Jakarta, wapresri.go.id – Tradisi pendidikan berbasis pesantren mempunyai akar kuat dan kokoh sebagai model pendidikan tertua yang lahir dan berkembang di Indonesia. Pada masa lalu pesantren memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan. Untuk itu, dalam mengisi kemerdekaan saat ini, pesantren harus memiliki peran sebagai pusat inovasi, baik dalam ilmu  keagamaan, dakwah, maupun pemberdayaan masyarakat.

“Saya berharap ke depannya peran dan kontribusi Pondok Pesantren Terpadu Darussyifa Al-Fithroh terus diperluas dan dikembangkan menjadi pusat pembaruan atau inovasi yang utama di Indonesia, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, baik dalam bidang ilmu keagamaan, pusat dakwah maupun pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat,” ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat meresmikan Gedung Auditorium “K.H. Ma’ruf Amin” Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Darussyifa Al-Fithroh Perguruan Yaspida Sukabumi, Jawa Barat secara virtual Kediaman Resmi Wapres Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta, Kamis (27/05/2021).

Lebih jauh Wapres menjelaskan, sebagai pusat agama, pesantren disiapkan untuk melahirkan lulusan yang ahli di bidang agama sebagai pengganti para ulama yang sudah wafat.

“Pusat pendidikan pesantren memang sejak awal didirikan untuk mencetak i’dadul mutafaqqihina fiddin, yaitu mencetak orang-orang yang paham agama. Karena apa? Karena memang para ulama ini nanti juga satu per satu dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena itu harus ada yang meneruskannya,” ungkap Wapres.

Sementara sebagai pusat dakwah, menurut Wapres, pesantren harus dapat menjangkau masyarakat sekitarnya, bahkan lebih luas lagi dari tempat di mana pesantren itu didirikan.

“Dan saya harap dakwah kita sekarang ini juga bisa lebih luas dengan adanya media komunikasi, melalui media sosial bahkan juga melalui teknologi yang baru itu. Ini kita harapkan peran pusat dakwah pesantren juga tetap kita hidupkan,” imbaunya.

Wapres juga mengingatkan dalam berdakwah hendaknya para pimpinan, pengurus dan pengajar terus menanamkan Islam yang moderat (wasathy) sehingga terwujud Islam yang penuh rahmat di Indonesia.

“Peran para kiai dan pengajar di pondok pesantren sangat penting dalam rangka menanamkan ajaran Islam yang washaty dan membimbing para santrinya menjadi generasi yang saleh, cerdas, terampil, dan mandiri. Pondok pesantren adalah garda terdepan upaya kita mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin atau islam wasathiyah di negara yang kita cintai ini,” tegasnya.

Sedangkan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, Wapres menekankan bahwa pesantren harus melakukan berbagai perbaikan di segala aspek termasuk ekonomi, sehingga memberikan manfaat di lingkungan sekitarnya. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan tradisi yang sudah baik, bertranformasi menjadi lebih baik, atau melakukan pembaruan yang baik secara berkelanjutan.

“Jadi, menjaga tradisi, melakukan transformasi, dan melakukan inovasi secara berkelanjutan, secara sustainable, atau bahasa kerennya sekarang disebut continuous improvement. Itu al ishlah ila ma huwal ashlah, di dalam rangka pemberdayaan-pemberdayaan masyarakat,” tutur Wapres.

Dalam kesempatan tersebut, tak lupa Wapres menyampaikan apresiasi yang tinggi dan mengucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan untuk pemberian nama Gedung Auditorimum “K.H. Ma’ruf Amin” yang diresmikan hari itu.

“Ini merupakan penghormatan yang luar biasa bagi saya dan juga terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan kepada saya dan juga kepada Presiden Jokowi,” ucapnya.

Hadapi Dampak Covid-19, Bangun Energi Kolektif

Dalam acara yang juga dihadiri oleh sejumlah santri tersebut, Wapres meminta  masyarakat untuk menjaga diri dari bahaya  Corona Virus Disease-19 (Covid-19). Ia juga berpesan, agar masyarakat tetap optimis bahwa setelah kesusahan akan datang kemudahan.

Untuk itu, ia meminta semua lapisan masyarakat memainkan peran masing-masing, sehingga bangsa Indonesia dapat kembali bangkit menghadapi Covid-19.

“Kebersamaan kita, energi kolektif itu kita harus bangun supaya kita bisa kembali bangkit menghadapi dampak Covid-19,” imbau Wapres.

Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren Perguruan Yaspida Sukabumi Supriyatna Mubarak, menyampaikan bahwa keberadaan pandemi tidak seharusnya menjadi keadaan yang mematikan, namun harus dapat disikapi dengan baik dan menjadi sebuah peluang untuk sebuah kemajuan.

“Kami selalu mengatakan bahwa pandemi ini betul-betul harus kita sikapi dengan bijak karena kita akan semakin sabar di hadapan Allah SWT. Pandemi kita hadapi sebagai bentuk tarbiyah, ajang introspeksi, dan terus melakukan muhasabah,” ujar Supriyatna.

Sebagai informasi, Pondok Pesantren Terpadu Darussyifa Al-Fithroh Perguruan Yaspida Sukabumi saat ini memiliki 4.200 siswa, yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, SMK, dan juga Institut Agama Islam yang terdiri dari empat fakultas dengan 8 program studi.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI) Guntur Subagia, Kepala Kantor Kementerian Agama Sukabumi Hasen, sesepuh dan santri pondok pesantren, serta para tokoh masyarakat.

Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, serta staf Khusus Wapres Bambang Widianto dan Lukmanul Hakim (DAS/SK-BPMI, Setwapres)