Sambutan Pembukaan Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillah walhamdulillah washalatu wassalamu ‘ala rasulullah wa ‘ala alihi wa shahbihi wa mawwalah.
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Ketua MPR RI; Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia, Direktur Utama PT BNI Persero Tbk., Ketua Panitia Alumni Connect PPI Dunia, para alumni pelajar Indonesia di luar negeri, hadirin, serta tamu undangan yang berbahagia.
Syukur alhamdulillah pagi hari ini saya dapat hadir pada acara Sarasehan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia.
Anak-anakku, hadirin yang saya hormati, sejak ratusan tahun yang lalu, institusi pendidikan telah diyakini menjadi jalan bagi sebuah negara untuk bisa tumbuh melesat. Pendidikan meningkatkan literasi. Literasi meningkatkan kecakapan. Individu yang cakap memiliki kesempatan yang lebih untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga tingkat pengangguran menurun. Atau dengan kata lain, pendidikan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan mobilitas sosial.
Apalagi dalam mewujudkan visi besar menjadi negara maju di tengah gempuran tantangan dan krisis seperti yang terjadi sekarang, bangsa kita semakin membutuhkan ahli-ahli di berbagai bidang.
Oleh sebab itu, salah satu prioritas negara saat ini adalah memastikan terwujudnya sumber daya manusia Indonesia unggul. Pemerintah ingin menciptakan “generasi produksi” untuk menopang visi “bangsa produsen”.
Generasi muda dan kaum terdidik menjadi generasi baru yang mendorong semangat produktivitas dan nilai tambah ekonomi, bukannya menjadi makelar pembangunan atau pelaku pemburu rente.
Untuk itu, saya meminta seluruh pemangku kepentingan, dapat bekerja sama agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa menempuh pendidikan tinggi dan menjadi generasi produksi.
Saat ini, jumlah warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan tersier masih sangat sedikit. Berdasarkan data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Tahun 2022, dari 275 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 0,02% warga yang berpendidikan S3. Sedangkan yang berpendidikan S2 ada sekitar 0,3%, dan tidak sampai 5% warga negara yang berpendidikan S1. Jadi, total hanya 6% orang Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi.
Tentu kita berharap angka ini terus naik. Saya meminta alumni PPI menjadi penggerak kemajuan pendidikan masyarakat Indonesia. Dan saya berharap program dan kegiatan PPI dapat menginspirasi semakin banyak masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, hingga ke luar negeri, lalu kembali ke tanah air membangun bangsa dan negara.
Hadirin sekalian, anak-anakku sekalian, beberapa waktu yang lalu, saya meluncurkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050 yang akan menjadi rujukan bagi kementerian/lembaga serta pemerintah daerah dalam menyongsong bonus demografi. Dan saya rasa isu ini juga layak menjadi perhatian alumni PPI Dunia.
Negara kita diproyeksikan akan menikmati bonus demografi pada 2030 hingga 2040, dengan penduduk usia produktif mencapai 180 juta orang atau sekitar dua per tiga dari total penduduk.
Hal ini menuntut perencanaan dan perumusan strategi yang optimal dari banyak lini agar bonus demografi menjadi berkah bagi negara, bukan sebaliknya menjadi bencana karena menimbulkan banyak pengangguran.
Salah satu pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan adalah mengurangi kesenjangan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, kita perlu bahu-membahu untuk mewujudkan pembangunan yang merata di seluruh negeri, utamanya di perdesaan.
Kemajuan pembangunan saat ini tidak terlepas dari transformasi digital yang telah mendisrupsi hampir seluruh bidang kehidupan. Kemajuan teknologi dan transformasi digital memang menjadikan masa depan semakin sulit diprediksi. Meskipun demikian, negara-negara di dunia berpacu untuk meningkatkan penguasaan teknologi, dan terus memunculkan talenta-talenta di bidang teknologi dan digital.
Saya menantikan kontribusi pemikiran dan karya dari alumni PPI Dunia di dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di seluruh pelosok tanah air, dan memunculkan talenta digital yang sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan masa depan.
Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki selama sekolah dan tinggal di luar negeri, saya yakin banyak sumbangsih yang dapat diberikan oleh alumni PPI Dunia kepada masyarakat dan negara.
Sedikit dalam pendekatan keagamaan Islam, Allah SWT memerintahkan kita untuk memakmurkan bumi, wa ansya’akum minal ardhi wasta’marakum fiha, Dia yang menjadikan kamu dari tanah dan meminta kamu supaya memakmurkan bumi. Kata ulama, ista’marakum kallafakum bi imaratiha, yaitu memberi tanggungjawab kepada kamu untuk memakmurkan bumi. Dan sebab-sebab kemakmuran atau asbabul imarah kata ulama adalah yaitu melalui berbagai kegiatan ekonomi, pertanian, perkebunan, pertambangan, industri. Itu semua adalah asbabul imarah. Dan kuncinya atau miftahul imarah itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, untuk bisa membangun bumi ini, terutama bumi kita Indonesia dengan sumber daya yang cukup besar yang kita miliki, yang diberikan oleh Allah, haruslah menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karena itu, kalian adalah bagian daripada mansuia yang sudah diberi oleh Allah, yaitu memegang kunci-kunci atau miftahul imarah.
Karena itu, saya berharap kontribusi kalian dengan pengalaman yang telah kalian miliki untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih maju.
Akhirnya, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim kegiatan Sarasehan Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia secara resmi dibuka. Semoga Allah SWT, Tuhan YME, senantiasa memberikan inayah-Nya dan meridai seluruh upaya yang kita lakukan.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***
Artikel Terkait:









