Jakarta. Dalam dunia perdagangan, masalah utama yang dihadapi dewasa ini adalah persaingan dengan segala bentuknya, apalagi bila melihat perkembangan yang ada saat ini maupun yang akan datang. “Perdagangan akhirnya terbuka, apapun bersaing.” Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan pengarahan kepada Pengurus Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) hasil Musyawarah Nasional VIII tahun 2015, di Kantor Wakil Presiden, pada Senin pagi, 16 November 2015.

Lebih lanjut Wapres menyatakan inti persaingan dalam dunia usaha adalah bagaimana membuat lebih baik, membuat lebih murah dan lebih cepat. Itulah yang akan memenangkan, siapapun. “Siapa yang berbuat lebih baik, siapa yang berbuat lebih murah, dan siapa yang berbuat lebih cepat, itu yang akan memenangkan persaingan di dunia ini, “ ujar Wapres

Perekonomian, kata Wapres, hidup karena dua hal, yakni bertemunya konsumen dengan produsen. Bisa dimulai dari sisi konsumen, bisa juga dimulai dari sisi produsen. Bahkan ada teorinya, dimana produsen meng-create konsumennya, sehingga diperlukan inovasi-inovasi yang memungkinkan dunia usaha berjalan.

Dalam kata sambutannya, Wapres juga menyampaikan beberapa faktor peningkatan peran wanita di segala bidang antara lain pertama, faktor kultur yang berubah, kedua pendidikan yang makin merata dan makin baik, kemudian faktor teknologi dan faktor kesempatan yang makin luas.

Kalau pendidikan, lanjut Wapres, tidak ada lagi perbedaan. Malah setiap kali ada wisuda yang mendapat ranking A, paling banyak perempuan. SMP, SMA, Universitas, cumlaude-cumlaude yang paling banyak perempuan. Artinya ketelitian, keseriusan itu makin tinggi. Yang kedua, faktor keterbukaan dan teknologi juga sangat penting. “Teknologi yang merubah peran perempuan di manapun di dunia ini,”tuturnya.

Wapres mengambil contoh dengan melihat sejarah, seperti salah satu jalan yang terkenal di Jakarta adalah Jl. Rasuna Said, nama seorang wanita pengusaha yang hebat dan itu merupakan penghargaan atas peranan wanita.

Sementara itu, menyinggung masalah program KUR, Wapres mengatakan tidak ada perlakuan khusus, antara pengusaha perempuan dan pengusaha laki-laki. “Untuk program KUR itu tidak membeda-bedakan antara pengusaha perempuan dengan laki-laki, ”tegas Wapres.

Sebelumnya Ketua Umum IWAPI Nita Yudi melaporkan IWAPI yang didirikan oleh Prof Dr. Kemala Motik dan Dr.Dewi Motik Pramono Msi, telah melantik dan mengukuhkan Kepengurusan DPP IWAPI periode 2015-2020 berjumlah 85 orang, pada tanggal 13 November 2015.

Visi dan misi IWAPI adalah memberdayakan perempuan agar dapat mandiri secara ekonomi, dengan program utama meningkatkan sumberdaya manusia, memperluas jaringan dan mempermudah akses permodalan untuk finance. Ketiga program tersebut dijalankan dengan bermitra antara dengan pemerintah, dengan swasta dan dengan lembaga pembiayaan, tidak hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Kehormatan IWAPI Dewi Motik, Ketua Dewan Penasehat IWAPI Melani Leimena, Kasetwapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Alwi Hammu, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husein Abdullah.

*****