Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan Peningkatan pesat kebutuhan akan listrik dan berkurangnya energi primer dari fosil seperti minyak, batubara yang tidak bersih itu akan mempengaruhi kesehatan dan kerusakan lingkungan serta menjadi sorotan dunia sehingga diharuskan untuk meningkatkan renewable energy. Untuk itu pemerintah terus mendorong percepatan sumber energi dari fosil ke renewable energy.
“Akibat dua ini. Kebutuhannya meningkat, dan sumber energi primernya akan beralih dari fosil ke renewable energy,” ujarnya saat memberikan sambutan pada konvensi dan pameran tahunan ke 5 tentang industri panas bumi di Jakarta Convention Center, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 2/8.
Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber renewable energy yang tidak dimiliki di banyak negara. “Tidak ada satupun sumber energi yang dibutuhkan tidak ada di negeri ini,” terangnya.
Peralihan sumber energi tersebut, menurut Wapres agar pulau Jawa nantinya tidak menjadi seperti Shanghai, Beijing penuh dengan kabut asap. “karena itulah maka pembahasan pembicaraan kita, atau bagaimana mengembangkan geothermal dan sumber-sumber energi lainnya harus lah lebih baik,” pintanya.
Mengakhiri sambutannya Wapres mengingatkan kepada pesrta International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) agar menghasilkan suatu pembicaraan-pembicaraan tentang teknologi yang efisien, cepat dan memenuhi standar-standar yang baik dan lebih ekonomis dibandingkan yang ada walaupun energi terbarukan harganya lebih tinggi namun akan lebih mahal lagi biaya yang diakibatkan oleh energi dari fosil.
“Kadang-kadang renewable energy itu harganya lebih tingi daripada fosil. namun harga daripada lingkungan, harga kesehatan dan lain-lain itu kadang tidak terbayangkan apabila kita tidak memenuhi unsur-unsur itu,” pungkasnya di iringi tepuk tangan hadirin.
Sebelumnya Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan Ia berharap pemanfaatan dan pengelolaan energi panas bumi di Indonesia mendapat dukungan dari banyak pihak di tingkat pemerintah sehingga mampu menjawab tantangan kebutuhan energi.
“Kami berharap ada dukungan dari sektor lain Kemenkeu dan juga Kemenperin untuk bisa merevolusi bea masuk dan pajak lain untuk enegri baru terbarukan,” kata Jonan.
“Melalui acara tahunan kelima ini kami berharap ada ide baru mendorong efisiensi dan produktivitas baik sehingga harga listrik bisa bersaing dengan harga primer lainnya,” lanjut Jonan.
Sementara itu, Ketua API Abadi Poernomo menjelaskan bahwa IIGCE sudah menjadi tradisi berkelanjutan bagi komunitas panasbumi. Acara itu merupakan ajang untuk berdiskusi masalah-masalah panasbumi serta berbagi pengalaman dan keahlian bagi kepentingan bersama antara industri, kampus dan pemerintah.
Menurut Abadi, tema yang diangkat kali ini sangat tepat dengan melihat situasi ekonomi serta kebijakan-kebijakan dan regulasi yang ada saat ini. Apalagi, hingga kini, tantangan dan hambatan-hambatan masih tetap ada dan harus dihadapi oleh para pengembang, sehingga diperlukan pemikiran-pemikiran yang bersifat ‘breakthrough’.
Salah satu breaktrough, jelasnya, dengan menekan biaya-biaya di semua tahap kegiatan, baik dari survei, eksplorasi, drilling, sampai tahap pembangunan pembangkit listrik. Dengan begitu, bisa menghasilkan tarif listrik yang terjangkau.
Gelaran yang di selenggarakan oleh Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) ini bertitel Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ini akan berlangsung 2 hingga 4 Agustus 2017 dengan mengusung tema “Moving forward under Current Challenges, Obstacles and Oppurtunities toward Achieving Geothermal Development 2025 Target “
Hadir pada acara tersebut Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut PLN Sofyan Basir, Wakil Ke DPR RI Agus Hermanto, sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, dan Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, serta Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi (KIP-Setwapres)