KEYNOTE SPEECH WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
K. H. MA’RUF AMIN
PADA ACARA PERESMIAN BANK WAKAF MIKRO
PONDOK PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN LAMPUNG

23 DESEMBER 2021

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, tabik pun, bismillahirrahmanirraahim, alhamdulillahirrabil’alamin washalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.

Yang saya hormati Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anggota DPR Komisi XI, Bapak Gubernur Provinsi Lampung beserta Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Lampung, para direktur perbankan, Wali Kota Metro, Rektor Universitas Muhammadiyah Metro, Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Sabilil Muttaqien Tanggamus Lampung, hadirin para undangan yang saya hormati.

Pertama, saya bersyukur kepada Allah SWT pada hari ini saya bisa menghadiri acara peresmian Bank Wakaf Mikro (BWM) di Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien Muhammadiyah. Dan Bank Wakaf Mikro ini adalah upaya yang dilakukan oleh OJK dan didukung oleh pemerintah dalam rangka memberikan akses keuangan kepada masyarakat yang lemah, para adhuafa dalam rangka pemberdayaan masyarakat dari usaha yang ultramikro yang sangat kecil. Ini memang untuk memberdayakan masyarakat, termasuk upaya pemberdayaan untuk menghilangkan masyarakat miskin yang sekarang ini masih cukup besar di negara kita ini. Bahkan di berbagai daerah itu masih 10% lebih dari penduduk Indonesia yang terus diupayakan, khususnya adalah masyarakat yang miskin ekstrem.

Upaya pemerintah selain memberikan perindungan sosial, itu melalui upaya pemberdayaan-pemberdayaan, termasuk juga akses keuangan. Dan ini juga bagian dari pada ekosistem dari sistem keuangan syariah. Keuangan syariah ini kita menjadi komitmen pemerintah untuk mengmbangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dan sudah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2020 yang ketuanya Bapak Presiden, wakil ketua dan ketua hariannya Wakil Presiden, sekretarisnya Ibu Menteri Keuangan, itu melaui yang disebut dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), termasuk di dalamnya beberapa menko, 8 kementerian, Ketua OJK, Bank Indonesia, Kadin, termasuk juga Majelis Ulama Indonesia. Ini merupakan suatu komitmen pemerintah karena ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Ada empat fokus yang kita lakukan, yaitu pertama pengembangan industri halal, karena kita ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal terbesar dunia pada tahun 2024. Ini juga tekad Presiden yang harus kita kembangkan. Sudah ada beberapa Kawasan Industri Halal (KIH), di Jawa Timur satu mau akan hadir satu lagi, di Banten, kemudian ada di Bintan, kita tunggu dari Lampung adanya Kawasan Industri Halal, dan juga daerah-daerah lain.

Dan kemudian pengembangan industri keuangan. Seperti saudara-saudara tahu itu untuk yang besar adalah merger tiga bank syariah himbara, BNI Syariah, Mandiri Syariah, BRI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia. Kemudian juga sampai ke lembaga keuangan yang kecil, sampai dengan Bank Wakaf Mikro. Ini bagian dari pada ekosistem.

Kemudian pemerintah juga mendorong pengembangan dana sosial Islam yaitu wakaf dan zakat. Bahkan peluncuran wakaf uang itu sudah dilakukan oleh Presiden di Istana Negara. Potensi wakaf kita besar sekitar Rp180 triliun per tahun. Dan juga zakat, yang hadir di sini yaitu Ketua Baznas ikut hadir. Ini potensinya Rp370 triliun satu tahun, tapi belum kita gali, sedang kita gali. Kalau ini besar, ini akan menjadi dana umat yang besar yang untuk mengembangkan, memberdayakan masyarakat. Jadi, ini semua bagian dari pada apa yang, dan yang terlebih penting lagi mengembangkan usaha-usaha. Karena itu perlu dialakukan pusat-pusat inkubasi, yaitu menumbuhkan para usaha-usaha yang kecil dan memberdayakan yang sudah ada dari para pengusaha-pengusaha muslim. Karena apa? Karena semua insturumen, Pak Ketua OJK ini juga bagian dari aktivis ekonomi syariah, sudah menyiapkan instrumen-instrumennya, ada bank, ada asuransi, ada pasar modal, ada pegadaian, tapi itu tidak akan punya nilai apa-apa kalau pengusahanya tidak ada.

Sering saya mengumpamakan ada bus, busnya banyak tapi tidak ada penumpangnya. Penumpangnya siapa? Adalah pengusaha-pengusaha. Karena itu para pengusaha ini kita kembangkan di daerah. Ini Pak Gubernur, saya kira ini menjadi suatu tugas. Karena itu saya minta, termasuk dari KNEKS, dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), termasuk Kadin ini sudah bersepakat untuk mengembankan, menginkubasi para pengusaha-pengusaha ini. Dan salah satu melalui upaya bank wakaf ini juga merupakan rintisan untuk menumbuhkan pengusaha-pengusaha kecil yang kita harapkan nantinya ini menjadi alat pengungkit yang nantinya bisa tumbuh dan bisa menjadi nasabah bank-bank syariah umum. Saya kira ini bagian dari pada apa yang sudah kita lakukan.

Dan memang menjadi tugas penempatan bank wakaf ini kebanyakan di pesantren, ini bagian dari pada upaya pemberdayaan pesantren. Dalam Undang-Undang, pesantren itu fungsinya ada tiga, pertama adalah pusat pendidikan, ini memang fungsi dari dulu pesantren itu. Kalau saya menyebutnya pesantren itu sebagai tempat ya’dadul mutafakkihina fiddin, tempat menyiapkan orang-orang yang paham agama. Karena apa? Karena para ulama yang bawa agama itu lama-lama akan hilang, kan dimakan usia kemudian harus ada gantinya.

Ada hadis yang menyatakan Allah tidak mengangkat ilmu dari hati manusia. Nggak ada orang kehilangan ilmu, itu tidak ada, tapi mengambil ilmunya dengan mengambil ulamanya. Kalau ulama meninggal ilmunya tidak ditinggal, dibawa. Kalau istrinya ditinggal, mobilnya ditinggal, rumahnya ditinggal, tapi ilmunya dibawa. Kalau tidak ada pengganti, wah ini berbahaya tidak ada penerus. Kalau sampai tidak tersisa orang alim, orang akan menganggap mengambil pemimpin-pemimpin yang bodoh-bodoh yang tidak paham jadi pemimpin. Kalau ditanya dia memberi fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. Jadi, karena itu harus ada pengganti kaderisasinya, jangan sampai fatrah namanya, kehilangan ulama karena itu ini pondok pesantren.

Yang kedua, fungsinya adalah pusat dakwah. Dari zaman dulu pesantren itu menjadi pusat dakwah, pengembangan ajaran Islam itu lewat pesantren-pesantren. Andaikata tidak ada pesantren kita tidak tahu nasib. Sekian ratus tahun dijajah, biasanya masyarakat itu nurut agama para penguasannya. Manusia itu ikut yang penguasanya tapi di Indonesia tidak, tetap saja walaupun dijajah beratus tahun, Islamnya tetap masyoritas. Karena apa? Karena ada pesantren-pesantren ini, sebagai lembaga yang terus menjaga, mengawal umat melakukan dakwah-dakwah, perannya besar sekali.

Nah, peran yang ketiga sekarang itu juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Pesantren kita ada 27 ribu, santrinya diperkirakan itu 18 juta, ini kalau diberdayakan dia, pesantren diberdayakan melalui apa? Pengembangan sektor keuangan, juga melalui sektor-sektor riil. Sekarang sudah berkembang di pesantren-pesantren itu istilahnya OPOP, di Jawa Timur sudah jalan, di Jawa Barat sudah jalan, di Jawa Tengah. OPOP itu One Pesantren One Product, bahkan banyak produknya sudah diekspor.

Saya kira ini adanya sektor keuanga, seperti bank wakaf, ada BMT, kemudian produksinya di masyarakat di situ dibina oleh pesantren dan bisa menjadi melahirkan produk-produk ekspor, ini saya kira pengembangan ekonomi masyarakat kita akan besar, akan luar biasa dampaknya.

Di Lampung juga banyak saya kira apa, tadi saya dengar itu yang pertama itu di pesantren apa? Miftahul Ulum ternyata dia menanam porang, satu lagi apa? Melon. Dan melon dia menjadi pengisi atau penyalur di Superindo, Melon Intahnon itu di Lampung Pak baru sekali itu, bibitnya dari Belanda saya dengar. Dan dia mengisi, di Superindo itu salah satu pengisinya adalah ponpes yang tadi sudah ada bank wakaf mikronya itu, dan itu menjadi produksinya tinggi sekali.

Saya kira pesantren ini harus menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, sehingga pesantren sesuai dengan Undang-Undang Pesantren, punya fungsi pusat pendidikan, ya’dadul mutafakkihina fiddin, fungsi sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan ekonomi masy. Oleh karena itu,, adanya BWM di pesantren-pesantren ini Pak Wimboh, ini memberikan fungsi tambahan yang juga sangat penting dan melahirkan program OPOP, dan melahirkan saya biasanya menyebutnya Gus Iwan, Santri Bagus Pintar Ngaji Usahawan, namanya Gus Iwan-Gus Iwan ini. Jadi, santri kita itu bisa mengelola keuangan, bisa melahirkan produk-produk yang bisa bermanfaat, bahkan bisa diekspor.

Mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini akan memberikan manfaat besar dalam pengembangan pesantren pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Saya harap bank wakaf ini dikelola dengan baik, ini amanat, supaya jangan sampai ada ketidakpercayaan pada pesantren. Diberi amanah bukan malah berkembang, malah habis. Pesantren namanya harus dijaga. Kemarin ini kita sudah tercoreng itu, ada pesantren kok melakukan kekerasan seksual. Ini kita jaga Pak Gubernur, ini harus dijaga jangan sampai ini terjadi di tempat-tempat yang lain. Demikian saya kira.

Pada akhirnya, saya harapkan langkah ini dapat menginsipirasi berbagai pihak lainnya untuk ikut juga mewujudkan tanggung jawab sosial secara lebih konkret. Terima kasih kepada para donatur yang sudah menyumbangkan ini. Mudah-mudahan ada lagi donatur lain. Mungkin Pak Gubernur, bukan hanya nasional, lokal juga bisa untuk melahirkan bank wakaf-bank wakaf. Ini termasuk amal jariyah yang pahalanya tidak akan berhenti. Pak Wimboh terus mengumpulkan, sudah dapat 62 wakaf. Kita harapkan juga ada inisiatif di daerah-daerah yang mungkin bisa lebih memperbanyak.

Akhirnya, dengan mengucap bismillahirrahmaanirraahim, Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien saya nyatakan diresmikan. Semoga kehadiran BWM ini semakin membawa berkah, serta mendukung pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Terima kasih atas perhatiannya. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan inayah-Nya dan meridai segala upaya yang kita lakukan. Wabillahi taufik wal hidayah. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***