Jakarta-wapresri.go.id. Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) sebagai organisasi lembaga intelektual Islam diharapkan mampu memberikan sumbangsihnya terhadap pemikiran Islam yang aktual dan moderat di Indonesia.

Demikian kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada acara buka puasa bersama dengan Pengurus Majelis ICMI di Istana Wapres, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis petang 31/5.

“Bagaimana melaksanakan suasana keagamaan dalam kekinian. Kita bersyukur luar biasa sekarang ini, suasana keagamaan di negara kita jauh lebih baik,” ujarnya.

Lebih lanjut Wapres menceritakan pengalaman spiritualnya saat awal Ramadhan lalu ketika ia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI di Istanbul Turki pada 18 Mei 2018.

Pelaksanaan KTT tersebut, menurutnya tidak mencerminkan suasana berbuka puasa di negara Islam. Karena sejak pertemuan pertama hingga berkumandangnya azan magrib tidak ada ishoma (istirahat, sholat, dan makan), hanya diberikan minuman teh hangat dan kurma menjelang berbuka, setelah itu acara berlanjut sampai selesai. Usai acara pun salat maghrib dan isya, kata Wapres, di jamak. Tarawih juga tidak sempat.

“Saya bersyukur jika itu terjadi di Indonesia pasti diinterupsi segala macam itu untuk ishoma,” kata Wapres.

Berbeda ketika lawatan ke Spanyol sepuluh tahun yang lalu, lanjut Wapres bercerita. Saat Ramadan bersama orang kedutaan di sana, Wapres sempat jadi musafir.

“Saya naik pesawat dari Amerika Serikat singgah di Frankfurt lalu ke Madrid tentu tidak sempat. Kita musafir saja. Jam 06.00 saya pikir sudah lewat puasa. Saya tiru teman-teman sudah banyak. Terus kemana kita ini, oh kita jalan-jalan sambil cari minum kopi saya bilang,” tutur Wapres.

Setibanya di Kafe, Wapres bersama 15 orang sempat ditegur pelayan lantaran memesan kopi belum saatnya berbuka. Namun Wapres mengatakan kepada pelayan tersebut bahwa dirinya adalah musafir. Tetapi pelayan tersebut mengingatkan lagi Anda bukanlah musafir karena menggunakan pesawat terbang.

“Kalian Muslim? dan menggunakan pesawat dalam perjalanan ke negara ini, maka harus tetap berpuasa, karena jarak 80 KM menggunakan pesawat terbang itu bukan musafir,” kata Wapres menirukan ucapan pelayan kopi.

Apalagi Bapak adalah Wakil Presiden jadi harus memberikan contoh sebagai pemimpin,” timpalnya lagi disambut tawa hadirin.

Dari dua negara yang dikunjungi tersebut, Wapres mendapatkan pelajaran yang menarik tentang keagamaan di negara Spanyol yang bukan negara Islam dan Turki yang negara Islam. Oleh karena itu persoalan keagamaan perlu terus dikaji.

“Karena itu, maka banyak hal-hal yang perlu dikaji, dalam keagamaan kita,” ungkapnya.

Sebelumnya Jimly Asshidiqie selaku Ketua Umum ICMI dalam laporannya menyebut bahwa Pengurus ICMI buka puasa bersama sudah ke-4 kalinya.

Jimly memaparkan maksud dan tujuan dari acara tersebut adalah, selain menjaga silaturahim juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Tazkiyatun Naas yaitu membersihkan diri dari segala pengaruh yang negatif selama setahun dan mengaji atau sholat tarawih,” ucapnya.

Mendampingi Wapres pada pertemuan tersebut diantaranya adalah Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Sjahrul Udjud, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah. (YZ/RN/SY, KIP Setwapres).