Jakarta, wapresri.go.id – Pandemi Covid-19 dan berbagai dampaknya mustahil diatasi dengan cepat apabila hanya mengandalkan kerja keras pemerintah. Namun, untuk bangkit dari krisis pandemi, bangsa Indonesia juga memerlukan energi kolektif yang besar berupa empati, kepedulian, solidaritas sosial, dan gotong-royong dari seluruh masyarakat.

“Pemerintah sudah melakukan segala daya untuk memulihkan keadaan kesehatan, sosial, dan ekonomi. Tetapi, tanpa bantuan dan solidaritas dari warga negara mustahil hal ini bisa ditangani dengan cepat,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya saat menghadiri silaturahmi secara virtual bersama Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, Sabtu (22/05/2021).

Oleh sebab itu, Wapres mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk anggota Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya untuk memberikan kontribusinya dalam upaya pemulihan kondisi masyarakat saat ini.

“Seluruh alumni Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya saya harapkan dapat menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk bersama-sama menghadapi masalah ini, sekaligus berkontribusi memajukan kesejahteraan masyarakat. Saya percaya dengan kapasitas dan komitmen para alumni Universitas Brawijaya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wapres pun mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki dua modal penting untuk segera keluar dari kesulitan ini. Pertama, modal spiritual yakni ujian ini harus dihadapi tidak hanya dengan usaha tetapi juga doa sehingga tidak akan melemahkan semangat.

“Kedua, modal sosial (yaitu) ikatan persaudaraan dan solidaritas akan menguatkan karena disangga secara berjamaah,” imbuhnya.

Pada acara yang bertajuk “Silaturahmi: Solidaritas Kemanusiaan dan Pemulihan Kehidupan” ini, Wapres juga menekankan bahwa agenda keumatan yang paling penting saat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan untuk pemulihan kehidupan dengan dukungan empati dan solidaritas persaudaraan.

“Penguasaan ilmu pengetahuan merupakan prasyarat kesiapan untuk menghadapi perubahan agar peradaban menjadi lebih baik. Sementara terciptanya kesejahteraan membuat kehidupan menjadi lebih berkualitas,” terangnya.

Untuk itu, menurut Wapres, salah satu ikhtiar pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah melalui pembangunan ekonomi dan keuangan syariah. Namun demikian, ia menegaskan bahwa program prioritas pemerintah ini tidak hanya untuk kepentingan umat muslim, tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia.

“Perlu dipahami bahwa ekonomi dan keuangan syariah ini bersifat inklusif, tidak hanya untuk pemeluk agama Islam saja, tetapi semua golongan dan kelompok masyarakat. Cita-cita dari seluruh upaya ini adalah mewujudkan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Daya Saing Setwapres Ahmad Erani Yustika menyampaikan bahwa di tahun kedua kita melalui masa pandemi ini, peran yang lebih besar diharapkan dapat diberikan oleh Alumni Universitas Brawijaya, mengingat terdapat cukup banyak para alumni yang saat ini telah menjadi pejabat publik maupun pejabat di sektor privat.

“Kita betul-betul harus bergandengan tangan, tidak hanya mengandalkan pihak-pihak tertentu, misalnya Pemerintah atau lembaga lainnya, tapi kita seluruh warga negara harus bergandengan tangan,” ungkap Ahamad Erani.

Selain Ahmad Erani Yustika, turut hadir dalam acara ini Rektor Universitas Brawijaya Nufil Hanani, jajaran Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya, jajaran Pimpinan Universitas Brawijaya, seluruh Civitas Akademika Universitas Brawijaya, perwakilan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya Daerah, perwakilan Komisariat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya seluruh fakultas, dan tokoh-tokoh Alumni Universitas Brawijaya dari seluruh Indonesia.

Sementara turut hadir mendampingi Wapres dalam acara ini, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar bersama Staf Khusus Wapres Bambang Widianto dan Masduki Baidlowi. (DMA/AS, BPMI Setwapres)