Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim.
Yang saya hormati Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ketua Umum KADIN DIY, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah DIY, Ketua Panitia Penyelenggara dan seluruh jajaran panitia, tamu undangan, dan hadirin yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, sehingga kita dapat mengikuti pembukaan Jogja Halal Festival ke-2 pada hari ini. Ini adalah kali kedua saya menghadiri Jogja Halal Festival, setelah tahun 2018 saya menutup JHF yang pertama.
Hadirin sekalian, meluasnya gaya hidup halal di tingkat global telah mendorong sektor industri halal bergiat memenuhi kebutuhan ini. Halal bukan lagi sebatas label atau pemenuhan kaidah agama, melainkan juga pemenuhan standar kesehatan, serta kualitas barang dan jasa konsumsi.
Begitu pun di Indonesia, belum lama kita dikenal sebagai pemberi stempel halal, kini posisi ekonomi dan keuangan syariah kita jauh lebih maju dan meraih banyak prestasi global.
Pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah bersama seluruh pemangku kepentingan berikhtiar mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia pada 2024.
Transformasi ekonomi dan keuangan syariah ditempuh melalui empat pilar utama. Selain pilar industri halal, kita juga mengembangkan jasa keuangan syariah, dana sosial syariah, bisnis dan kewairausahaan syariah, serta ekosistem halal yang mendukungnya.
Tidak lama lagi kita akan memiliki Master Plan Industri Halal Indonesia 2022–2029. Master Plan ini hadir untuk menyatukan kepentingan pemangku kepentingan industri halal, sekaligus menjembatani sektor riil industri halal dan sektor keuangan syariah di Indonesia. Ia tidak berdiri sendiri, tetapi selaras dengan rencana induk dan kebijakan industri nasional.
Kelak dengan terintegrasinya Master Plan dan agenda pembangunan nasional maupun daerah, maka insya Allah transformasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia akan makin dirasakan kemanfaatannya.
Hadirin yang berbahagia, sejak lama Yogyakarta dikenal dengan beragam potensi wisatanya, baik kuliner, fesyen batik, kerajinan maupun produk industri kreatif lainnya. Saya sungguh gembira menyaksikan perkembangan industri halal di Yogyakarta yang kian marak.
Potensi industri halal di wilayah Yogyakarta terbilang besar. Saat ini ada lebih dari 300 ribu UKM menurut data Dinas Koperasi dan UMKM. Namun, usaha kecil dan menengah (UKM) yang sudah tersertifikasi halal baru sekitar 0,1% atau 370 UKM[1].
Saya meyakini sektor industri halal di wilayah Yogyakarta akan melonjak pesat dengan dorongan dan kepedulian multipihak, tidak terkecuali MES DIY, yang telah menghadirkan kegiatan seperti JHF dalam rangka menyediakan ekosistem halal yang ramah UMKM.
Ke depan, beberapa hal perlu terus dibangun agar transformasi ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Yogyakarta semakin berdampak. Pertama, MES diharapkan mampu menjadi rumah yang ramah bagi seluruh pelaku ekonomi dan keuangan syariah. Kolaborasi harus didorong untuk menjembatani usaha besar dan UKM, termasuk memfasilitasi agar semakin banyak UKM di wilayah Yogyakarta yang mampu mengekspor produknya ke pasar global.
Kedua, sektor keuangan syariah sangat dibutuhkan untuk mendukung pembiayaan sektor industri halal. Untuk itu, perlu adanya sinergi yang dibangun agar para pelaku usaha makanan dan minuman, fesyen, pariwisata ramah muslim, maupun sektor halal lainnya dapat dengan mudah mengakses layanan keuangan syariah.
Ketiga, dana sosial syariah juga merupakan elemen penting dalam transformasi ekonomi dan keuangan syariah. Saya terus mendorong agar gerakan nasional wakaf uang diteruskan menjadi gerakan wakaf uang pada masing-masing daerah. Literasi masyarakat mengenai wakaf uang perlu ditingkatkan, karena pengembangan wakaf yang produktif akan sangat bermanfaat dalam upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Terakhir, saya menaruh harapan besar khususnya agar Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) dapat segera terbentuk di wilayah Yogyakarta dan juga di daerah-daerah lainnya.
KDEKS memegang peranan strategis sebagai kepanjangan tangan dari KNEKS agar potensi ekonomi dan keuangan syariah di daerah akan semakin tergali dan teroptimalkan.
Langkah tersebut sekaligus akan mendorong daerah menjadi kantong pertumbuhan dan ujung tombak pemerataan kesejahteraan masyarakat. Sampai saat ini telah terbentuk KDEKS di beberapa provinsi yaitu di NTB, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Hadirin yang berbahagia, sebagaimana yang telah dilaporkan kepada saya beberapa waktu lalu, JHF ke-2 diselenggarakan dengan kerja sama antara enam organisasi besar, menargetkan lebih banyak pengunjung dibandingkan JHF pertama, serta diproyeksikan sebagai persiapan penyelenggaraan JHF ke-3 di tingkat internasional tahun depan.
Saya mendoakan kesuksesan penyelenggaraan acara yang sangat baik ini. Jadikan forum ini sebagai sarana memperkuat jejaring dan kolaborasi, serta literasi masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah.
Saya juga berharap, melalui acara ini, seluruh pemangku kepentingan akan mendapatkan manfaat yang besar, serta semakin bergiat lagi dalam mendukung transformasi Indonesia menjadi pusat halal dunia.
Akhirnya, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Jogja Halal Festival ke-2, saya nyatakan secara resmi dibuka. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridai semua upaya yang kita lakukan.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***