Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahi walhamdulillah washalatu wassalmu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi wamaw walah.
Yang mulia Rais Aam PBNU dan seluruh jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Muhtasyar PBNU, pengurus wilayah, cabang, MBC, dan ranting, serta pengurus cabang istimewa dari berbagai negara.
Saya menyampaikan syukur alhamdulillah karena malam ini kita dapat menyelenggarakan doa bersama, bukan saja untuk kepentingan bangsa dan negara, tapi juga untuk seluruh dunia, untuk global. Karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada PBNU dan seluruh jajarannya.
Musibah corona ini memang tidak hanya dialami oleh Indonesia tapi oleh seluruh dunia. Lebih dari 200 negara terpapar oleh corona, lebih dari 1,5 juta orang terinfeksi corona. Oleh karena itu, musibah corona ini adalah al musibatul ‘ammah, musibah global, ad dhararul ‘aam, bahaya global yang menimpa seluruh dunia. Musibah corona ini tidak hanya mengancam jiwa, tetapi juga merusak dan memporakporandakan ekonomi dan sosial. Berbagai negara telah berusaha untuk mengatasi musibah ini dan kita Pemerintah Republik Indonesia juga sedang melakukan upaya-upaya yang intensif untuk menanggulanginya.
Lebih dari 400 triliun pemerintah dianggarkan untuk mengatasi musibah corona, untuk coronanya sendiri, untuk dampak yang diakibatkan, banyaknya mereka orang-orang bawah yang terkena, melalui jaring pengaman sosial atau bantuan sosial (bansos) dan juga untuk insentif perekonomian terutama untuk ekonomi lemah. Belum lagi dari pemerintah provinsi, pemerintah kota. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, PBNU, kepada ormas-ormas Islam yang telah mengambil bagian untuk ikut menanggulangi masalah corona ini.
Terima kasih kepada para ulama yang telah memberikan tuntunan, bimbingan, terutama dalam melaksanakan ibadah pada saat yang sulit ini, memberikan jalan keluar kemudahan-kemudahan, at taisir. Ini bukan saja saya kira, bukan dalam arti mencari sesuatu yang mudah-mudah saja atau tatabbu’urrukhash, bukan juga dalam arti al mubalaghah fit taisir, yaitu berlebihan di dalam mencari kemudahan. Tetapi ini adalah dalam rangka keadaan yang kritis, masyaqqah, al masyaqqah tajlibut taisir, kesulitan itu membawa kemudahan dan juga di dalam rangka prinsip yaitu at taisirul manhaji, memberikan kemudahan sesuai dengan prinsip-prinsip cara berpikir yang benar.
Di samping usaha-usaha yang kita lakukan, pemerintah, masyarakat sebagai orang-orang yang beriman kita juga harus ada upaya-upaya batiniah selain lahiriah, memohon kepada Allah Subhannahu wata’ala. Sekali lagi saya ingin menyampaikan terima kasih atas inisiatif PBNU malam ini untuk melakukan doa bersama dan pertaubatan global.
Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini diterima oleh Allah, karena Allah Mahakuasa. Allah-lah yang mampu menghilangkan segala kesulitan, Allah yang dzu quwwatin, punya kekuatan, Allah yang mampu li daf’il balaa’ wal wabaa’ wal amraad wal asqam, untuk menghilangkan bala, wabah, dan penyakit-penyakit.
Melalui majelis ini kita ingin senantiasa meminta kepada Allah, iyyaahu na’budu wa iyyahu nasta’iin, hanya kepada Allah-lah kita menghamba dan kepada Allah kita meminta pertolongan. Nasta’inu ‘ala umuriddunya waddin, mohon pertolongan terhadap masalah dunia dan masalah agama. Nasta’in li daf’il adhrar, mohon pertolongan untuk menghilangkan berbagai bahaya. Nasta’in li daf’il balaa’ wal wabaa’ wal amraad wal asqam, yaitu minta tolong kepada Allah Subhannahu wata’ala untuk menghilangkan segala mara bahaya, segala wabah, dan penyakit-penyakit yang ada saat ini dengan upaya-upaya lahiriah batiniah oleh semua pihak.
Saya yakin Insyaa Allah, apa yang kita inginkan kita pintakan Allah akan mengabulkannya. Mudah-mudahan acara malam ini acara yang akan memberikan keberkahan, kebaikan kemaslahatan, bukan hanya kepada kita bangsa Indonesia, tetapi juga seluruh negara di dunia, sehingga wabah ini tidak telalu lama lagi akan bisa hilang dan kita kembali seperti biasa.
Wallahul muwafiq ila aqwamit thariq,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.