بسم الله و الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله وصحبه و من والاه. سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم.

اللهم ارزقنا المعارف الربانية و اللطائف الرحمانية و  الواردات الإلهية و المواهب الاختصاصية

و العلوم اللدونية و بلغنا رتبة الإحسان و وحدة الشهود  و الحمد لله رب العالمين.

Ulama anal qiram wa masyayikhinal afadil, wabil khusus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, yang juga Wakil Ketua DPR RI, Menteri Tenaga Kerja, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Transmigrasi, Wakil Ketua MPR RI, dan al mukarramin K. H. Kafabih, K. Dul Hamid Hasan, dan para ulama yang lain.

Pertama, saya bersyukur, hari ini bisa bertemu dengan para ulama, para asatidz, di dalam pertemuan ulama, Ijtima’ Ulama Nusantara, li himayati Indonesia. Saya kira memang tugas ulama itu atau mas’uliyatul ulama itu tanggung jawab ulama itu; himayatul ummah wa himayatul wathan, menjaga umat dan menjaga negara; itu saya kira tugas kita itu. Dan itu sudah dilaksanakan dari dulu oleh para ulama, kita menjaga umat dan menjaga negara. Apalagi kalau negara lagi genting, biasanya ketika orang lain belum tampil, biasanya ulama yang paling tampil untuk menyelesaikan persoalannya.

Seperti ketika NICA datang ke Indonesia, ketika itu Indonesia baru merdeka, tentara belum terkonsolidasi, polisi belum terkonsolidasi, penjajah datang lagi, ketika saat itulah, maka Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari tampil, membuat fatwa wajib, fardu ain, untuk mengusir Belanda dan itu yang menggerakkan kemudian perlawanan, sehingga penjajah diusir kembali. Itu bagian daripada himayatul wathan yang dilakukan oleh para ulama kita itu.

Apalagi PKB ini memang seingat saya partai yang didirikan, kalau bahasa saya, partai yang menjadi matiyatan liharakati siasia al kiyaiah, wadah untuk menjadi tempat, gerakan politik kiai, itu ingat saya, saya tidak tahu yang lain, kalau ingat saya ya begitu ya.

Kenapa pada gerakan politik kiai? Karena waktu itu politik kiai merasa tidak tertampung dalam semua partai yang ada, belum ada partai yang membawa. Nah, ini dibedakan antara politik kiai dan kiai politik, itu beda.

Kalau kiai politik nggak perlu wadah sendiri, dia di mana saja, bisa di mana saja, ke mana arus politik dia ikut. Itu namanya kiai politik. Nah, kalau politik kiai itu politik yang harus mengikuti aspirasi kiai. Maka, aspirasi kiai itu harus diwadahi, ketika itu ya, saya tidak tahu dinamika politik, saya kan tidak tahu lagi waktu itu. Karena saya ikut melahirkan waktu itu, makanya saya bilang, PKB itu awalnya, awalnya ya, matiyatan li harakati asiasia al kiyaiah, wadah gerakan politik kiai, itu. Makanya aspirasinya aspirasi kiai.

Dan terinspirasi oleh ucapan Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, yang mengatakan, laqad da’ufad  arruhud diniyatu fil alami siasi al indonesi, bal kadat tamutu fi hadihil al yaumil akhirah, telah melemah arruhu diniyah, jiwa keagamaan; fil alami siasi, di dalam dunia perpolitikan Indonesia. Ini jiwa agamanya juga lemah, bal kadat tamutu fi hadihil ayamil akhirah, bahkan hampir mati pada akhir-akhir ini. Jadi, jiwa keagamaannya tidak boleh mati, karena itu perlu ada gerakan politik kiai yang memberi aspirasi di mana nilai-nilai arruhud diniyah, seperti yang dimaksudkan oleh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari menjiwai gerakan-gerakan politiknya itu.

Ini saya kira, ini Pak Ketua Umum, ini mesti dihidupkan sekali. Dan itu juga tercermin, pertama, dari kelembagaannya. Maka beda, di PKB itu ada Dewan Syuro-nya, ada Dewan Tanfidz-nya, jadi ada wadahnya kiai-kiai untuk mengarahkannya itu, ada tempatnya itu, sehingga dia memberikan warna-warna, inspirasi itu.

Dan kedua dari semacam manifesto politiknya, landasan berpikir partainya, maka namanya juga beda, dengan yang lain-lain, namanya mabda siasi, artinya landasan politiknya itu namanya saja mabda siasi. Dan isinya itu sarat dengan pikiran-pikiran kiai itu. Jangan-jangan anggota PKB tidak paham itu mabda siasi itu.

Nah ini saya coba, oleh karena itu, walaupun PKB ketika itu didirikan 1998, 1999 langsung pemilu, langsung PKB dapat 13% dan menduduki nomor 3 di dalam perolehan partai di Indonesia. Betul Pak Ketua Umum ya? Betul itu, nomor 3 langsung grek, 13% grek. Mestinya sesudah itu naik lagi, tapi ndilalah kok ndak naik, turun, 10%, turun, 4,5%. Untung kemudian bangkit lagi, ya betul Pak Ketua Umum? Iya. Saya bilang harus balik lagi itu PKB itu, harus balik ke 13%, kalau turun lagi tidak masuk PT itu, tidak masuk parlemen threshold, bahaya itu. Maka itu harus naik lagi, maka itu harus di eber lagi, arruju’, warruju’, tsummaruju. Naik lagi, tapi masih di tengah, belum naik ke ranking 1, 2, 3, betul ya? Tapi tadi saya dengar, laporannya Pak Ketua Umum, nampaknya mau naik lagi. Dan memang harus kembali ke nomor 3 lagi, seperti ketika 1999. Minimal itu harus balik ke-3. Maksimalnya ya nomor 1-lah. Minimalnya nomor 3 itu, saya kira itu, kalau minimal saja tidak tercapai, itu saya kira, ya lebih daripada itu tentu kita berharap peran PKB sebagai salah satu kekuatan politik nasional. Sebab negara demokrasi itu adalah negara yang memang peran partai-partai politik itu dominan, yang membuat  undang-undang itu adalah dengan partai politik.

Karena itu, aspirasi kiai yang intinya itu adalah himayatul ummah wa himayatul wathan, menjaga umat dan menjaga bangsa, ini harus terus menjadi inspirasi PKB. Gimana umat terjaga, bagaimana negara terjaga, dalam situasi apapun. Memang situasi sekarang ini tidak baik-baik saja. Walaupun Indonesia masih tetap baik, sekarang pertemuan ekonomi kita baik, inflasi terjaga, dibanding dengan negara-negara lain.

Dan kita memang oleh Allah diberi apa ya, kekayaan alam yang luar biasa. Jadi waktu Allah menentukan itu Allah lagi senang, ya Indonesia dibaginya itu, dibaginya yang

 وجعل فيها رواسي من فوقها ,Allah jadikan bumi di atasnya ada gunung-gunung, وبارك فيها, dan Allah memberkati di dalam bumi ini, وَقَدَّرَ فِيهَآ أَقْوَٰتَهَا, dan Allah menentukan makanan-makanan pokoknya di masing-masing negara itu, sudah diberikan ketika itu, kata Imam Atthabari: وقدر في كل بلدة ما لم يجعله في بلدة في الآخر. Jadi, Allah menentukan dalam suatu negara, sesuatu yang tidak ada di negara lain. Nah, ini dikasih kita banyak ya, di apa namanya itu, komoditi pertanian kita banyak sekali, kemudian perkebunan kita banyak sekali, kelautan kita, bahkan juga pertambangan kita.

Kita punya nikel sekarang menjadi masalah komoditi yang luar biasa, punya bauksit, punya emas, punya segala-segala. Jadi saya bilang ayat وقدرفيها itu Indonesia banget itu namanya itu. Jadi,  waktu menentukan itu Indonesia dikasih ini, ini, ini, oleh karena itu kita harus jaga ini ya, dan kita, apabila kita bisa me-manage, mengelola negara ini dengan baik, kita tidak akan mengalami krisis yang sekarang melanda dunia. Wong dunia ini sedang dilanda krisis-krisis, perang, geopolitik, krisis energi akibatnya, sinergis lingkungan ini terjadi.

Beberapa negara sekarang sudah masuk menjadi pasiennya IMF, beberapa negara antre mau masuk lagi jadi pasien lagi. Tapi Indonesia kita yakin tidak jadi pasiennya IMF. Dan ini saya kira PKB harus juga mengawal itu.

Dan kembali, sebenarnya apa sih yang membuat krisis itu? Nah, kalau menurut Al-Qur’an itu bukan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan, ilmu pengetahuan dan teknologi itu akan membawa manfaat, akan membawa kebaikan. Bahkan menurut saya itu ilmu pengetahuan dan teknologi itu adalah مفتاح الإمره, artinya kunci kemakmuran. Kunci kemakmuran itu adalah pengetahuan dan teknologi. Kita kan diminta untuk memakmurkan bumi ini, هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا, Dialah yang menjadikan kamu dari bumi dan meminta kamu untuk memakmurkan bumi, اى وكلفكم بعمارتها, meminta kamu, tanggung jawab untuk memakmurkan bumi ini. Nah, yang menyebabkan bumi itu, اسباب العمارة, kegiatan-kegiatan keekonomian, yakni urusan perdagangan, pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, semua itu. Nah, kuncinya  مفتح العمارة adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi itu bukan. Nah, kalau sumber apa? Sumbernya kekacauan ini, nah kalau menurut Al-Qur’an itu:

وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ  ٱلْأَرْضُ, kalau yang kebenaran itu mengikuti أَهْوَآءَهُمْ, hawa nafsu mereka, لَفَسَدَتِ  ٱلْأَرْضُ, rusaklah bumi ini,.

Jadi yang merusak bumi itu أَهْوَآءَ, أَهْوَآءَ itu, أَهْوَآءَهُمْ itu, keserakahan, ketamakan, keinginan, tanpa apa, menjunjung tinggi kesepakatan-kesepakatan, إتفاق- إتفاق, al mawatih mal mawatih, ini, ketika itu tidak lagi diperhatikan, hancurlah bumi itu, termasuk kita Indonesia. Kalau kesepakatan-kesepakatan nasional kita itu dilanggar, rusak Indonesia ini. Karena itu, kita disuruh menjaga kesepakatan nasional, حفظ الميثاق, karena Indonesia ini dibangun berdasarkan kesepakatan nasional, الميثاق الوطني.

Karena itu saya menamakan negara Indonesia ini sebagai دار الميثاق, kalau ada boleh kesepakatan itu dilanggar, pasti rusak, NKRI itu rusak, لا فاسدة الإندونسية Indonesia rusak, kalau mengikuti hawa nafsu-hawa nafsu itu, nah ini yang harus dijaga.  حفظ الميثاق. Jangan memberi toleransi terhadap مخلفة الميثاق, menyalahi kesepakatan, ini pasti akan, jadi konsistensi kita menjaga. Dunia pun begitu, kalau berbagai kesepakatan-kesepakatan global yang harus dijaga ta[i dilanggar terus, terjadilah kerusakan iklim, terjadilah krisis energi. Karena terjadi وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ  ٱلْأَرْضُ, jadi kepentingan kita menjaga stabilitas itu bukan dalam arti untuk membangun status quo, tetapi bagaimana menjaga suasana kondusif ya dengan tidak menghilangkan, yaitu demokratisasi atau demokrasi di dalam negara. Jadi, kita mengharapkan di Indonesia kita bangun negara kesejahteraan, negara yang maju, tapi tidak perlu harus juga menghilangkan demokrasi, atau apa namanya itu, melemahkan aspek-aspek demokrasi.

Karena itu, Indonesia terus menjaga per 5 tahun itu terus diadakan pemilu. Mudah-mudahan di pemilu yang akan datang, PKB akan minimal itu nomer 3 ya, supaya bisa lebih berperan dalam menjaga negara, bangsa, sekaligus حماية الوطن , حماية الأمة, peran politiknya bisa lebih besar.

Dan kita berharap tentu pemilu ini tidak merusak keutuhan bangsa ini, tidak merusak kesatuan bangsa, tidak membangun terjadi keterbelahan. Dan perdebatan-perdebatan itu jangan sampai melewati yang membawa permusuhan. Tadi itu ayatnya saya dengar, dibaca ya, ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ. Jadi, berdebatlah kalian dengan cara yang lebih baik,  بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ. Jadi boleh berdebat, mendiskusikan bagaimana membangun negara yang baik itu boleh saja, ya, mencari yang terbaik itu boleh saja, wong itu satu, demokratis; keduanya, memang kita sedang mencari hal yang baik. Pemerintah juga sekarang mencari, memilih, ini menurut pemerintah yang terbaik, boleh saja dikritisi, tapi  بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ. Karena dengan cara yang terbaik itu, فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ. Andaikata ada saja antara kita suatu pihak dengan yang lain ada permusuhan, itu justru permusuhannya akan hilang. Karena cara-cara yang terbaik itu akhirnya menjadi saudara, walaupun berbeda karena بالتى هى أحسن, itu yang menurut kita itu.

Nah, yang menarik lagi وإما ينزغنك من الشيطان نزغ فاستعذ بالله, saya baca ditafsirnya itu, andaikata setan itu memengaruhi kamu untuk tidak menggunakan cara بالتى هى أحسن, itu jangan dituruti. Minta tolongnya kepada Allah, ber-taawudz-lah, minta perlindungan kepada Allah, supaya kamu jangan sampai melenceng dari cara-cara yang  بالتى هى أحسن. Kalau setan memang maunya kita jangan dengan cara yang terbaik itu, supaya terjadi permusuhan.

Karena ini, kalau kita sebagai orang yang saya bilang, mudah-mudahan kami masih partainya gerakan masih partainya, gerakan, masih politik kiai, saya tidak tahu kalau sudah bergeser ya, harus menggunakan cara-cara ini ya.

Saya berharap mudah-mudahan walaupun ada dinamika perkembangan, pembaharuan, tapi politik kiainya jangan ditinggalkan ya. Sebab kalau politik kiainya ditinggalkan, kiainya nanti pada pergi, pada pergi. Karena memang dulu, kenapa kiai mau? Karena ini tempat politiknya kiai, itu. Karena tidak punya wadah kiai, di mana dia? Dibuatlah PKB itu, مطية لحركة السياسية الكياهية, ini saya kira ini.

Kenapa saya tahu? Ya karena saya ikut meramu, ikut mendirikan, ikut menyiapkan, ikut memberikan landasan berpikirnya. Walaupun saya mungkin sudah dianggap sudah bukan PKB lagi. Tapi saya ikut bersama, dan ketika kita berhasil pada waktu itu menjadi nomor 3, bahkan berhasil menjadikan Gusdur sebagai Presiden Republik Indonesia. Ya itu kan, karena itu, kalau nggak ada PKB itu, Gusdur nggak jadi Presiden itu. Karena ada PKB, Gusdur jadi Presiden. Alhamdulillah waktu itu. Walaupun cuma 2 tahun, tapi yang penting jadi Presiden. Kiai jadi Presiden. Itu sudah luar biasa. Saya ditakdirkan jadi Wakil Presiden.

Jadi, kita memang berharap supaya jangan sampai kiai, jangan sampai negara ini sepi dari kiai, apa jadi Presiden apa Wakil Presiden. Minimal santrilah. Minimal santri. Betul apa tidak? Pokoknya harus ada kiai, atau santri yang jadi Presiden atau Wakil Presiden ya. Gusdur sudah mulai. Saya ngikutin, walaupun cuma Wakil Presiden. Nanti ada lagi Presiden atau Wakil Presiden ya, supaya bisa memberikan warna, tatanan kehidupan bangsa ini, seperti kata Hadratus Syekh Hasyim ‘Asyari, jangan sampai perpolitikan nasional kita itu kehilangan الروح الدينية. لقد ضعفت الروح الدينية في العالم السياسي الإندونيسي بل كادت تموت في هذه الأيام الأخيرة, telah melemah jiwa keagamaan dalam perpolitikan Indonesia, bahkan hampir mati pada akhir-akhir ini.

Itu saya kira yang dapat saya sampaikan, dan mudah-mudahan kita dijaga oleh Allah SWT. Dan para kiai saya harap jangan pernah berhenti menjaga umat, menjaga negara, ini tanggung jawab.

Ulama-ulama dulu menjaga negara itu menyebutkan di dalam masalah, apa namanya, مقاصد العامة لشريعة الإسلامية. Tujuan umum syariat Islam itu hanya 5, Imam Ghazali, Imam Syatibi, itu 5. Itu namanya حفظ الدين, menjaga agama. Itu مقاصدي, tujuan syariat. Nomor duanya حفظ النفس, menjaga jiwa. Nomor tiganya حفظ العقل, menjaga akal. Nomor empatnya حفظ النسل, menjaga keturunan, nomor limanya  حفظ المال. Ini ulama-ulama dulu menyimpulkan itu 5 sebagai مقاصد الشريعة. Tapi علماء متأخرين menambahkan satu lagi, selain yang 5 ini, apa? حفظ الوطن, menjaga tanah air juga, itu tujuan syariah. Karena apa? Karena dengan menjaga tanah air itu kita menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta.

Kalau menjaga harta saja من قتل دون ماله فهو شهيد, siapa yang mati menjaga hartanya dia syahid, bagaimana menjaga negara yang di dalamnya menjaga segala macam menjaga, itulah yang dulu ditunjukkan oleh ulama kepada santrinya, untuk menjaga dan membela negara. Para pejuangnya, laskarnya dinamakan سبيل الله, حزب الله, artinya menjaga negara itu termasuk حزب الله, artinya golongannya Allah في سبيل الله, jalan Allah, yang artinya itu bagian negara

Karena itu, kalau di dalam Nahdlatul ulama ditegaskan bahwa حب الوطن من الإيمان, cinta tanah air sebagian dari iman. Oleh karena itu, ketika merumuskan soal-soal perpolitikan kita, maka kita menjaga ini semua, termasuk حفظ الوطن, menjaga tanah air.

Nah, sekarang ini yang kita jaga itu ya kita, kalau dulu perang tentu sekarang kita bagaimana mensukseskan pembangunan nasional kita. Nah, ini Bu Ida ini, supaya bagaimana jangan sampai tenaga kerja kita itu tidak punya lapangan kerja. Makanya pemerintah ingin membangun investasi masuk, pemberdayaan UMKM, ini semua. Dan kiai-kiai harus mendorong itu, karena ini bagian daripada kita menguatkan umat ya.

Memang ada ajaran dulu itu karangan kiai, ini supaya diluruskan. Katanya gerakan kiai itu من أحب دنياه  أضر في , siapa yang cinta dunianya, akhiratnya bahaya. Ada hadisnya,  حب الدنيا رأس كل خطيئة, mencintai dunia itu sumber kesalahan. Nah, kalau tidak diberi pengertian yang benar ini bisa orang nggak mau duniawi. Nah, Syekh Nawawi Al Bantani mengatakan, yang dimaksud والمراد الحب الذي يحمله على ارتكاب نهي و تضييع بأمر, yang cinta yang seperti tadi, cinta dunia yang membawa bahaya akhiratnya, hadis itu kata Syekh Nawawi, وقول الحسن البصري موقوفا, ucapannya Imam Hasan Basyri yang mauquf itu, yaitu حب الدنيا رأس كل خطيئة, itu الحب الذي يحمله على ارتكاب نهي و تضييع بأمر, yaitu cinta yang membawa kepada untuk melanggar larangan Allah dan menyia-nyiakan perintahnya.

Jadi, kecintaan harta yang sampai meninggalkan kewajiban dan sampai melanggar perintah Allah itu و أما مطلق الحب و هو, cuma cinta saja sesuai proposional, sewajarnya, itu watak manusia. Jadi, ini harus didorong, bahkan ketika menafsiri ucapannya Ibnu Athaillah yang mengatakan اجتهادك فيما ضمن لك و تقصيرك فيما طلب منك دليل على انتماء البصيرة  منك, bahwa kesungguhanmu, usahamu dalam sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah, dan lalaimu terhadap yang menjadi tuntutan buat kamu, itu menunjukan bahwa mata hatimu sudah hilang, sudah buta mata hatimu itu.

Nah, Syekh Nawawi bilang , yang dimaksud itu, yang dicela itu, المضمون مذموم  itu, kalau dua-duanya ini اجتهاد, yang apa namanya اجتهاد فيما ضمن, ijtihad fima dumina و التقصير في ما طلب berusaha tapi yang dijamin, dan juga apa namanya itu, lalai terhadap apa yang diminta terhadap Allah itu, و أما الجهاد في طلب الرزق مع القيام بحقوق الله من غير تقصير ليس دليلا على عمي عين القلب بل هو بل هو الجهاد الأكبر, adapun mencari rezeki dengan tetap menjaga hak-hak Allah tanpa ada kelalaian itu bukan dalil hilangnya mata hati, bahkan بل هو الجهاد الأكبر itu sebenarnya jihad akbar. Jadi jihad akbar itu. Oleh karena itu, kita memberdayakan ekonomi masyarakat itu جهاد أكبر, untuk mereka supaya menjadi muslim yang kuat.

Nah, ini oleh karena itu, kita upayakan terus memberdayakan masyarakat, di dalam rangka penguatan, dan itu bagian dari جهاد أكبر, itu kata Syekh Nawawi Al Bantani. Jadi, jangan sampai kita kemudian melemahkan diri karena salah memahami secara benar tentang step-step yang sering diajarkan di pesantren.

Saya kita itu kiai sekalian, saya berharap kiai, terutama kiai-kiai yang tergabung dalam PKB itu jangan lemah, jangan bosan, terus berjuang menjaga umat, حماية الأمة و حماية الوطن, menjaga Dan melalui PKB, sekaligus supaya PKB juga berperan lebih besar ke depan ya. Untuk itu, supaya dalam pemilu juga menghasilkan sesuatu yang besar ya, harus jadi pemenang supaya bisa memberikan kontribusinya lebih besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Barangkali itu ya dari saya.

و الله الموفق إلى أقوم الطريق و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

***