Kairo, wapresri.go.id – Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia diakui mampu menjaga kerukunan antarumat beragama yang ada. Pengakuan ini salah satunya ditandai dengan diberikannya Penghargaan Al Hasan bin Ali untuk Perdamaian oleh Abu Dhabi Forum for Peace (ADFP) kepada Indonesia pada 2 November 2022.

Keberhasilan tersebut dapat dicapai tidak lepas dari peran serta seluruh elemen masyarakat dalam menjaga toleransi, serta peran serta masyarakat muslim Indonesia dalam mengamalkan Islam Wasathiyah (moderat) dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, ke depan, pemahaman dan pemikiran tentang Islam Wasathiyah perlu terus di kembangkan oleh seluruh umat muslim Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

“Saya titip kepada semua pelajar di Mesir untuk mengembangkan pikiran-pikiran [tentang Islam Wasathiyah] lebih baik lagi, lebih di-update [perbarui] lagi sesuai dengan perkembangan,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat melakukan silaturahmi dan dialog dengan para mahasiswa serta diaspora Indonesia di Mesir, di Wisma Duta Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Kairo, Sabtu malam, (5/11/2022).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, menjaga kerukunan adalah hal penting. Sebab, komitmen ini telah disepakati bersama oleh para pendiri bangsa sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan umat Islam turut bertanggung jawab dalam meneruskan warisan tersebut.

“NKRI ini kita itu menjadi komitmen seluruh bangsa Indonesia dan itu yang kita jaga supaya kehidupan bangsa kita tetap utuh, tetap satu. Bagi umat Islam, menjaga komitmen itu menjadi penting,” tegas Wapres.

Lebih dari itu, tambah Wapres, selain dalam lingkup nasional, menjaga perdamaian juga harus dilakukan dalam lingkup internasional. Sebab, hal tersebut telah tercantum di dalam konstitusi Indonesia dimana negara menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan menjaga ketertiban dunia.

“Dan juga tentu bukan hanya nasional tapi lebih besar daripada itu. Karena itu isu persaudaraan kita itu diletakkan pada 3 ukhuwah (persaudaraan): ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan se-bangsa), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia),” papar Wapres.

“Itu memang bagian daripada kerangka berpikir kita untuk menyelamatkan, membangun kedamaian di dunia, dan itu juga dalam konstitusi negara kita untuk membangun ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia,” imbuhnya.

Wapres pun memberi contoh upaya damai yang dilakukan Presiden Joko Widodo dalam lawatan beliau ke Ukraina dan Rusia. Wapres menilai, hal tersebut merupakan bentuk nyata keseriusan Indonesia dalam menjaga toleransi serta perdamaian baik di dalam maupun luar negeri.

Menutup arahannya, kembali Wapres mengingatkan bahwa mengamalkan paham Islam Wasathiyah merupakan komitmen dan tanggung jawab umat muslim. Serta, kedua aspek tersebut (Islam Wasathiyah dan kehidupan bernegara), merupakan faktor yang saling mengisi dan menguatkan.

“Antara Islam kaffah dan wathani (negara) itu tidak saling menegasikan (menyangkal), tapi saling memperkuat. Ini hal yang penting bagi pelajar kita merumuskan tentang bagaimana kita kehidupan berbangsa dan bertanah air. Jadi itu hal yang menurut saya ternyata itu menjadi model yang sekarang dicari orang untuk membangun kedamaian,” pungkas Wapres.

Sebelumnya Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf memaparkan garis besar kerja sama yang telah terjalin antara Indonesia dengan Mesir baik di tingkat antarpemerintah maupun antarmasyarakat.

“Hubungan kedua negara memiliki dasar yang kuat dari sejarah dan tradisi. Mesir negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Hal ini tidak lepas dari peran pemuda dan pelajar Indonesia saat itu yang berjuang agar Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia,” urai Lutfi.

“Hubungan tersebut berlangsung dengan baik di segala bidang antara lain di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, kebudayaan, dan bidang-bidang lainnya,” tandasnya.

Selain Duta Besar Indonesia untuk Mesir, hadir pada acara ini Kepala BAZNAS Noor Achmad, para mahasiswa, dan diaspora Indonesia di Mesir.

Sementara Wapres didampingi oleh Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi. (NN, BPMI – Setwapres)