Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin tadi malam menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Rabithah Alawiyah ke-2 di Hotel Crowne Plaza Jakarta, Jum’at (6/12/2019).

Dalam sambutannya, Wapres mengapresiasi Rabithah Alawiyah karena kepeduliannya terhadap masalah-masalah keumatan, kebangsaan dan kenegaran.

“Akhir-akhir ini ada orang yang mengaku nabi di Kalimantan, di Sulsel. Dulu malah ada yang pernah mengaku bisa menggandakan uang. Banyak puluhan ribu orang percaya,” ujarnya.

Lebih jauh Wapres mengupas istilah perbedaan dalam ajaran Islam. Ia menyebut bahwa perbedaan diperbolehkan namun tidak mengusik apa yang telah menjadi konsensus nasional pendiri bagsa terdahulu yang banyak dari kalangan ulama-ulama.

“Tidak boleh ada ego kelompok, fanatisme kelompok sehingga menjadi lahir sikap intoleran, tidak toleran. [Sikap intoleran ini] sering kali mengarah ke sikap radikalisme yang mengarah ke terorisme karena tidak toleran terhadap perbedaan pandangan,” tegasnya.

Di hadapan ormas yang menaungi Warga Negara Indonesia (WNI) keturunan Arab, khususnya yang memiliki garis keluarga Nabi Muhammad SAW itu, Wapres mengajak untuk menjaga umat dari gerakan ekstrem yang menyimpang dari bermuamalah yang tidak sesuai dengan syariah.

“Maka kita kembangkan ekonomi syariah, bank syariah supaya sesuai syariah,” tuturnya.

Selain itu, Wapres juga menyerukan untuk melakukan perbaikan umat baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan pengembangan ekonomi umat. Karena itu majelis ulama mengusung isu arus baru ekonomi Indonesia intinya pemberdayaan umat.

“Karena umat bagian terbesar bangsa dan paling lemah ekonominya,” tandasnya.

Wapres mengakui bahwa sekarang ini pemerintah sedang mengembangkan ekonomi syariah agar lebih kuat lagi. Sebab keuangan syariah di Indonesia baru mencapai kisaran 28,5 persen dari pangsa pasarnya. Bahkan untuk perbankan baru mencapai 5,5 persen.

“Karena itu saya dan pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) sepakat mengubah lembaga yang akan kembangkan ekonomi syariah KNKS kita ubah KNES. Saya akan pimpin langsung sebagai ketua hariannya,” urainya

Sebelumnya, Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen Bin Smith, mengungkapkan bahwa saat ini umat Islam Indonesia sedang menghadapi polarisasi. Untuk itu dia mengajak pemerintah dan umat Islam untuk fokus menangani masalah bangsa.

Zen menambahkan bahwa Indonesia perlu segera mengatasi masalah pendidikan akhlak dan budi pekerti, kemiskinan, keterbelakangan, serta penangkalan hoaks.

“Marilah kita ulama dan umaro bergandeng tangan untuk membangun dan memperbaiki akhlak bangsa ini dengan dasar prasangka yang baik kepada umat dan juga yang telah memberikan kontribusi kepada kemajuan bangsa ini,” ujarnya.

Di Mukernas yang bertajuk “Bersinergi Membangun Pendidikan dan Ekonomi Keumatan”, Zen juga menegaskan program kerja yang akan dijalankan hingga Muktamar ke-25 pada tahun 2021.

Tampak hadir pada malam itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, dan anggota MPR RI Fadel Muhammad. ( RN KIP-Setwapres).