Bandung. PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sebagai BUMN yang memproduksi pesawat memiliki tantangan untuk dapat bersaing dengan industri penerbangan global dalam membuat pesawat terbang komersial. Dengan demikian, PT DI diharapkan mampu memperbaiki sistem yang dimiliki agar ke depan dinilai layak dan menjanjikan dari sisi bisnis.
“Bahwa fokus (PT DI) kemudian tentu perbaiki sistem, maintenance, soal after sales service-nya dan baru bisa berjalan. Dan juga bagaimana efisiensi dan kecepatan produksinya,” Wapres menuturkan saat mengunjungi dan meninjau fasilitas produksi PT DI di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 20 Januari 2016.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres tak luput untuk mengapresiasi perjuangan dan kiprah PT DI selama 40 tahun berdiri. Meskipun sering diterpa kesulitan dan tantangan, namun masih sanggup untuk eksis berkarya bagi bangsa.
“Bisa berjalan, walaupun terseok-seok selama 40 tahun. Meskipun banyak tantangan, tetapi masih bisa tetap berjalan. Industri pesawat terbang itu high technology, high cost. Membuat pesawat terbang itu, banyak negara atau perusahaan bisa, tetapi yang paling sulit itu menjualnya, tetapi yang lebih sulit lagi memeliharanya. Bisa membuat, bisa menjual, tetapi memberi jaminan after sales service paling sulit lagi,” jelas Wapres dihadapan para direksi PT DI.
Pemerintah, lanjut Wapres, mengharapkan PT DI mampu menjual pesawat terbang produksinya kepada maskapai penerbangan swasta sehingga dapat terus menjalankan usahanya dengan baik. Hal tersebut, disebabkan pemerintah tidak membeli pesawat dalam jumlah banyak kecuali untuk kebutuhan militer.
“Pemerintah sendiri selalu mempunyai prinsip untuk sebanyak mungkin mempergunakan produksi dalam negeri. Namun, pemerintah sendiri tidak membeli pesawat yang banyak kecuali tentara atau TNI,” ujar Wapres.
Menurut Wapres, PT DI selama ini hanya menjual pesawat kepada pemerintah, baik pemerintah dalam negeri maupun luar negeri. Pesawat yang dibeli pemerintah adalah pesawat dengan intensitas terbang rendah seperti yang dimiliki oleh TNI, memiliki batasan terbang dalam setahun sedangkan pesawat komersial memiliki intensitas terbang yang tinggi. Untuk itu, Wapres menekankan agar PT DI hidup dari pasar komersial bukan dari pasar pemerintah.
Wapres berpendapat, perbaikan sistem secara menyeluruh, menjadi tantangan dan tugas PT DI ke depan. “Begitu menandatangani kontrak, itu bukan akhir, tetapi awal dari janji.” Pesan Wapres.
Sementara itu, Dirut PT DI Budi Santoso berharap ke depan dapat membina hubungan baik dengan dunia penerbangan, dan bermimpi tahun 2020 khususnya bisa bekerjasama dengan pabrik pesawat terbang Air Bus untuk menjadi patner, karena telah ada komponen pesawat Air Bus yang diproduksi oleh PT DI.
Dalam kunjungannya, Wapres didampingi oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kasetwapres Mohamad Oemar. ***