IIF Asia Financial Summit

Pembukaan Acara 2015 IIF Asia Financial Summit

Jakarta. Saat yang tepat berinvestasi adalah ketika ekonomi tengah mengalami perlambatan, karena semua harga bahan baku juga mengalami penurunan sehingga komponen biaya akan turun. “Dan Indonesia 3-4 tahun lagi akan tumbuh dengan pesat. Bahkan pada dua tahun mendatang, kami mentargetkan pertumbuhan 7 persen,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada Pembukaan Acara “2015 IIF Asia Financial Summit” di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis 7 Mei 2015.

Di awal sambutannya, Wapres menyampaikan bahwa Badan Pusat Statistik baru saja mempublikasikan pertumbuhan ekonomi kwartal pertama 2015 yang hanya mencapai 4,71 persen. Angka ini, kata Wapres, mengandung sisi baik dan buruk. “Berita buruk karena tidak sesuai target, tetapi berita baiknya karena masih di atas negara lain di kawasan ini,” kata Wapres.

Dalam suasana globalisasi seperti saat ini, kata Wapres, tidak ada satupun negara di dunia ini yang dapat hidup sendiri, tetapi semua harus bekerjasama. Selama ini, ekspor Indonesia adalah bahan baku mineral mentah, tetapi sejak Januari 2015 telah diterbitkan peraturan yang melarang ekspor dalam bentuk bahan baku mineral, seperti bijih besi dan nikel. “Industri smelter pun belum siap, sehingga ekspor mineral mengalami penurunan,” ujar Wapres.

Tetapi dalam dua tahun ini, banyak perusahaan yang membangun industri smelter. Sehingga, lanjut Wapres, dalam dua tahun mendatang akan banyak ekspor dari hasil olahan bahan baku mineral. “Akan memberikan nilai tambah, pajak dan penghasilan pengusaha akan semakin baik,” kata Wapres.

Wapres juga menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan langkah yang berani dengan menghapus subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM). Subsidi BBM ini adalah salah satu sektor yang membutuhkan anggaran besar. “Dengan diha[usnya subsidi BBM ini, kami dapat mengalihkan anggarannya untuk membangun sekolah dan rumah sakit,” ucap Wapres.

Tapi sayangnya, kata Wapres, pada saat yang bersamaan harga minyak dunia mengalami penurunan. Turun. “Sehingga penurunan anggaran subsidi dibarengi dengan penghasilan dari ekspor minyak dan gas juga turun,” kata Wapres.

Berbicara di hadapan para CEO perusahaan multinasional dan juga pimpinan perbankan, Wapres menyadari kemacetan di Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang tumbuh, tapi di sisi lain Indonesia membutuhkan dana untuk membangun infrastruktur. “Kami membutuhkan pembangkit listrik, pelabuhan, bandara dan sarana infrastruktur lainnya,” ucap Wapres.

Di sektor pertanian, Wapres mengharapkan agar pertumbuhan di sektor pertanian diimbangi dengan pertumbuhan di sektor industri, karena saat sektor pertanian mengalami pertumbuhan, maka digunakan mesin-mesin pertanian yang secara otomatis akan mengurangi tenaga kerja. Tenaga kerja itu, kata Wapres, akan mencari pekerjaan di sektor industri. “Keduanya garus tumbuh. Industri membuat negara maju dan pertanian untuk ketahanan pangan,” ucap Wapres.

Tampak hadir mendampingi Wapres, Executive Managing Director IIF Hung Tran dan Direktur Utama Bank Mandiri Budi Sadikin. Acara ini berlangsung pada 6-7 Mei 2015.

****