu memperbaiki bangsa ini. Suatu negara yang stabil dan makmur tidak mudah dimasuki ideologi seperti ini, tidak mudah. Tetapi apabila negeri itu tidak stabil dan saling terpecah, kemudian apalagi melemahkan ekonomi dan bangsanya, maka mudah menimbulkan ideologi masuk seperti itu. Itulah yang terjadi di banyak negara.

Karena itulah bangsa ini harus bersatu, harus memperbaiki politik dan ekonomi yang sekaligus memberikan kesejahteraan yang adil bagi bangsa itu. Maka, apapun tidak mungkin dapat dilakukan orang pada kondisi seperti itu. Itu sebabnya, karena sebaik-baiknya bangsa itu, bagaimana mencegah ideologi seperti itu masuk.

Kalau kita mengutip kata atau pidato Malala Yousafzai, gadis dari Pakistan yang melawan Taliban itu, “They can shoot my body, but they can’t shoot my mind”, siapapun dapat membunuh atau menembak sesorang, tetapi pikiran tidak mudah untuk ditembak, dilumpuhkan.

Pikiran haruslah diubah dengan pikiran dan ideologi yang benar. Karena itulah berapapun yang kita tangkap, tentu mempunyai makna. Tetapi, tanpa merubah ideologi dengan ideologi yang lebih benar, maka sulit kita menghabisi atau meredam ideologi tersebut. Ideologi Salafiyyah yang fundamentalis, yang memberikan kembali masa lalu dengan kepemimpinan yang ada tidaklah mungkin kita cegah tanpa kebenaran yang lebih baik.

Para pemimpin agama, para pemimpin kita semua, tetapi itupun juga tidak sulit, kita sulit apabila kita tidak memberikan contoh yang baik, negara yang baik, negara yang sejahtera, yang adil untuk kita semuanya. Ketidakadilan-lah selalu menimbulkan masalah suatu negara.

Kalau kita lihat Arab Spring, ketidakadilan, krisis ekonomi yang menyebabkan revolusi dimanapun termasuk di Indonesia hal ini terjadi. Begitu juga tentang ekonomi, suatu gerakan yang besar seperti itu hanya bisa tumbuh apabila ada sumber-sumber ekonomi yang diperebutkan, dan termasuk sumber-sumber ekonomi yang terjadi di negara-negara Timur Tengah yang seperti itu. Pada akhirnya itulah tentu apa yang terjadi.

Mudah-mudahan dapat memberikan kepada kita semua pikiran-pikiran yang baik, bahwa apabila berbicara ISIS tidak berdiri sendiri, bukan hanya ideologinya, tetapi masalah politik, masalah stabilitas suatu bangsa dan juga masalah ekonomi yang harus diperbaiki akan mencegah adanya pikiran-pikiran melenceng. Dan apapun orang perkirakan apabila tidak mempunyai cara untuk masuk dan juga tidak mudah. Karena itulah maka kebersamaan antar suatu kepemimpinan bangsa, kemajuan bangsa, pikiran-pikiran yang sehat dan moderat antara banyak pihak tentu menjadi bagian.

Memang suatu kekerasan dalam sejarah keagamaan selalu itu terjadi. Kita mengenal semua, dimana, agama apapun. Agama Kristen kita kenal lambangnya adalah salib, bagaimana Yesus disalib dengan kekerasan. Dalam Islam juga begitu. Sejarah pada jaman sahabat nabi yang bertindak sangat keras, sehingga 3 sahabat nabi meninggal dibunuh oleh para ektrimis tersebut. Ini adalah sejarah lama yang timbul kembali yang harus kita redam dalam alam modern ini dan alam kemajuan ini.

Pada akhirnya marilah kita semua bersama-sama memajukan bangsa ini dan memberikan stabilitas bangsa ini. Kemudian kita mengupayakan suatu pikiran-pikiran yang moderat. Pada dasarnya, Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat, berbeda dengan Islam di banyak negara lainnya, yang banyak sejarah-sejarahnya dengan kependudukan.

Kita tidak mempunyai sejarah kependudukan. Kita, selalu sejarah yang harmonis dan moderat selalu kita harus kembangkan menjadi bahan pemikiran yang baik di dunia Islam dan dimanapun terjadi. Mudah-mudahan pertemuan ini mendapat manfaat. Terima kasih. Dan secara resmi saya membuka, “Pertemuan Internasional tentang Teroris dan ISIS” ini.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh.

Wakil Presiden
Jusuf Kalla