Bandung, wapresri.go.id – Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan universitas lainnya diharapkan dapat meningkatkan keilmuannya baik dari sisi jumlah dan mutunya agar dapat mengembalikan kejayaan Islam seperti masa lalu. Untuk itu bukan hanya gelar yang dapat diterbitkan di mana saja, tetapi dibutuhkan bagaimana univesitas melaksanakan research dan ikut serta dalam kemajuan suatu Negara.

Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam Orasi Ilmiahnya pada Milad ke-60 UNISBA, di Kampus UNISBA, Bandung, Sabtu (17/11).

“Karena itulah maka Universitas haruslah menjadi pelopor daripada kemajuan industri, kemajuan teknologi, kemajuan ilmu tersebut. Tanpa kemajuan ilmu, tanpa kemajuan teknologi tentu kita tidak bisa bersama-sama dengan negara-negara lain dan bangsa-bangsa lain untuk kemajuan ini bersama-sama,” terangnya.

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa dalam sejarah, majunya suatu negara selain ditentukan oleh ketersediaan sumber daya alam dan ilmu pengetahuannya namun juga semangat yang tinggi. Kemajuan suatu bangsa bisa didapat dari semangat dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berasal dari pendidikan.

“Karena itulah universitas harus memberikan semangat kepada alumninya. itu makna dari suatu universitas yang penuh dengan cita-cita dan suatu upaya agar dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Memasuki usia 60 tahun, UNISBA sebagai suatu lembaga pendidikan, kata Wapres, merupakan lembaga pendidikan yang sudah matang dan tentunya telah menghasilkan ribuan atau mungkin puluhan ribu alumni yang telah mengabdi kapada bangsanya baik dari aspek swasta, pemerintah, maupun dari aspek ilmu pengetahuan.

“Ini merupakan puncak prestasi yang dikaruniakan Allah kepada kita semua, yaitu menghasilkan orang-orang terpelajar dan terpintar, karena Allah memberikan keutamaan, meningkatkan derajatnya kepada orang-orang yang berilmu,” ucapnya.

Wapres menceritakan bahwa tahun 50-an merupakan tahun pertumbuhan pertama universitas-universitas Islam di Indonesia. Seperti UNISBA di Bandung, Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta, Universitas Muslim Indonesia di Makassar, Universitas Islam Sumatera Utara di Medan, dan Universitas Islam di Jakarta. Oleh karena itu, Wapres melanjutkan, bahwa pendidikan universitas yang didasari agama Islam merupakan suatu kebutuhan bagi bangsa untuk bangkit menjadi bangsa yang maju.

“Oleh karena itu kita harus menghormati dan mendoakan pendiri-pendiri universitas khususnya UNISBA yang telah memberikan segala pimikiran-pemikirannya dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara melalui pendidikan,” pinta Wapres.

Meskipun Islam pernah jaya pada 1000 tahun yang lalu, namun dewasa ini kita masih membutuhkan suatu upaya yang besar dalam meningkatkan ilmu di kalangan umat untuk mengejar ketertinggalan.

“Abad ke-16 dan ke-17, kebangkitan ilmu di dunia Islam meredup dan tergantikan dengan kebangkitan pelopor atau ahli dalam keilmuannya dari negara-negara Barat sampai sekarang. Ini adalah tantangan bagi kita,” terang Wapres.

Dengan demikian, Wapres menghimbau untuk tidak berpuas diri dan larut pada kejayaan Islam masa lalu.

“Kita tidak boleh puas pada kebanggaan masa lalu, masa lalu memang penting tetapi yang lebih penting lagi adalah sekarang dan masa depan. Jika Ilmu tidak dikuasai, maka masa depan tidak bisa kita kendalikan dan kuasai,” pesannya.

Di hadapan para akademisi, Wapres tak lupa mengajak untuk bersyukur meskipun Indonesia pernah mengalami konflik tetapi sekarang ini menjadi salah satu negara dengan penduduk mayoritas Islam yang damai dibanding dengan negara-negara Islam lainnya.

“Kita telah menjamin ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah. Ada kedamaian antar bangsa dan antar agama, serta ada kedamaian di antara umat Islam dalam perbedaan pandangan. Oleh karena itu, kita harus turut membantu perdamaian dunia,” paparnya.

Menutup orasi ilmiahnya, Wapres mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat sebagaimana do’a yang selalu di ucapkan keseimbangan antara kemajuan dunia dan akhirat.

“Oleh sebab itu maka tahun ini kita mendirikan Univeristas Islam Internasional Indonesia (UIII), dan semoga akan menjadi bagian sumbangan pemikiran kita untuk memajukan keilmuan dan juga perdamaian di dunia ini,” tutup Wapres.

Turut hadir mendampingi Wapres di antaranya Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Hukum Satya Arinanto, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Infrastruktur dan Investasi Muhammad Abduh, dan Tim Ahli Wakil Presiden Bidang Ekonomi Sofyan Wanandi. (YZ/RN, KIP- Setwapres).