Jakarta. Masalah suatu negeri bukan hanya masalah bagi pengusaha, namun masalah bangsa itu secara keseluruhan. Tentunya pengusaha diharapkan dapat bekerja sebaik-baiknya untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan negara dan memakmurkan bangsa ini secara keseluruhan. “Tiada bangsa yang maju tanpa pengusaha yang baik,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (KADIN) 2014 yang digelar di Hotel Pullman Central Park Jakarta, Senin 8 Desember 2014.

Dalam sambutannya, Wapres menceritakan pengalamannya setelah berkeliling Pulau Jawa selama tiga hari, melihat bahwa bangsa ini memiliki potensi yang luar biasa. Dan potensi itu merupakan kesempatan dan juga tantangan bagi para penguasa. Oleh karenanya Wapres menjanjikan kenaikan anggaran infrastruktur menjadi dua kali lipat dibandingkan anggaran tahun lalu.

Kenaikan anggaran infrastruktur ini juga sejalan dengan permintaan para pengusaha agar pemerintah menjalankan pembangunan infrastruktur. Untuk itulah, kata Wapres, pemerintah melakukan penghematan anggaran agar dapat digunakan untuk membangun infrastruktur. “Akibatnya rapat harus dikurangi, perjalanan dikurangi, akibatnya hotel pada menjerit. Jadi setiap kebijakan itu tidak semua harus enak, harus dipahami seperti itu,” ungkap Wapres

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa suatu pemerintahan mempunyai kekuatan pada dua hal, yakni APBN-nya atau anggarannya, dan kebijakannya. Tapi dalam beberapa tahun ini APBN kita mengalami defisit, baik defisit anggaran maupun defisit perdagangan luar negerinya. “Jadi anggaran kita tidak mendukung dengan betul,” ucap Wapres.

Anggaran pembangunan kita saat ini dikatakan Wapres, menurun drastis, dari 20% menjadi hanya 10% dari total anggaran. “Maka kita harus naikkan, dengan cara mengurangi subsidi, meng-cut semua yang tidak perlu. Kita harus menghemat anggaran rutin yang ngga perlu,” ujar Wapres.

Kepada para pengusaha, Wapres meminta agar mereka tidak hanya mengkritik, tetapi juga memberi dukungan dengan memenuhi haknya dengan baik. “Jangan hanya mengatakan pemerintah tidak becus, pemerintah tidak bangun, tapi para pengusaha tidak bayar pajak dengan betul, tidak bayar royalti dengan betul. Jadi harus dipahami juga seperti itu,” ujar Wapres.

Wapres mengakui di dalam pengambilan kebijakan, pemerintah terkesan lamban karena panjangnya rantai birokrasi dan adanya rasa takut pada birokrat itu sendiri. “Sehingga menyebabkan hal-hal yang sulit, lambat dan rumitnya birokrasi kita. Dengan kebijakan yang lebih cepat, perijinan dan lain-lain maka akan memperbaiki waktu,” ucap Wapres.

Ketua Umum KADIN Suryo Bambang Sulisto mengatakan bahwa pergantian pemerintah kali ini membawa perubahan fundamental serta struktural terhadap pembangunan ekonomi di tanah air, sehingga perlu dilakukan reorientasi terhadap program-program kerja serta penyesuaian peran Kadin sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan.

Untuk itu, dikatakan Ketum KADIN, tema yang diusung pada penyelenggaraan Rapimnas Kadin 2014 adalah “Mengembalikan Kejayaan Ekonomi Maritim untuk Kesejahteraan Rakyat”. “Hal ini sejalan dengan upaya Kadin yang akan selalu menyelaraskan dan mensinergikan langkahnya dengan melakukan koordinasi berkesinambungan baik dalam lingkup dunia usaha maupun dengan pemerintah untuk melaksanakan visi, misi dan program pembangunan nasional,” ucap Ketum KADIN.

Rapimnas Kadin kali ini antara lain memfokuskan kepada pembangunan identitas sebagai negara maritim dengan mengembangkan kemampuan untuk mengeloa laut menjadi sumber kesejateraan rakyat dan menjadi poros maritim dunia sesuai dengan apa yang dicita-citakan pemerintah, sehingga pembangunan diharapkan dapat diarahkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan logistik kelautan, seperti perbaikan dan pembangunan pelabuhan-pelabuhan, penguatan industri galangan kapal, industri perikanan dan pariwisata. ”Pembangunan infrastruktur maritim untuk meningkatkan efisiensi logistik harus menjadi perhatian utama bagi dunia usaha”, ungkap Ketua Umum Kadin, Suryo Bambnag Sulistyo. (Tri Handayani)

****