Jakarta, wapresri.go.id – Memasuki masa transisi menuju tatanan normal baru (new normal), penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menjadi lebih sulit. Karena, ada kegembiraan masyarakat yang besar dalam menyambut masa transisi ini sehingga masyarakat tidak lagi terlalu waspada. Oleh karena itu, ulama memiliki peran penting dalam mengawal jalannya masa transisi ini, yaitu melalui tanggung jawab keumatan untuk mengajak umat ke jalan yang baik dan meninggalkan keburukan.

“Sebab kelihatannya sekarang masyarakat euforia [gembira] karena pintunya dibuka lantas masyarakat seperti tidak lagi [waspada]. Padahal justru harus lebih ketat melaksanakan protokol kesehatan. Salah satu tugas kita [para ulama] sekarang yang harus kita lakukan adalah menjaga umat supaya mereka tidak terpapar oleh Covid-19,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutannya pada acara Halal Bihalal dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan Provinsi se-Indonesia serta Peresmian Pembukaan Islamic Center Al-Markaz Al-Islami Palu, Sulawesi Tengah melalui video conference di Kediaman Dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat malam (12/06/2020).

Dalam jangka panjang, lanjut Wapres, tanggung jawab keumatan dapat dilakukan melalui lima cara, yaitu pertama dengan menyatukan barisan umat Islam tanpa memandang perbedaan organisasi massa yang diikutinya. Kedua, dengan menyamakan cara berpikir untuk mengamalkan ajaran Islam yang moderat. Ketiga, dengan menyatukan gerakan agar tidak saling berbenturan. Keempat, dengan melakukan pemberdayaan ekonomi umat. Kelima, melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Apabila kita bisa melakukan hal-hal prinsip penting ini, mudah-mudahan kita bisa membangun kembali menjadi umat yang khaira ummah [umat terbaik], umat yang ta’muruna bil ma’ruf [mengerjakan kebaikan], watan hauna anil munkar [melanggar perintah]. Dan umat bisa kuat kalau kita bisa membangun baik safnya [barisannya], manhajnya [pemahamannya], harakahnya [pergerakannya], ekonominya dan SDM nya,” tutur Wapres.

Oleh karena itu, melalui forum pertemuan virtual ini, Wapres mengimbau kepada seluruh ulama di Indonesia untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan dalam menjaga tanggung jawab umat, agar amanah yang dipercayakan kepada para ulama sebagai pembimbing umat dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

“Bapak dan saudara-saudara sekalian, oleh karena itu, karena banyak apa yang dapat kita lakukan, yang kita belum laksanakan dengan sebaik-baiknya, maka marilah kedepan kita melakukan perbaikan-perbaikan supaya kita tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan. Karena itu kita harus melakukan banyak perbaikan. Oleh karena itu kita jangan hanya kumpul, bertemu, tetapi juga harus kita perbanyak perbaikan-perbaikan, langkah-langkah,” pungkas Wapres.

Pada kesempatan yang sama, Wapres juga membuka secara virtual Islamic Center Al-Markaz Al-Islami yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah.

“Dengan ucapan bismillahirrohmanirrohim, secara resmi saya nyatakan Islamic Center Al-Markaz Al-Islami diresmikan pada malam ini. Alhamdulillah, walaupun [secara] virtual, ucap Wapres.

Sebelumnya, Ketua MUI Sulawesi Tengah, Habib Ali Muhammad Aljufri menyebutkan bahwa pembangunan Islamic Center Al-Markaz Al-Islami ini dapat terlaksana karena peran besar Wapres dalam prosesnya. Ia juga menjelaskan “Islamic Center Al-Markaz Al-Islami adalah sarana pusat kajian Islam yang didanai oleh pemerintah Taiwan yang di mediasi oleh bapak Wapres sekaligus Ketua MUI dengan kepala kamar dagang Taiwan untuk Indonesia. Al-Markaz berada di wilayah terdampak gempa dan tsunami di Kabupaten Sigi dengan luas tanah 2 hektar. Di lokasi ini, dibangun antara lain 40 unit rumah yang diperuntukan para korban gempa dan tsunami, gedung Al-Markaz Al-Islami, dan sebuah masjid,” tuturnya.

Tampak hadir mendampingi Wapres, Wakil Menteri Agama yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid, serta Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi Masduki Baidlowi. (PW/NN, KIP-Setwapres).