Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim.

Yang saya hormati Duta Besar Republik Mesir untuk Indonesia, Wakil Gubernur Jawa Barat beserta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Barat, Sekretaris Jenderal, para ulama Al-Azhar beserta seluruh jajarannya, Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar, Ketua Kehormatan dan Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia Tahun 2014-2019, dan tidak lupa sahabat saya, sahabat lama saya yang kebetulan sebaya dengan saya, al mukaram Prof. Dr. Quraish Shihab.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul dalam rangka Peresmian Gedung Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab, atas prakarsa dan kerja sama Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia.

Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada institusi Al-Azhar Syarif di Mesir, para ulama dan alumni yang selalu konsisten mengembangkan kehidupan dan dakwah keagamaan yang moderat dan toleran.

Hadirin sekalian, kita ketahui bersama, hubungan yang sangat baik ini sudah lama terjalin erat, khususnya antara Indonesia dan Al-Azhar. Sejak tahun 1850-an di Masjid Al-Azhar terdapat Ruwaq Jawi yang menjadi hunian para pelajar asal Indonesia. Salah seorang yang pernah tinggal di sana adalah Abdul Manan Dipomenggolo, beliau adalah pendiri Pesantren Tremas Pacitan dan kakek dari Syekh Mahfuzh Tremas.

Jauh sebelum Makkah mengenal percetakan, pada tahun 1883 di Kairo, diterbitkanlah karya-karya ulama asal Indonesia. Syekh Nawawi Al-Bantani adalah salah satu ulama yang karya-karyanya diterbitkan oleh Penerbit Boulaq Mesir, seperti Fath al-Mujîb bi Syarh Mukhtashar al-Khathib pada tahun 1859.

Al-Azhar Mesir juga merupakan lembaga keagamaan, pendidikan, sosial dan dakwah Islam tertua, yang terus berperan aktif, berkontribusi besar sepanjang sejarah peradaban Islam. Sejak didirikan oleh Jauhar al-Shiqilliy pada tahun 361 H, Al-Azhar selalu di garda terdepan dalam mendidik umat dan mengembangkan dakwah Islam yang moderat dan toleran, bukan hanya di Mesir, melainkan juga di seluruh dunia.

Al-Azhar disebut sebagai salah satu benteng keislaman yang moderat. Keberadaan ulama-ulama besar yang mendedikasikan ilmunya dengan ikhlas, serta tradisi keilmuan Islam yang kuat dan bercirikan moderat, menjadi daya tarik tersendiri bagi Al-Azhar. Ribuan pelajar dari berbagai penjuru dunia datang menimba ilmu, tidak terkecuali juga dari Indonesia. Meski jauh secara geografis, tetapi Mesir dan Al-Azhar selalu dekat di hati masyarakat Indonesia. Al-Azhar dâ`iman fi qalbi al-sya`ab al-indûnîsiy (الأزهر دائما فى قلب الشعب الإندونيسي).

Saya pun senang jalinan silaturahim dapat terjaga dengan baik hingga saat ini. Beberapa tahun terakhir, Prof. Dr. Ahmad al-Thayyib selaku Grand Syeikh Al-Azhar, sudah dua kali berkunjung ke Indonesia, yaitu pada tahun 2016 dan 2018. Kami sempat berdialog hangat di Kantor Majelis Ulama Indonesia, saat saya masih memimpin Majelis Ulama Indonesia.

Pandangan-pandangan keagamaan dan kemanusiaan beliau telah membuka wawasan banyak orang tentang pentingnya menghargai perbedaan agar tercipta kerukunan. Piagam Persaudaraan Kemanusiaan yang beliau deklarasikan bersama Paus Fransiskus di Abu Dhabi pada tahun 2019, menjadi salah satu yang sangat berpengaruh dalam upaya mewujudkan harmoni dan perdamaian dunia. Kita doakan semoga beliau sehat selalu agar dapat terus menggelorakan semangat persatuan dan perdamaian dunia.

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia turut menyambut baik deklarasi tersebut. Bangsa Indonesia dikaruniai keragaman yang sangat luar biasa, tetapi mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, karena terus berpegang pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila Sekjen Majelis Hukama al-Muslimin yang dipimpin oleh Syekh Al-Azhar menyatakan kepada saya pada Desember 2021 yang lalu, ingin menjadikan Indonesia sebagai salah satu model kehidupan beragama yang rukun dan harmonis.

Saya meyakini kesamaan pandangan atas nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran inilah yang senatiasa melandasi kuatnya relasi Indonesia dan Mesir, utamanya dengan Al-Azhar.

Hadirin yang berbahagia, saya mendapat laporan, saat ini tidak kurang dari sepuluh ribu pelajar dan mahasiswa Indonesia tengah belajar di Al-Azhar. Setiap tahun minat calon mahasiswa untuk berangkat ke Al-Azhar tidak pernah surut dan bahkan selalu meningkat.

Oleh sebab itu, menjadi tanggung jawab kita sekalian untuk memastikan agar setiap calon mahasiswa Indonesia yang akan belajar di Mesir telah memiliki kemampuan bahasa Arab dan wawasan keislaman yang baik.

Saya menyambut baik kehadiran Pusat Bahasa Arab Al-Azhar Cabang Indonesia yang diinisiasi oleh Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia. Satu-satunya cabang Pusat Bahasa Al-Azhar di luar Mesir, sekaligus disupervisi langsung oleh Al-Azhar. Di atas tanah peninggalan al maghfurlah K.H. Noer Aly, Pejuang dan Pahlawan Nasional, risalah Al-Azhar akan bersinar di Indonesia.

Saya berpesan kepada para calon pelajar dan mahasiswa Al-Azhar agar memanfaatkan kegiatan belajar di Pusat Bahasa ini dengan sebaik mungkin. Dan kepada para penyelenggara, harapannya gedung baru ini dapat digunakan sebagai pusat aktivitas sosial, dakwah, dan pendidikan keagamaan Al-Azhar di Indonesia. Selain juga mengasah kemampuan bahasa Arab, dan saya juga berpesan agar wawasan keislaman dan keindonesiaan para calon mahasiswa juga mendapat perhatian. Kelak merekalah duta-duta Al-Azhar di Indonesia yang akan menyebarluaskan pemahaman Islam yang moderat sesuai dengan manhaj Al-Azhar.

Saya minta berbagai kerja sama strategis yang terjalin agar terus dikembangkan, karena kita tidak hanya sedang menyiapkan kemampuan bahasa calon mahasiswa, tetapi juga menyiapkan masa depan Indonesia.

Saya tertarik juga bahwa Pusat Bahasa ini juga akan jisrut li tawasul bainal Azhar wa Indonesia. Saya kira ini betul dan benar. Karena itu ini merupakan salah satu kiprah besar dari pada organisasi yang dipimpin oleh Tuan Guru Bajang ini.

Akhir kata, dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim, Gedung Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab, saya resmikan. Semoga Allah SWT memberikan inayah-Nya dan senantiasa meridai segala upaya yang kita lakukan. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wallahul muwaffiq ila sabilil rasyad, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

**