Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Om Swastiastu.
Yang saya hormati:
Gubernur Nusa Tenggara Barat beserta jajaran;
Ketua Presidium Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia beserta jajaran;
Para narasumber dan peserta Rakornas yang berbahagia.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat, untuk mengikuti Rakornas Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia bertemakan “Merawat Indonesia”.
Hadirin sekalian,
Tidak ada satu pun pihak yang dapat menyangkal besarnya peran dan kontribusi seluruh golongan suku maupun agama dalam perjuangan kemerdekaan. Kita bersyukur dan berterima kasih atas pengorbanan para pahlawan nasional, seperti I Gusti Ketut Jelantik, dan I Gusti Ngurah Rai. Mereka tidak hanya berjuang demi kepentingan kelompok, hingga kini jejak perjuangannya telah menyatu dengan perjuangan seluruh komponen bangsa ini.
Kemajemukan merupakan sebuah realitas yang disadari betul oleh para pendahulu dan pendiri bangsa kita. Oleh karena itu, lahirlah Pancasila sebagai hasil kesepakatan luhur segenap elemen bangsa, sekaligus titik temu dari segala perbedaan suku, ras, dan agama. Pancasila sebagai dasar negara dapat menyatukan kebinekaan.
Selain itu, Pancasila adalah filter bagi paham-paham dan nilai-nilai impor. Pemahaman atas falsafah Pancasila perlu ditanamkan dengan kuat kepada para pemuda kita agar mampu menyaring paham-paham negatif yang dapat merusak nilai dan tatanan bangsa Indonesia yang luhur.
Sebagai warga dunia, kita merasakan bersama bagaimana arus informasi dan teknologi berkembang sangat pesat. Budaya-budaya baru pun masuk dengan mudah dan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita. Begitu pula pemikiran, ajaran, dan nilai-nilai asing kini semakin sulit untuk dibendung.
Tentu kemajuan dunia modern boleh dinikmati, hanya saja generasi muda perlu membangun kewaspadaan agar tidak larut dan lupa jati diri. Jangan sampai nasionalisme terkikis oleh hal-hal yang bukan mencerminkan identitas bangsa Indonesia.
Untuk itu, kita perlu memperkuat dasar, memperkokoh fondasi diri kita sebagai suatu bangsa, satu negara. Para pemudalah ujung tombak untuk merawat kebinekaan. Pemuda yang tangguh bukan yang mampu menguasai yang lain, melainkan yang mampu merawat persatuan dan kesatuan sehingga bangsa ini dapat hidup dalam kedamaian dan kerukunan.
Hadirin yang berbahagia,
Indonesia telah dipercaya untuk melaksanakan Presidensi G20. Hal tersebut merupakan amanah luar biasa yang harus kita emban dengan sungguh-sungguh. Pengalaman Indonesia dalam merawat kemajemukan tentunya menjadi modal berharga bagi Presidensi G20 yang mengusung tema “Recover Stronger, Recover Together”
Tema tersebut dipilih karena Indonesia memiliki keinginan untuk meningkatkan kerja sama masyarakat dunia agar pulih bersama dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Indonesia berharap agar tidak ada satu negara pun yang tertinggal sehingga terwujud tatanan dunia yang berkeadilan.
Upaya Indonesia pada tingkat global tentu saja membutuhkan ketahanan nasional dan stabilitas di dalam negeri. Kita lihat banyak negara mudah terpecah belah saat kondisi dalam negerinya tidak kuat. Penyebabnya bisa karena politisasi keagamaan, penyalahgunaan kekuasaan, atau rapuhnya fondasi perekonomian.
Oleh karena itu, peran pemuda dalam Presidensi G20 tidak dapat dipandang sebelah mata. Melalui wadah resmi Youth 20 atau Y20, pemuda dapat turut menentukan arah kebijakan dan berkontribusi memulihkan ekonomi agar inklusif, kuat, dan berkelanjutan. Para pemuda dipanggil untuk berperan aktif melalui berbagai isu penting, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif, ketenagakerjaan, transformasi digital, transisi energi, maupun isu lingkungan.
Hadirin yang saya hormati,
Merawat Indonesia bukan hanya dalam kerangka persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan juga merawat kelestarian bumi dan kekayaan alamnya, sehingga manfaatnya dapat dinikmati pula oleh generasi mendatang. Untuk itu keseimbangan dengan alam dan lingkungan sudah sepatutnya menjadi perhatian kita bersama.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan harapan dan pesan kepada para peserta Rakornas.
Pertama, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia dapat memperkuat organisasinya agar semakin solid secara internal, hingga mampu mengajak anak bangsa untuk memperkuat nasionalisme, merangkul kemajemukan, mencintai budaya, mengembangkan diri di tengah kemajuan teknologi, serta membangun bangsa dan menjaga bumi agar tetap layak huni.
Kedua, Rakornas dapat menjadi forum untuk menggali gagasan, menemukan terobosan, dan menentukan langkah strategis dalam membantu pemerintah menyiapkan SDM yang berkualitas, baik penguasaan ilmu pengetahuan, inovasi dan kreativitas, maupun wawasan kebangsaannya.
Selanjutnya, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia dapat memberikan rumusan gagasan dan mendukung pemerintah dalam menjalankan tugas sebagai tuan rumah G20. Saudara sekalian juga diharapkan aktif dalam event G20 yang menggandeng kaum muda, termasuk dalam pemberitaan positif melalui media sosial.
Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim dan memohon rida Tuhan Yang Maha Esa, Rapat Koordinasi Nasional ke-15 Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia secara resmi saya nyatakan dibuka. Selamat mengikuti kongres. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan pertolongan-Nya dan meridai semua ikhtiar yang kita lakukan.
Wallahul Muwaffiq ilaa Aqwamith Thariiq,
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Om Shanti Shanti Shanti Om.