Menerima Tim Penyelamat PSSI
Kantor Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Tim Penyelamat PSSI yang dipimpin ketuanya Suryo Pratomo di Kantor Wakil Presiden, Rabu 1 April 2015. Ketua Tim Penyelamat PSSI Suryo Pratomo. “Kami menghadap Bapak, bukan hanya karena Bapak adalah Wakil Presiden, tetapi juga karena Bapak pernah mengurus tim sepakbola, Makassar Utama,” ucap Suryo.
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam, Suryo menyampaikan bahwa tim penyelamat PSSI telah memberikan masukan kepada PSSI mengenai kebijakan strategis PSSI ke depan. Ada tiga hal, kata Suryo, yang perlu diperhatikan, yakni organisasi PSSI, membangun kompetisi yang kredibel, dan membangun timnas yang diharapkan. “Tentu membangun timnas yang bisa dibanggakan,” ujar Suryo.
Tim, lanjut Suryo, sudah berdiskusi selama 3 bulan. Masukan sementara adalah membangun sepakbola tidak dapat secara instan, sehingga tim yang dipimpinnya ini tidak ingin berpikir dalam jangka pendek. “Jika Jepang menargetkan menjadi juara dunia pada tahun 2050. Kami ingin pada 100 tahun kemerdekaan atau tahun 2045 sebagai kebangkitan sepakbola Indonesia dengan lolos ke piala dunia,” ucap Suryo.
Wapres yang pernah menjabat sebagai Ketua PSM Makassar mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami beberapa periode Ketua Umum PSSI, mulai dari era Bardosono, Ali Sadikin, Kardono dan Azwar Anas. Berbagai cara, kata Wapres, telah dilakukan oleh PSSI untuk menorehkan prestasi, mulai dari perserikatan, galatama, penggabungan perserikatan dan galatama, hingga naturalisasi pemain.
Begitu miskinnya kita berprestasi, kata Wapres, sudah 60 tahun Ramang cs menahan Uni Soviet di Melbourne, selalu dibicarakan. “Bayangkan kalau kita juara. Jadi artinya kita ambil dulu kesimpulan bahwa sepakbola tidak bisa instan,” ucap Wapres.
Wapres meminta agar sepanjang perjalanan PSSI, apa yang sudah dilakukan, apa saja yang positif, dan dibandingkan pembinaan di negara lain. Tentunya disosialiasikan pula pola pembangunan kredibel dan bangun kompetisi baik, serta timnas yang bisa diandalkan.
Dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Wapres, Suryo menyampaikan bahwa Wapres mempersilakan agar kompetisi dijalankan karena akan menjadi pilar untuk timnas. Wapres pun, ucap Suryo, berharap kongres PSSI dapat dijalankan dengan baik.
Usai bertemu dengan Wapres, tim akan berkeliling lagi untuk menjelaskan upaya membangun sepakbola nasional. “Kami harus keliling dengan pemangku kepentingan lain, pecinta olahraga dan pebisnis,” kata Suryo.
Sepakbola : Berlari dan Berpikir
Dalam pertemuan itu, Wapres menjelaskan hasil diskusinya dengan seorang guru atletik tentang sepakbola. Sepakbola, kata Wapres, ialah permainan di lapangan. “22 orang selama 90 menit artinya jika semua pemain bola memegang bola, maka rata-rata setiap pemain pegang 4 menit,” ucap Wapres.
Jika dikurangi dengan bola yang melayang, maka rata-rata pemain memegang bola 3-3,5 menit. Kemana pemain bola itu selama 87 menit sisanya. Dia berlari sambil berpikir,” ucap Wapres.
Artinya, lanjut Wapres, sepakbola adalah olahraga membutuhkan atlet yang mampu berlari kuat dan pintar berpikir. “Berbeda dengan atletik yang hanya berlari saja. Itulah sepakbola,” ujar Wapres.
****