Jakarta, wapresri.go.id – Kemajuan semua bangsa adalah dihitung dari kemajuan pertumbuhan ekonominya. “Selalu ukuran yang paling sering adalah pertumbuhannya, berapa growth domistic product (GDP), dan berapa income per kapitanya,” demikian kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Institut Lembang 9 Tahun 2018 di Hotel Aryaduta Jakarta pada hari Senin, 26/2.

Karenanya jika Indonesia dikaitkan dengan hal itu, menurut Wapres pertumbuhan ekonominya masih berada di tengah-tengah, yakni sebesar 5 persen. Dengan kondisi tersebut yang menjadi pertanyaan adalah mengingat Indonesia merupakan negara memiliki sumber daya alam cukup besar, tetapi mengapa pertumbuhan ekonominya masih kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Philiphina.

“Pertumbuhan itu di samping kita punya modal, tentu punya kekurangan. Modalnya ialah bagaimana SDM ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan. Tapi butuh juga lapangan pekerjaan banyak, seperti manufaktur, karena pertanian tak bisa juga hidup tanpa industri,” papar Wapres.

Oleh karenanya lanjut Wapres, Indonesia juga memiliki energi yang belum diolah secara baik. “Kita butuh manufaktur, industri, karena itu kita bikin infrastruktur yang baik agar daya saing kita tinggi. Tak mungkin kita tanpa (infrastruktur) jalan yang baik, karena Thailand dan Malaysia, mempunyai jalan yang baik,” tegas Wapres.

Di situlah diperlukan peran bersama untuk mendorong agar bangsa Indonesia memiliki daya saing yang baik, serta dengan inovasi dan perbaikan sistem birokrasi. “Sehingga melihatnya secara luas, tidak bisa melihatnya hanya di Jakarta,” tutur Wapres.

Sementara itu menanggapi isu politik yang berkembang saat ini, Wapres mengatakan bahwa suatu bangsa membutuhkan waktu untuk saling mendukung, sebagaimana dicontohkan di Amerika Serikat. “Amerika membutuhkan 170 tahun agar orang Katholik jadi Presiden, 200 tahun lebih untuk orang hitam jadi Presiden. Jadi 100 tahun akan datang, (Indonesia) tak ada masalah lagi. Sama seperti bahasa daerah, otomatis akan pelan-pelan hilang begitu saja karena perkawinan antar suku, sehingga di rumah kita akan (menggunakan) bahasa indonesia. Kebinekaan akan tumbuh otomatis karena seperti itu,” ungkap Wapres menganalogikan.

Menepis kekhawatiran sebagian orang terhadap memanasnya suhu politik tanah di air untuk tahun mendatang, sebagaimana dikatakan orang sebagai tahun politik, Wapres menyikapinya dengan hal yang biasa-biasa saja. “Saya bilang setiap tahun adalah tahun politik. Tahun Pilkada iya, tapi pengalaman kita tak ada apa-apa,” tegas Wapres.

Karena itu, Wapres juga mengapresiasi kinerja Polri dan TNI. “Kita juga berterima kasih pada Polisi dan TNI, yang punya kesiapan baik. Itulah maka kita harap, kita lihat sekarang tahun politik biasa saja,” ungkapnya.

Di awal sambutan, Wapres terlebih dahulu menjelaskan tentang awal mula didirikannya Institute Lembang 9 yang merupakan tempat diskusi, berada di sebuah rumah Jalan Lembang 9, Jakarta, untuk membicarakan tentang berbagai hal yang meliputi ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya, untuk kepentingan kemajuan bangsa dan negara.

“Jika dikatakan tim sukses, iya tetapi bukan berdasarkan massa, melainkan pemikiran-pemikiran, sumbangan pikiran baik dari politisi, ekonom, dan pengusaha. Karena kekuatan kita semua haruslah berdasarkan kekuatan ide, inovasi, yang memberi pencerahan kepada masyarakat bukan kekuatan massa,” kata Wapres.


Rakernas Institut Lembang 9 dengan tema “Konsolidasi Organisasi Institut Lembang Sembilan Menghadapi Tahun Politik 2018-2019 Dalam Meningkatkan Pembangunan Ekonomi” tersebut, sesuai laporan Ketua Umumnya Muhammad Alwi Hamu yakni bertujuan untuk: (1) Melakukan konsolidasi organisasi dalam menghadapi Pemilukada tahun 2018 dan Pilpres 2019; (2) Mengevaluasi pelaksanaan hasil kerja atas program kerja IL9; dan Menyusun program kerja tahun 2018-2019 IL9 untuk pembangunan nasional.

Pembukaan Rakernas IL9 ini selain dihadiri para anggota dari berbagai provinsi di Indonesia juga dihadiri oleh para pendiri seperti H.M. Alwi Hamu, H. Sjahrul Ujud, Aksa Mahmud, Tanri Abeng, dan Moh. Abduh.

Diakhir sambutan, Wapres melanjutkan melakukan pemukulan gong, sebagai tanda diresmikannya Pembukaan Rapat Kerja Nasional Institut Lembang 9. (SY-KIP Setwapres). ***